FIRMAN MU ADALAH PELITA BAGI KAKI KU


FIRMAN MU ADALAH PELITA BAGI KAKI KU
Mzm 119:1-176

1.Mazmur ini lain daripada yang lain, keunggulannya melebihi semua mazmur yang lainnya. Mazmur ini jauh lebih panjang dibandingkan dengan mazmur-mazmur lain, lebih dari dua kali lipat mazmur yang mana saja. Tampaknya mazmur ini merupakan kumpulan seruan kesalehan dan kesungguhan Daud. Semuanya ia kumpulkan dari buku hariannya yang tercecer, ditambahkan dengan banyak kata, dan diramu menjadi mazmur ini. Karena itu, jarang kita lihat ada kaitan erat di antara ayat-ayat, sehingga, seperti Amsal Salomo, mazmur ini dapat diibaratkan seperti sekotak perbendaharaan yang berisi banyak cincin emas, bukan seuntai mata rantai emas.

2.Mazmur yang pada dasarnya adalah sebuah syair didaktis ini berbentuk sebuah kesaksian pribadi. Kendatipun syair tersebut berisi kiasan-kiasan mengenai penganiayaan dan memperlihatkan ciri-ciri khas tertentu dari ratapan, tujuan utamanya ialah mengagungkan Tôrâ (Taurat atau Ajaran Allah). Pemazmur menujukan hampir setiap ayat untuk Allah, dengan menggunakan berbagai bentuk permohonan. Pada saat bersamaan, dia menggunakan sinonim tertentu untuk Taurat itu,. Sinonim itu adalah: taurat, peringatan-peringatan, titah-titah, hukum-hukum, perintah-perintah, ketetapan-ketetapan, perkataan-perkataan, firman, hidup, dan jalan. Mungkin, ketika memakai sepuluh istilah tersebut untuk menerangkan Taurat Allah, dia sedang mengikuti petunjuk dari Mazmur 19:8-10, di mana enam sinonim untuk taurat itu dipergunakan.

3.Banyak orang Kristen salah mengerti Taurat. Mereka tidak habis mengerti bagaimana mungkin orang memuji-muji keindahan Taurat bahkan menyatakan kecintaan terhadapnya. Bukankah Taurat adalah peraturan- peraturan yang sebagian besar bersifat larangan? Bagaimana mungkin orang mencintai peraturan apalagi larangan, lagipula bukankah Taurat tidak berlaku lagi untuk orang Kristen?
Mazmur 119 mengoreksi pandangan keliru yang disebabkan mengidentikkan Taurat dengan hukum. Taurat bukan sekadar hukum melainkan petunjuk Ilahi berdasarkan karakter Tuhan. Tujuan Allah memberi Taurat ialah agar umat Allah menjalani dan menikmati hidup dalam anugerah-Nya. Dengan menyebut Taurat sebagai peringatan (2), titah (4), firman (9), dll., pemazmur mengajak umat Allah menghayati Taurat sebagai pemberian Allah agar umat hidup berbahagia (1-3). Taurat membahagiakan karena membukakan kekudusan Allah bagi mereka (9- 11). Taurat menjadi terang Ilahi yang membuat orang dapat menghadapi hal-hal gelap yang merusak kehidupan. Dengan hidup sesuai Taurat orang hidup dekat Allah. Merenungkan firman Tuhan dan menikmatinya sama dengan melihat karakter Allah (15). Karena Taurat Tuhan berisi kedahsyatan diri Allah sendiri maka umat perlu berdoa memohon kepada Tuhan agar mampu memahami dan mengalaminya.

4.Mengapa Taurat menjadi sumber kebahagiaan? Sebab Taurat dan ketetapan Tuhan merupakan jalan-jalan Allah yang tidak membuat malu siapa pun yang menaatinya (ayat 5), yang membuat hidup seseorang bersih (ayat 9). Karenanya, hukum-hukum dan ketetapan Taurat jangan dilihat sebagai daftar ketetapan moral, melainkan dilihat sebagai pernyataan keadilan Allah (ayat 7) yang membawa damai sejahtera (syalom).
Mari kita belajar menghargai firman Tuhan sebagai anugerah yang membebaskan kita dari cara hidup yang tidak berkenan kepada-Nya.
Untuk berpegang pada Taurat Tuhan, kesadaran saja tidaklah cukup. Dibutuhkan komitmen untuk tekun dan setia mengerti Taurat dan mengenal Tuhan (ayat 8,15,16), komitmen untuk belajar Taurat Tuhan dan bersedia menerima ajaran-Nya (ayat 12), komitmen untuk merenungkan (ayat 15), menggemarinya, (ayat 16) lalu kemudian membagikannya.

Mazmur 119:105 FirmanMu adalah pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku

https://www.youtube.com/watch?v=1-D89aPi5vI