https://www.gotquestions.org/Indonesia/ragu-agama.html
6.3.Salah satu penyebab keraguan terhadap agama yang lain berhubungan dengan para pemeluk agama itu sendiri. Sayangnya, banyak orang beragama yang hidupnya tidak bermoral, tidak jujur, dan bahkan kejam. Ada beberapa kaum skeptis yang memiliki pengalaman buruk dengan agama di masa lalu. Menurut survei Barna Group, salah satu alasan terbesar keraguan agama di antara generasi Milenial (mereka yang lahir di antara 1985 dan 2002) di Amerika Serikat adalah hubungan pribadi dengan umat “Kristen” yang sebetulnya tidak berperilaku Kristen. Kemunafikan beragama telah mengecewakan dan menjauhkan banyak orang dari iman yang dahulunya menyatukan dunia Barat.
Kekurangan sifat yang mencerminkan Kristus, serta tindakan orang Kristen yang tidak sesuai sebetulnya mengungkapkan kurangnya transformasi pribadi. Kita dipanggil untuk mencerminkan Kristus. Banyak orang Kristen yang memilih berfokus pada keterpurukan kebudayaan di sekitar mereka, daripada mengurus sifat benar-diri yang terkandung dalam hati mereka. Mereka gagal memahami poin yang diutarakan dalam Galatia 2:20: “Aku telah disalibkan dengan Kristus; namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku.” Hidup yang telah disalibkan menentang kemunafikan.
6.4.Adapun faktor lain yang menumbuhkan keraguan terhadap agama, yakni ketegantungan pada empirisme. Orang yang selalu meminta “pembuktian” terhadap segala sesuatu tentunya akan ragu terhadap kebenaran rohani, yang tidak dapat dihitung, dibedah, atau diuji dalam laboratorium. Adalah ironis bahwa banyak skeptik agama yang menelan teori evolusi alam, yang tidak pernah dibuktikan, tetapi menolak rekaman saksi mata mujizat Yesus di dalam Injil.