3.EKSPOSISI ROMA 6

Orang percaya telah mati untuk dosa  (Roma 6:6,7)

https://www.members.tripod.com/gkri_exodus3/p_roma11.htm

ROMA 6:6,7

6:6 Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita g  telah turut disalibkan, h  supaya tubuh dosa 5  i  kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. j  6:7 Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa 6 

Ayat 6-7.  Bagian ini menjelaskan bagian pertama dari persekutuan dengan karya Kristus, yaitu kematian. Frase “manusia lama” di sini tidak merujuk pada natur keberdosaan (band. Ef 4:22-24; Kol 3:9-11). Natur keberdosaan tetap ada dalam diri orang percaya. “Manusia lama” merujuk pada seluruh eksistensi seseorang dalam arti relasional: semua manusia dalam relasi dengan Adam yang dikuasai oleh kuasa dosa (5:12-21). Penyaliban manusia lama ini bertujuan untuk menghilangkan kuasa tubuh dosa (i[na katarghqh/| to. sw/ma th/j a`marti,aj). Kata sw/ma di sini merujuk pada seluruh hidup seseorang (band. ayat 12-13), sehingga to. sw/ma th/j a`marti,aj merujuk pada seluruh eksistensi manusia dalam kejatuhannya dalam Adam. Eksistensi tersebut sebelumnya dikuasai oleh dosa dalam seluruh aspeknya (band. 3:10-19). Tujuan akhir dari hal ini adalah supaya orang percaya tidak lagi melayani (douleu,ein) dosa.

Ayat 7 merupakan kebenaran umum (maxim) yang menjelaskan (band. ga.r) hubungan antara kematian dan kebebasan. Seseorang yang sudah mati akan terbebas dari semua hal yang mengikatnya. Hal ini juga terlihat dalam tulisan rabi Yahudi “ketika seorang mati ia terbebas dari tuntutan memenuhi Taurat”. Orang percaya yang sudah mati dalam Kristus akan dibebaskan dari ikatan dosa yang sebelumnya menguasainya.

ROMA 6:8-10- Orang percaya hidup dengan Kristus

6:8 Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia. l  6:9 Karena kita tahu, bahwa Kristus, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, m  tidak mati lagi: maut tidak berkuasa lagi atas Dia. n  6:10 Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa 7 , o  satu kali dan untuk selama-lamanya, p  dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah

Ayat 8-10. Bagian ini menjelaskan bagian kedua dari persekutuan dengan karya Kristus, yaitu kebangkitan. Sebagaimana kematian dan kebangkitan Kristus merupakan peristiwa yang tidak terpisahkan, demikian juga persekutuan orang percaya dalam karya tersebut. Orang percaya yang sudah mati dalam Kristus pasti akan hidup dengan Dia. Bentuk future “akan hidup” memang sedikit banyak merujuk pada peristiwa eskhatologis (pada waktu orang percaya meninggal atau saat parousia), tetapi hal itu sudah dinikmati pada kehidupan sekarang (ay. 4b, 11, 13). Kepercayaan pada konsekuensi ini didasarkan pada pemahaman (band. participle eivdo,tej = “karena kita tahu”) bahwa Kristus – setelah dibangkitkan – tidak mati lagi. Maut tidak berkuasa lagi atas-Nya. Kristus adalah yang sulung dari orang-orang yang bangkit (1Kor 15:23). Sebagaimana Kristus menang atas semua kekuatan ‘era yang lama’ (dosa, Taurat dan maut), demikian juga orang percaya yang dipersekutukan dengan kebangkitan Kristus akan tetap hidup.

Ayat 10 menegaskan bagian terakhir dari ayat 9 “maut tidak berkuasa lagi atas-Nya”. Kristus hanya mati satu kali untuk selamanya dan setelah itu Ia hidup untuk Allah. Hal ini menunjukkan kemenangan sekaligus pemisahan total dari kematian.