AKU BANGGA PADAMU


SH: Kid 3:6–5:1
AKU BANGGA PADAMU
Perikop 3:6-5:1 ini bisa disebut jantung kitab Kidung Agung. Pertumbuhan cinta mengangankan puncaknya ketika pasangan memasuki mahligai pernikahan (3:6-11, 4:1-5:1). Selain megah (3:6-11), upacara itu berintikan luapan kekaguman pengantin laki-laki kepada pengantin perempuan. Perasaan bangga itu diungkapkan dengan menggunakan ilustrasi: padang gurun (3:6) yang dikontraskan dengan kebun (4:15); kemegahan Salomo yang dimahkotai (3:11) sama dengan kecantikan mempelai perempuan (4:1); penggunaan mur dan kemenyan (3:6, 4:6, 14); aroma kayu dari Libanon (3:9, 4:11).

Kekaguman suami terhadap istrinya tidak sebatas pada tubuh (mata, rambut, mulut, leher, buah dada). Keseluruhan cinta dan kepribadiannya bagaikan misteri yang tak akan pernah habis menimbulkan takjub (4:12-15). Suami yang bangga pada istrinya akan menumbuhkan perasaan penerimaan serta percaya diri yang sehat dalam diri istrinya. Alkitab sudah mengajarkan bahwa kata-kata pujian adalah ekspresi cinta yang sehat untuk dilakukan sepasang kekasih. Cinta yang sejati tidak hanya memberi pujian, bahkan melihat kekasih sebagai orang yang tak ada cacat cela (7). Ini bukan cinta buta, melainkan kasih yang menutupi segala sesuatu (1Kor. 13:7), termasuk kekurangan pasangan kita. Sebagaimana doa Yesus bagi mereka yang menyalibkan-Nya (Luk. 23:34), Dia menutupi keberdosaan mereka di hadapan Bapa. Penerimaan mempelai laki-laki akan kekasihnya menggerakkan mempelai wanita untuk mempersembahkan kebunnya bagi mempelai laki-laki (Kid. 5:1).

Bangga terhadap pasangan kita berarti menghargai anugerah Allah atas diri dan keluarga kita. Kita bukan menutup mata pada kelemahan pasangan kita, melainkan membuka mata kepada proses pembentukan yang Allah sedang kerjakan atas pasangan kita.

Renungkan: Kapan terakhir kali Anda berkata pada pasangan Anda, “Aku bangga padamu”?

SUMBER:
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=22&chapter=3&verse=6