MANUSIA DAN SIMBOL


MANUSIA TIDAK PERNAH LEPAS DARI SIMBOL
Ernst Cassier bahkan menyatakan bahwa manusia adalah ‘animal symbolicum’ yang merenung, mencipta dan mencapai tujuannya karena mampu mengirim dan menangkap pesan dan maknanya, di dalam atau di balik simbol itu. Sejak jaman purba hingga modern, yang ditandai dengan kemajuan dalam bidang sains, seni, psikologi dan agama, simbol memainkan perannya.[2] Demikian juga dalam bidang agama. Simbol diperlukan untuk mengungkapkan perasaan religius terdalamnya, yaitu takjub dan gentar pada Allah sebagai esensinya. Maka terwujudlah perangkat simbolis keagamaan seperti tata gerak penyembahan, bentuk-bentuk persembahan atau sesaji, tata waktu ibadah, bentuk tempat ibadah, perangkat ajaran, pengakuan iman dan lain sebagainya yang khas[3].

Hidup manusia sejak lahir sampai meninggal dipenuhi dengan upacara, dan berbagai macam simbol yang menyertainya. Misalnya, hal ini jelas dalam tradisi Jawa[4]. Sejak dalam kandungan ibu hingga nanti dikubur dalam kandungan bumi terdapat berbagai simbolisasi.

Demikian pula dalam ibadah agama Kristen, juga bergerak dalam lingkup simbolik itu.
Melalui simbol-simbol dalam ibadah, manusia masa kini masuk dalam peristiwa ribuan tahun yang lalu, seturut dengan kesaksian para penulis Alkitab tentang pengalaman mereka bersama Allah. Atau dengan kalimat yang berbeda: peristiwa Allah dalam Yesus Kristus dihadirkan pada masa kini dalam ibadah. Maka ibadah itu sendiri adalah simbol perjumpaan dan dialog antara Allah dan manusia. Ketika Allah menjumpai dan berbicara kepada manusia disebut katabatis. Ketika manusia merespon dan menuju pada Allah disebut anabatis. Maka melalui simbol perjumpaan antara manusia dengan Allah dimungkinkan.
Misalnya, melalui roti dan anggur dalam Sakramen Perjamuan Kudus yang kita terima, menyimbolkan perjumpaan kita dengan Yesus Kristus. Kita yang mempersembahan diri berjumpa dengan Yesus yang memberi Diri.Ketika ibadah bermakna saling memberi diri, maka ibadah menjadi sangat basah dengan rasa syukur dan ketulusan yang membuncah. Liturgi adalah peristiwa perjumpaan.Pada liturgi itulah perjumpaan antara manusia dengan Allah dan manusia dengan manusia dirayakan dalam peristiwa Yesus Kristus menjadi kenyataan[5]. Demikianlah besarnya, dampak makna dari simbol dalam ibadah.[6]

SUMBER:
https://www.gkjgrogoljakarta.com/2017/09/26/simbol-dalam-gereja/