PENYEMBUHAN DI KOLAM BETESDA

PENYEMBUHAN DI KOLAM BETESDA
Yoh, 5:1-16
Matthew Henry
Di dalam keempat Injil tercatat dengan benar segala hal yang mulai dilakukan dan diajarkan Yesus (Kis. 1:1). Kedua hal ini saling berkaitan, sebab apa yang diajarkan-Nya menjelaskan apa yang dilakukan-Nya, dan apa yang dilakukan-Nya meneguhkan apa yang diajarkan-Nya. Sesuai dengan itu, dalam pasal ini kita melihat sebuah mujizat dan sebuah khotbah.

I. Mujizat itu berupa penyembuhan seorang sakit yang telah lumpuh selama tiga puluh delapan tahun, berikut keadaan saat terjadi penyembuhan itu (ay. 1-16).
II. Khotbah itu merupakan upaya-Nya untuk membuktikan kebenaran tindakan-Nya di hadapan orang-orang yang tergabung dalam Mahkamah Agama, ketika ia dituduh melakukan kejahatan karena menyembuhkan orang pada hari Sabat. Di dalam khotbah itu:
. Ia menegaskan kuasa-Nya sebagai Mesias dan Pengantara di antara Allah dan manusia (ay. 17-29).
. Ia membuktikannya melalui kesaksian Bapa-Nya, kesaksian Yohanes Pembaptis, kesaksian melalui mujizat-mujizat-Nya, dan berdasarkan ayat-ayat dalam Perjanjian Lama, dan Ia mencela orang Yahudi atas ketidakpercayaan mereka (ay. 30-47).

CATATAN ; Cara kerja penyembuhan: Barangsiapa yang terdahulu masuk ke dalamnya, menjadi sembuh. Di sini kita dapati:
[1] Kuasa ajaib yang ditimbulkan dalam menyembuhkan segala penyakit. Apa pun penyakitnya, air ini mampu menyembuhkannya. Pemandian alami dan buatan ada yang merugikan dan ada juga yang berguna. Namun, kolam yang satu ini dapat mengobati setiap penyakit, bahkan yang tampaknya tidak terpikirkan. Kuasa mujizat berhasil ketika kuasa alam telah menyerah.

[2] Keterbatasan mujizat: Orang yang masuk lebih dahulu akan mendapatkan manfaatnya, yaitu orang yang segera masuk sajalah yang sembuh, bukan orang-orang yang berlambat-lambat dan masuk belakangan. Hal ini mengajar kita untuk mengamati dan meningkatkan peluang kita, dan untuk memandang di sekeliling kita supaya tidak menyia-nyiakan saat yang mungkin tidak akan pernah terulang kembali. Malaikat itu menggoncangkan air itu, tetapi membiarkan orang-orang sakit itu masuk sendiri ke dalamnya. Allah telah menyediakan anugerah-Nya dalam Kitab Suci dan ketetapan-ketetapan-Nya, sebab Ia bersedia menyembuhkan kita. Namun, jika kita tidak memanfaatkan pemberian-Nya itu sebaik-baiknya, salah kita sendiri bila kita tidak disembuhkan.

3.Tidak diketahui dengan pasti kapan peristiwa ini mulai terjadi atau berakhir. Ada yang memperkirakan bahwa hal ini dimulai ketika Imam Besar Elyasib mulai membangun dinding di sekeliling Yerusalem dan menyucikannya dengan doa, dan bahwa Allah kemudian meneguhkan persetujuan-Nya dengan memberikan kuasa penyembuhan ini ke dalam kolam yang berdampingan. Ada pula yang berpendapat bahwa gejala ini baru saja terjadi saat kelahiran Kristus, malah ada juga yang memperkirakan saat Ia dibaptiskan. Berdasarkan catatan Josephus (Antiq. 15. 121-122) yang menyebutkan tentang gempa bumi hebat dalam tahun ketujuh pemerintahan Herodes, atau tiga puluh tahun sebelum kelahiran Kristus, Dr. Lightfoot menduga bahwa karena biasanya terjadi gempa saat malaikat turun ke bumi, maka malaikat itu turun untuk mengguncang air kolam ini terlebih dahulu. Ada beberapa yang berpendapat bahwa penyembuhan di kolam ini berakhir saat mujizat Yesus tadi terjadi, dan ada juga yang berpikir saat kematian Kristus.

SUMBER:
http://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=43&chapter=5&verse=1