MENCARI KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN.
1.Dalam suatu musibah apalagi berskala nasional seperti halnya Pandemi Covid19 diharapakan semua pihak prihatin, mengikuti peraturan yang digariskan pemerintah dan membantu sesama yang sedang menderita dan kekurangan. Banyak pihak yang melakukan itu, tetapi tidak kurang pula mereka mereka yang memakai kesempatan tersebut untuk mencari keuntungan. Orang cari untung itu oke oke saja, tetapi kalau waktu musibah mencari untung tanpa mengingat penderitaan disekeliling dipertanyakan hati Nurani orang tersebut.
2.Dalam suasana pandemic ini ada perusahaan pemakaman yang mencari untung secara berlebihan seperti kutian ini : Broadcast ‘Kartel Kremasi‘ (https://news.detik.com/berita/d-5648104/viral-biaya-kremasi-disebut-capai-rp-45-65-juta-dki-imbau-ini-ke-yayasan)
Sebelumnya, sempat muncul pesan berantai yang berisi curhat seorang warga Jakarta Barat. Warga itu mengaku ditawari bantuan mencarikan krematorium untuk ibunya yang meninggal karena COVID-19 oleh seorang petugas Dinas Pemakaman. Oknum tersebut mengatakan kremasi bisa dilakukan dengan tarif Rp 45-65 juta.
Warga itu pun mengeluhkan harga kremasi yang sampai puluhan juta rupiah karena sebelumnya jenazah sang kakak dikremasi dengan biaya tak sampai Rp 10 juta. Kejadian itu disebut terjadi pada 12 Juli 2021.
3.Dalam konteks yang lain pedagang obat menaikkan harga obat ivermectin (sebenarnya obat cacing) yang dipercayai bisa mengobati penyakit Covid19
Jika biasanya harga Ivermectin Rp 74 ribu per kotak namun dinaikkan menjadi Rp 475 ribu per kotak.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus menyayangkan adanya permainan harga Ivermectin itu. Menurut Yusri, tindakan pedagang tersebut telah menyusahkan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
“Saya bilang jangan nyusahin masyarakat, jangan cari keuntungan di saat kita dilanda pandemi Covid-19,” kata Kombs Pol Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Selasa (6/7/2021).
(https://www.tribunnews.com/metropolitan/2021/07/06/obat-ivermectin-dijual-dari-harga-rp-75000-jadi-rp-700000-di-online-polisi-buru-pelaku.)
4.Disamping pelaku ekonomi ada juga para politikus yang mencoba mencari kesempatan dalam kesempitan. Dalam hubungan dengan itu Puan Maharani Ketua DPR RI mengimbau agar seluruh komponen bangsa tidak saling tuding, tidak saling serang, maupun berseberangan. Dia menyayangkan adanya pihak-pihak yang justru bersikap bahkan mengeluarkan pernyataan yang berpotensi melukai hati rakyat.
Menurut Puan, sikap yang ingin mengambil keuntungan secara politik tersebut tidaklah pantas diungkapkan di tengah penderitaan dan perjuangan seluruh anak bangsa menghadapi ancaman pandemi Covid-19.
“Yang kita butuhkan saat ini adalah imun, rasa empati, dan gotong royong yang kuat untuk bisa sama-sama keluar dari masa-masa sulit ini. Bukannya ucapan yang saling melemahkan dan mengikis persatuan,” ujar Puan.( https://nasional.tempo.co/read/1482361/puan-maharani-sentil-pihak-yang-ingin-ambil-keuntungan-politik-saat-pandemi/full&view=ok)
5.Menurut Denny Siregar : Dalam sebuah musibah, selalu muncul dua karakter berbeda, mereka adalah pahlawan dan satunya lagi pecundang. Dua karakter yang berlawanan ini selalu dihadirkan untuk kita supaya kita belajar memilih untuk menjadi karakter yang mana. Tapi bagi Denny Siregar, karakter pahlawan itu dapat dilihat melalui Sarah Gilbert. Kemarin dalam Roti HIdup telah ditampilkan tokoh Prof Sarah Gilbert, salah satu tokoh penemu VAksin AstraZenneca. Biarlah kita memilih karakter yang baik, menjadi orang berguna dan memberi berkat bagi masyarakat disekeliling kita terlebih pada masa pandemi ini.
https://www.youtube.com/watch?v=OYHRHjFfXR4