PENGERTIAN KEMULIAAN ALLAH
1.Kemuliaan Allah mengacu kepada kehadiran Allah yang tampak di antara umat-Nya, yang kemudian oleh para rabi disebut kemuliaan “_shekinah_”. _Shekinah_ adalah kata Ibrani yang artinya “tempat tinggal (Allah)”, dipakai untuk melukiskan perwujudan kehadiran dan kemuliaan Allah yang tampak. Musa melihat kemuliaan shekinah Allah di dalam tiang awan dan tiang api (Kel 13:21); di Kel 29:43 shekinah disebut “kemuliaan-Ku” (bd. Yes 60:2). Kemuliaan ini menyelimuti Gunung Sinai ketika Allah memberi hukum Taurat ( Kel 24:16-17),
2.Kemuliaan Allah memenuhi Kemah Suci (Kel 40:34), menuntun Israel di padang gurun (Kel 40:36-38) dan kemudian memenuhi Bait Suci Salomo (2Taw 7:1; 1Raj 8:11-13). Secara lebih khusus, Allah tinggal di antara para kerub di Tempat Mahakudus (1Sam 4:4; 2Sam 6:2; Mazm 80:2). Yehezkiel melihat kemuliaan Allah naik dan meninggalkan Bait Suci akibat penyembahan berhala yang sudah keterlaluan (Yeh 10:4,18-19). Padanan kemuliaan shekinah PB ialah Yesus Kristus, yang sebagai kemuliaan Allah dalam tubuh manusiawi datang untuk tinggal di antara kita (Yoh 1:14). Para murid melihatnya ketika Kristus dimuliakan (Mat 17:2; 2Pet 1:16-18), dan Stefanus melihatnya ketika dirajam sampai mati (Kis 7:55).
KEMULIAAN ALLAH DINYATAKAN DALAM YESUS KRISTUS.
1.Ketika Yesaya berbicara tentang kedatangan Yesus Kristus, ia bernubuat bahwa di dalam Kristus kemuliaan Allah akan dinyatakan untuk dilihat semua manusia (Yes 40:5). Baik Yohanes (Yoh 1:14) maupun penulis kitab Ibrani (Ibr 1:3) memberi kesaksian bahwa Yesus Kristus menggenapi nubuat ini. Kemuliaan Kristus adalah sama dengan kemuliaan yang dimiliki-Nya bersama Bapa sebelum dunia ada (Yoh 1:14; 17:5). Kemuliaan pelayanan-Nya jauh melampaui kemuliaan pelayanan PL (2Kor 3:7-11). Paulus menyebut Yesus “Tuhan yang mulia” (1Kor 2:8), dan Yakobus menyebut Dia Yesus Kristus, “Tuhan kita yang mulia” (Yak 2:1).
2.PB berkali-kali mengacu kepada hubungan di antara Yesus Kristus dengan kemuliaan Allah. Mukjizat-mukjizat-Nya menyatakan kemuliaan Allah (Yoh 2:11; 11:40-44). Kristus dimuliakan di dalam “awan yang terang” (Mat 17:5) ketika Ia menerima kemuliaan (bd. 2Pet 1:16-19). Saat kematian Kristus merupakan saat pemuliaan-Nya (Yoh 12:23-24; bd.Yoh 17:2-5). Ia naik ke sorga dalam kemuliaan (bd. Kis 1:9; 1Tim 3:16), kini ditinggikan di dalam kemuliaan (Wahy 5:12-13), dan pada suatu hari akan datang kembali “di atas awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya” (Mat 24:30; bd. Mat 25:31; Mr 14:62; 1Tes 4:17).
KEMULIAAN ALLAH DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA.
1.Mengenai kemuliaan sorgawi Allah yang megah, masih benar bahwa tidak seorang pun dapat melihat kemuliaan itu dan hidup. Kita tahu kemuliaan itu ada, tetapi kita tidak dapat melihatnya. Karena Allah tinggal “bersemayam dalam terang yang tak terhampiri”, tidak ada manusia yang dapat melihat Dia (1Tim 6:16).
Pada masa yang akan datang kita akan dibawa ke hadapan Allah yang mulia (Ibr 2:10; 1Pet 5:10; Yud 1:24), mengambil bagian dalam kemuliaan Kristus (Rom 8:17- 18) dan memperoleh mahkota kemuliaan (1Pet 5:4). Bahkan tubuh kebangkitan kita akan memiliki kemuliaan dari Kristus yang bangkit (1Kor 15:42-43; Fili 3:21).
2.Bila orang percaya yang bersungguh-sungguh mengalami kehadiran rohani Allah, Roh Kudus membawa kehadiran Allah dan Tuhan Yesus dekat kepada kita (2Kor 3:17; 1Pet 4:14). Pada saat Roh menjadi aktif dengan penuh kuasa di dalam gereja melalui aneka manifestasi adikodrati (1Kor 12:1-12), orang percaya mengalami kemuliaan Allah di tengah-tengah mereka, yaitu suatu perasaan mempesonakan akan kehadiran Allah, mirip dengan yang dialami oleh para gembala di padang Betlehem (Luk 2:8-20).
Sebagai orang percaya, seluruh kehidupan kita harus untuk kemuliaan Allah, sehingga Ia dimuliakan di dalam diri kita (Yoh 17:10; 1Kor 10:31; 2Kor 3:18).