CINTA KASIH


CINTA KASIH

Suatu hari Kapak, Gergaji, Palu, dan Nyala Api mengadakan perjalanan bersama-sama. Di tengah gurun perjalanan mereka terhenti lantaran terhalang sebatang besi baja yang melintang di jalan. Berbekal kekuatan masing-masing, mereka berusaha menyingkirkan baja tersebut
“Beres! Akan aku singkirkan,” kata Kapak. Baja tersebut lantas dihantamnya bertubi-tubi. Namun karena keras dan kuat, akhirnya mata kapak malah tumpul. Kapak menyerah.
“Kalau begitu, biar aku saja yang urus,” giliran Gergaji unjuk gigi. Dengan gigi-giginya yang tajam, ia langsung menggergaji. Hasilnya? Sama saja. Gigi gergaji rontok semua.
“Apa kubilang!” timpal Palu. “Kalian tidak akan bisa melakukan hal ini. Akan kutunjukkan caranya.” Apa yang terjadi? Baru sekali ia memukul, kepalanya terpental sendiri, benjol. Sedangkan Baja tetap tak berubah.
Sementara itu, Sang Api yang sedari tadi diam saja mendengarkan semua pertengkaran teman-temannya kini angkat bicara. “Boleh aku mencoba membantu kalian?” Tanpa menunggu lagi ia segera melingkarkan diri dan memeluk dengan lembut si baja pengalang tersebut. Ia mendekap erat-erat baja tersebut tanpa melepaskan diri. Akhirnya baja yang keras itu pun meleleh dan cair.
Ada banyak hati yang cukup keras untuk melawan kemurkaan dan kemarahan demi harga tinggi. Tapi jarang ada hati yang tahan melawan nyala api cinta kasih yang hangat
SUMBER :
http://intisari.grid.id/Inspiration/Tell-Your-Story/Jadilah-Nyala-Api-Yang-Menghangatkan-Bukan-Yang-Menghanguskan

Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar diantaranya ialah KASIH. ( I KOR 13:13 )