MODEL PELAYANAN YESUS SEBAGAI SUMBER INSPIRASI 5

MODEL PELAYANAN YESUS SEBAGAI SUMBER INSPIRASI (5)

https://alkitab.sabda.org/resource.php?topic=723&res=jpz

1.Robert E. Coleman menguraikan strategi Yesus sebagai Pemberita Injil Kerajaan Allah dalam karya-karya The Master Plan of Evangelism dan The Mind of The Master. Dalam karya pertama, Coleman, dosen di Trinity Evangelical Divinity School, Amerika Serikat, menyatakan kekagumannya akan pendekatan Yesus dalam rangka memberitakan Injil ‘Kerajaan Allah. Bagi Coleman, Yesus adalah model yang sejati dalam hal pemberitaan Injil. Yesus datang melakukan pemberitaan Injil melalui perkataan dan perbuatan secara terintegrasi. Selain itu, Yesus tidak bekerja sendiri (single fighter). Dia mendoakan, memilih, melatih, mendampingi, menugaskan, memberi perhatian bagi murid-muridnya. Kebersamaan dengan murid-murid yang dipilih dan dilatihNya amat penting bagi Yesus dalam karya-Nya selama tiga setengah tahun.

2.Dalam karya kedua, Coleman melakukan studi mendalam, juga terhadap keempat Injil, lalu mengemukakan apa Baja yang menjadi rahasia pribadi dan kehidupan Sang Pemberita Injil itu. Menurut pemahaman Coleman, Yesus mendasarkan kehidupan-Nya dalam ketergantungan dalam Bapa dan Roh Kudus. Roh Kudus menguasai kehidupan Yesus. Kehidupan doa Yesus juga menjadi teladan yang tak bisa diabaikan, jika ingin meraih sukses dan kemenangan dalam hidup dan pekerjaan. Selain itu, Yesus senantiasa berdasarkan pada Kitab Suci dalam pekerjaan-Nya. Dia benar-benar memahami arti dan dinamika Injil Kerajaan Allah itu. Selain jalan salib merupakan pilihan utama bagi diri-Nya, visi sorga dan Kerajaan Sorga juga amat terang dalam kehidupan dan pemikiran Yesus.

3.Bahwa Yesus adalah seorang pemimpin dan pembuat pemimpin yang sukses, diungkapkan oleh Leighton Ford dalam Transforming Leadership. Ford menyatakan bahwa rahasia kepemimpinan Yesus terletak pada ketaatan-Nya kepada yang mengutus yakni Bapa. Sekalipun Yesus adalah Mesias, namun Ia belajar dan mengembangkan strategi yang jitu dalam hal memimpin. Ford menyimak bahwa Yesus tidak mengerjakan tugas sendirian namun mencari calon pemimpin masa depan untuk mengemban misi-Nya. Karena itu Dia mengajar, melatih bagaimana mengerjakan tugas kepemimpinan, khususnya melalui kehambaan (servanthood). Yesus menegaskan kepada murid-muridNya bahwa memimpin berarti menjadi gembala, mengajar, berkhotbah guna menyatakan visi Kerajaan Allah. Dalam pemahaman Yesus, seorang pemimpin ialah seorang yang bergumul dalam hal-hal sulit, rela menghadapi berbagai resiko, namun menopang, memelihara dan membangun yang dipimpin.