2.EKSPOSISI ROMA 6

KEMENANGAN ATAS KUASA DOSA (ROM 6:1-23)

https://www.members.tripod.com/gkri_exodus3/p_roma11.htm

Orang percaya tidak boleh bertekun dalam dosa (ay. 1-2a)

ROMA 6:1-2

6:1 Jika demikian, apakah yang hendak kita katakan? y  Bolehkah kita bertekun dalam dosa 1  2 , supaya semakin bertambah z  kasih karunia itu? 6:2 Sekali-kali tidak! Bukankah kita telah mati bagi dosa 3 , a  bagaimanakah kita masih dapat hidup di dalamnya?

Ayat 1-2a. Pertanyaan di ayat ini dikemukakan oleh Paulus untuk mengantisipasi kesalahpahaman yang mungkin timbul dari pernyataan Paulus di 5:20 (di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah). Bahaya ini akan semakin tampak apabila dikaitkan dengan fakta bahwa anugerah yang melimpah tersebut bahkan sudah diberikan pada saat orang percaya dahulu hidup dalam domain Taurat yang meningkatkan keseriusan dosa mereka. Kalau pada jaman Taurat saja anugerah Allah sudah melimpah, apalagi sekarang ketika orang percaya hidup dalam anugerah (band. 5:2). Eksistensi dosa yang banyak memang membawa pada kesadaran tentang kasih karunia Allah yang melimpah, tetapi bukan sebaliknya. Orang percaya tidak boleh dengan sengaja melakukan dosa yang banyak dengan tujuan bisa merasakan anugerah yang besar (band. 3:7-8).

Ayat 2b. Paulus memberikan alasan bagi larangan di ayat sebelumnya. Alasan ini disampaikan dalam bentuk pertanyaan (lit. “bagaimana kita – yang telah mati untuk dosa – akan hidup di dalamnya?”). Alasan bagi larangan ini adalah pemisahan total dari kuasa dosa (“kita telah mati untuk dosa”). Metafora “mati” yang dipakai di sini selain berguna untuk menghubungkannya dengan kematian Kristus (ay. 4-5) juga untuk menggambarkan pemisahan yang total. Penekanan pada ide kematian total juga terlihat dari rujukan tentang penguburan Yesus di ayat 4a (yang sebenarnya hanya berfungsi untuk menekankan kesungguhan kematian) dan frase “sekali untuk selamanya” di ayat 10.

ROMA 6:3-5- Orang percaya dipersatukan dalam karya Kristus

6:3 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis b  dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? 6:4 Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan 4  dalam kematian, c  supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati d  oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup e  yang baru. 6:5 Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya. f 

Ayat 3-5. Bagian ini memberikan penjelasan bagaimana kematian untuk dosa di ayat 2b terjadi. Kematian tersebut terkait dengan sakramen baptisan sebagai simbol pertobatan. Paulus di ayat ini menjelaskan sesuatu yang sudah dimengerti dengan baik oleh jemaat Roma (band. “apakah kamu tidak tahu?”) bahwa baptisan merupakan tanda pertobatan, sedangkan pertobatan sendiri merupakan titik balik orang percaya mati untuk dosa. Paulus sedang menerangkan relasi antara baptisan orang percaya dengan karya Kristus Yesus. Baptisan – sebagai tanda pertobatan – merupakan sarana (band. dia. tou/ bapti,smatoj = “melalui baptisan” di ayat 4) orang percaya berada dalam persekutuan dengan karya Kristus: kematian, penguburan dan kebangkitan. Persekutuan ini dimungkinkan karena adanya persekutuan yang lebih mendasar seperti telah dijelaskan oleh Paulus di 5:12-21. Kebenaran di atas bukan hanya dalam batas analogi (ilustrasi), tetapi benar-benar melibatkan partisipasi. Pertobatan orang percaya – yang ditunjukkan melalui baptisan – membuat mereka mengalami kuasa penebusan Kristus (band. Fil 3:10-11). Dengan demikian, kematian dan kebangkitan Yesus bukan hanya memberikan keteladanan, tetapi, lebih jauh daripada itu, memberikan kuasa yang menghidupkan orang berdosa ke dalam hidup yang baru, yang tidak dikuasai oleh dosa.