AGAMA DAN GEREJA 20, 21


PELENGKAP KATEKISMUS HEIDELBERG: Bidang Kemajemukan Agama dan Kepelbagaian Gereja

20. Pertanyaan: Bagaimana pandangan kita terhadap agama?
Jawab: Agama adalah salah satu wujud keistimewaan manusia, yang digunakan sebagai sarana untuk menjalin relasi dengan Tuhan. Inilah yang disebut dengan kesadaran religius. Hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut: Manusia diciptakan dengan proses “Tuhan menghembuskan nafas-Nya”a sehingga di dalam diri setiap manusia ada unsur ilahi, yang kemudian senantiasa memanggil untuk berhubungan dan kembali kepada-Nya.b Manusia diciptakan segambar dengan Allah, artinya di dalam diri manusia diberi sifat-sifat yang ada pada Tuhan. Sebagai gambar Allah,c manusia akan senantiasa mencari Allah sebagai “gambar yang sejati”. Dalam proses pencarian itu, manusia menciptakan agama sebagai sarana mengenal Allah. Namun agama bukan hanya menyangkut kepercayaan manusia kepada Tuhan, tetapi juga menyangkut tugas manusia mewujudkan kehidupan di dunia ini sesuai dengan kehendakNya.d
____________________________________________________________________
a. Kejadian 2:7: Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
b. Pengkhotbah 3:11: Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka.
c. Kejadian 1:27: Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambarNya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. (band. Katekismus Heidelberg, pert. 6, serta Pelengkap Katekismus Heidelberg, pert. 5)
d. Matius 22:37-39: Jawab Yesus kepadanya: Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu. Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua yang sama dengan itu ialah: kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.” Markus 16:15: Lalu Ia berkata kepada mereka, ”Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada seluruh makhluk.

21. Pertanyaan: Menurut iman Kristen, dari mana asal muasal pluralitas agama?
Jawab: Setelah jatuh dalam dosa, manusia berupaya kembali kepada Tuhan dengan pelbagai cara. Dalam upayanya untuk menjalin kembali relasi dengan Tuhan, manusia menciptakan berbagai cara, yang kemudian disebut agama, sesuai dengan konteks yang dihadapinya.a Tuhan juga menyatakan diri dengan pelbagai cara kepada manusia.b Sebaliknya, iblis berusaha dengan pelbagai cara untuk semakin menjauhkan manusia dari Tuhan.c Tuhan sementara membiarkan kepelbagaian itu,d sampai pada akhirnya Ia menyatakan Firman-Nya dalam diri Yesus Kristus “supaya dalam nama Yesus bertekuk lutut segala yang ada di langit dan yang ada di atas bumi”.e

a. Kejadian 4:3-7: Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemaklemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu, tetapi Kain dan korban persembahannya tidak diindahkan-Nya. Lalu hati Kain menjadi sangat panas, dan mukanya muram. Firman TUHAN kepada Kain: “Mengapa hatimu panas dan mukamu muram? Apakah mukamu tidak akan berseri, jika engkau berbuat baik? Tetapi jika engkau tidak berbuat baik, dosa sudah mengintip di depan pintu; ia sangat menggoda engkau, tetapi engkau harus berkuasa atasnya.” Kisah Para Rasul 17:22-23: Paulus pergi berdiri di atas Areopagus dan berkata: “Hai orang-orang Atena, aku lihat, bahwa dalam segala hal kamu sangat beribadah kepada dewa-dewa. Sebab ketika aku berjalan-jalan di kotamu dan melihat-lihat barang-barang pujaanmu, aku menjumpai juga sebuah mezbah dengan tulisan: Kepada Allah yang tidak dikenal. Apa yang kamu sembah tanpa mengenalnya, itulah yang kuberitakan kepada kamu. Roma 2:14-16: Apabila bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki hukum Taurat oleh dorongan diri sendiri melakukan apa yang dituntut hukum Taurat, maka, walaupun mereka tidak memiliki hukum Taurat, mereka menjadi hukum Taurat bagi diri mereka sendiri. Sebab dengan itu mereka menunjukkan, bahwa isi hukum Taurat ada tertulis di dalam hati mereka dan suara hati mereka turut bersaksi dan pikiran mereka saling menuduh atau saling membela. Hal itu akan nampak pada hari, bilamana Allah, sesuai dengan Injil yang kuberitakan, akan menghakimi segala sesuatu yang tersembunyi dalam hati manusia, oleh Kristus Yesus.
b. Roma 1:19-20: Karena apa yang dapat mereka ketahui tentang Allah nyata bagi mereka, sebab Allah telah menyatakannya kepada mereka. Sebab sifat-sifat-Nya yang tidak tampak, yaitu kekuatan-Nya yang kekal dan keilahian-Nya, dapat tampak dan dipahami dari karya-Nya sejak dunia diciptakan, sehingga mereka tidak dapat berdalih. Kisah Para Rasul 14:16-17: Pada zaman yang lampau Allah membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, tetapi Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai-bagai kebajikan, yaitu dengan menurunkan hujan dari langit dan dengan memberikan musim-musim subur bagi kamu. Ia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan.
c. 1 Korintus 10:20: … persembahan mereka adalah persembahan kepada roh-roh jahat ….
d. Ulangan 4:19b: … matahari, bulan dan bintang-bintang … TUHAN Allahmu membiarkan bangsa-bangsa lain menyembah benda-benda itu. (Terjemahan Bahasa Indonesia Masa Kini)
e. Filipi 2:10 Ibrani 1:1-2: Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dengan berbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi, maka pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya yang telah Ia tetapkan sebagai ahli waris segala sesuatu. Melalui Dia Allah telah menjadikan alam semesta. (band. Lima Dokumen Keesaan Gereja – Pemahaman Bersama Iman Kristen di Indonesia, pokok 6 dan 16 di versi tahun 1990 dan 1994 = pokok II.2.3.1.2 dan II.2.3.5.2 di Dokumen Keesaan Gereja 2000)

SUMBER:
http://www.heidelberger-katechismus.net/daten/File/Upload/PKH1-04Indonesia.pdf