SAAT IMAN DAN AKAL BERBENTURAN:
ALAM SEMESTA MENURUT AJARAN ALKITAB DAN EVOLUSIONISME
oleh: Fanny Y. M. Kaseke, SP., M.Th.
ABSTRAK
1.Perbedaan pendapat tentang penciptaan alam semesta merupakan suatu isu yang selalu hangat dibicarakan. Di satu sisi pandangan Kreasionisme (perspektif Teologia) mengatakan alam semesta diciptakan langsung oleh Allah; sementara di sisi lain pandangan evolusionisme (perspektif sains) memandangnya sebagai kebetulan atau alami. Akhirnya isu ini melahirkan dua wawasan dunia yang saling berhadapan satu dengan yang lain.
2.Buku-buku yang ditulis oleh pendukung kreasionisme telah berusaha memukul pendapat kubu evolusionisme; sementara buku-buku yang ditulis oleh evolusionisme telah berusaha meniadakan konsep-konsep kreasionisme. 1 Secara umum, kedua kubu dapat terbedakan dari pemahaman mereka tentang mulanya alam semesta dan usia bumi.
3.Pendukung kreasionisme menganut usia bumi yang muda (young earth creationist-YEC), sementara lazimnya para pendukung evolusisme menganut usia bumi tua (old earth creationist-OEC). Menurut YEC, usia bumi (alam semesta) berkisar 5000 sampai 6000 tahun berdasarkan biblical genealogical tables (tabel silsilah dalam Alkitab), sementara menurut OEC usia bumi dan alam semesta berkisar 4,54 juta tahun (Martin, 2004: 212-213).
George de Buffon, salah satu pionir teori evolusi, pertama kali menyatakan bahwa umur bumi lebih tua dari 80 ribu tahun. Geologis James Hutton dan Charles Lyell menunjuk pada umur yang lebih tua lagi. Dengan berkembangnya teori evolusi, perkiraan umur bumi menjadi semakin tua. Hari ini para pendukung evolusi menerima bahwa umur bumi adalah 4,5 juta tahun dan makhluk hidup pertama ada 3,5 juta tahun lalu. Angka ini digunakan oleh berbagai media cetak dan elektronik, literatur sains dan sumber-sumber yang lain (Stewart, 2016). Teori lain tentang usia alam semesta menurut Wilkinson Microwave Anisotropy Probe (WMAP) malah mencapai 13,7 milyar tahun dihitung sejak terjadinya peristiwa ledakan besar (big bang).