BAPTISAN DAN PERJAMUAN KUDUS

BAPTISAN DAN PERJAMUAN KUDUS
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN TEOLOGI REFORMATORIS PROTESTAN

Persamaan Teologi Luther, Zwingli dan Calvin
Baik Luther, Zwingli dan Calvin memahami bahwa pelayanan sakramen gereja tidak dapat menyelamatkan. Karena dalam teologi Luther, Zwingli dan Calvin hanya Alkitab yang merupakan sumber kebenaran ilahi. Maka pemberitaan firman (khotbah) menjadi titik sentral dalam ibadah, dibandingkan dengan sakramen yang dianggap sangat penting dalam Gereja Katolik Roma.

Perbedaan Teologi Luther, Zwingli dan Calvin
Perbedaan antara Teologi Luther, Zwingli dan Calvin lebih banyak dibandingkan dengan persamaannya. Secara khusus kita akan menyoroti perbedaan Baptisan Kudus dan Perjamuan Kudus.

MARTIN LUTHER (1483-1546)- WITTENBERG

Baptisan: Luther menekankan kembali hubungan yang erat antara Sakramen dan Firman Allah. Menenai baptisan, Luther berpandangan bahwa Baptisan Kudus merupakan tanda yang ditetapkan Allah untuk memeteraikan janji-Nya sebagai pengampunan dosa manusia. Namun, Luther tetap mempertahankan bahwa percaya akan janji Allah perlu, karena hanya dalam iman orang dapat menikmati pengampunan yang dijanjikan dalam baptisan. Luther menyetujui Baptisan Anak, dan ia berpandangan bahwa tidak perlu orang mempunyai iman yang matang untuk menerima baptisan, sebab bukan imanlah yang menjadikan baptisan efektif, melainkan janji Allah.

Perjamuan Kudus: Luther menolak doktrin Katolik Roma mengenai transsubstansiasi, tetapi tetap percaya akan kehadiran yang nyata dari tubuh dan darah Kristus “di bawah” roti dan anggur dalam Perjamuan Kudus. Luther lebih menonjolkan iman dalam Perjamuan Kudus. Bagi Luther Perjamuan Kudus adalah tanda nyata bahwa keselamatan yang dijanjikan dalam Firman mengenai penebusan dosa oleh Kristus pada kayu salib, benar-benar diberikan kepada orang yang menyerahkan diri dalam iman kepada Allah yang rahmani. Tanpa iman, Perjamuan Kudus menjadi tanda keselamatan yang tidak efektif..
Catatan :
1.Transubtansia (Roma Katolik) dalam perjamuan kudus: roti dan anggur berubah benar benar menjadi tubuh dan darah Kristus setelah didoakan oleh imam. Oleh karena itu sisa roti dan anggur (karena ada unsur tubuh dan darah Kristus) tidak boleh dibuang atau diberikan kepada siapa saja yang tidak berhak, tetapi disimpan untuk kali berikutnya.
2.Konsubstansia (Lutheran). – Dalam Perjamuan Kudus – dalam roti dan anggur hadir tubuh dan darah Kristus bersama sama (berdiam bersama) dengan unsur roti dan anggur.

ULRICH ZWINGLI (1484-1531)- ZURICH- SWISS

Baptisan: dalam salah satu karyanya, Zwingli menulis buku berjudul Baptisan, Baptisan Ulang dan Baptisan Anak. Di dalamnya ia membela dilakukannya baptisan anak, baginya baptisan anak merupakan tanda perjanjian, dan perjanjian meliputi seluruh keluarga bukan hanya oknum-oknum tertentu. Namun, meskipun ia mempertahankan baptisan anak, Zwingli (berlainan dengan Luther) menolak kepercayan Katolik Roma, bahwa baptisan, juga baptisan anak memberikan kelahiran baru dan pengampunan dosa (secara otomatis) walaupun tanpa hadirnya iman. Zwingli berpendapat bahwa baptisan merupakan tanda luar dari iman kita. Lebih lanjut Zwingli berpandangan bahwa sakramen (baptisan) adalah tindakan simbolis, yang menunjuk kepada keselamatan yang diberikan Kristus dan yang dipakai oleh orang-orang percaya untuk memperingati dan untuk menyatakan iman mereka.

Mengenai Perjamuan Kudus: Zwingli menolak kehadiran yang nyata dari tubuh dan darah Kristus, ia menegaskan bahwa roti dan anggur hanya lambang dari tubuh dan darah Kristus. Bagi Zwingli Perjamuan Kudus merupakan peringatan pengucapan syukur, pada waktu mana kita memperingati karya Kristus di kayu salib. Ia juga berpendapat, bahwa “tubuh” dan “darah” adalah lambang untuk keselamatan yang diperoleh Kristus dengan tubuh dan darah-Nya di kayu salib.

JOHANNES CALVIN (1509-1564)- ZURICH- SWISS
Baptisan: Calvin melihat baptisan sebagai tanda (meterai) pengampunan dosa dan kelahiran baru. Pengampunan ini diberikan Allah kepada manusia sebelum ia lahir, sehingga tidak dapat diikat pada pelayanan baptisan. Lebih lanjut baptisan menurut Calvin menandai bahwa orang percaya ikut serta dalam kematian dan kebangkitan Kristus, dan bahwa orang percaya menjadi satu dengan Kristus. Konsekuensi dari ikatan baptisan dengan keanggotaan gereja bagi Calvin adalah bahwa pelayanan baptisan harus terjadi di dalam kebaktian jemaat, oleh pejabat yang ditentukan oleh gereja, yaitu Pendeta.

Perjamuan Kudus: Calvin berpandangan, bahwa Perjamuan Kudus adalah tanda, tetapi bukan tanda kosong, sebab tanda ini diberikan Allah melalui Anak-Nya, supaya orang percaya melalui roti dan anggur betul-betul dipersatukan dengan tubuh dan darah Kristus. Dalam Perjamuan Kudus, Kristus betul-betul hadir (secara rohani) untuk menjadi satu dengan orang-orang percaya, dan menguatkan iman mereka. Kristus membuat makanan jasmani menjadi rohani, sehingga orang-orang yang ikut dalam Perjamuan Kudus menerima apa yang telah diterima Kristus pada kayu salib, yakni pengampunan dosa dan hidup yang kekal.

Refleksi.
Perbedaan adalah bagian dari kehidupan. Kehidupan dimulai dari perbedaan. Lihatlah kisah penciptaan yang diceritakan dalam kitab Kejadian, Allah menciptakan banyak makhluk dan benda dengan fungsinya masing-masing. Betapa kayanya dunia ini dengan keberagaman. Allah mencipta dengan keberagaman yang indah untuk saling melengkapi dan menciptakan kehidupan.
Manusia sering kali mengharapkan keseragaman. Keseragaman dianggap sebagai kekuatan dan kebersamaan. Sebaliknya tidak seragam dianggap sebagai kelemahan dan keretakan. Tidak jarang dalam hidup bersama, kita menciptakan keseragaman dengan menekan dan menyisihkan yang berbeda. Mereka yang memiliki cara berpikir yang berbeda, cara pandang yang berbeda, kebiasaan yang berbeda, dianggap sebagai keanehan yang menjengkelkan sehingga dengan cepat mereka ditempatkan di luar lingkaran (jika tidak disisihkan). Dengan demikian kita telah gagal mengelola perbedaan sehingga perbedaan menjadi pemicu dari banyak pertikaian dan permusuhan.
Kembali kepada ketiga tokoh reformasi diatas , meskipun ketiga tokoh tersebut memiliki banyak perbedaan dalam mereformasi gereja, namun mereka memiliki dasar yang sama, yaitu bahwa kebenaran ilahi harus di cari dalam Alkitab.

Mengingat diantara reformator saja banyak perbedaan dalam pandangan teologis mereka maka diharapkan agar kita tidak terjebak dalam sikap merasa diri paling unggul (triumfalistik) dalam mengklaim kebenaran kebenaran Alkitab, sebab sikap semacam itu cenderung menghakimi dan makin memperuncing perbedaan dan menjauhkan hubungan antar gereja. Ingat ditengah segala perbedaan itu kita mempunyai satu kepala yaitu Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja. (Ef.4:15)
Pegang pula petunjuk dari Efesus 4:2-6
4:2
Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut, dan sabar. Tunjukkanlah kasihmu dalam hal saling membantu.
4:3
Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh ikatan damai sejahtera:
4:4
satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu,
4:5
satu Tuhan, satu iman, satu baptisan,
4:6
satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan oleh semua dan di dalam semua.

Sumber tulisan:
http://hendirusli.blogspot.co.nz/2008/11/persamaan-dan-perbedaan-teologi.html

Bacaan Lanjutan Teologi Perjamuan Kudus
https://www.researchgate.net/publication/282855258_Teologi_Perjamuan_Kudus_Suatu_Perbandingan_Pandangan_Gereja_Katholik_Luther_Zwingli_dan_Calvin

Bacaan Lanjutan Teologi Baptisan Kudus
http://zonatheologia.blogspot.co.nz/2013/03/gereja-dan-baptisan.html