https://www.gotquestions.org/Indonesia/ragu-agama.html
6.1.Keraguan terhadap agama harus dibedakan dengan ateisme atau ketidak-pedulian terhadap agama, meskipun para ateis dapat dianggap satu bagian dari orang yang meragukan agama. Orang yang ragu terhadap agama dapat berupa orang yang benar-benar kesulitan percaya dan berkomitmen terhadap agama. Keraguan terhadap agama bukanlah fenomena baru. Beberapa skeptis terkenal yang antara lainnya adalah Natanael (Yohanes 1:45-47) dan Tomas (Yohanes 20:25), merupakan murid Yesus yang memelihara keraguan tersendiri. Namun sepertinya di jaman ini sikap skeptis terhadap agama semakin bertumbuh.
6.2.David Kinnaman, presiden Barna Group, menuliskan dalam bukunya berjudul unChristian: What a new Generation Really Thinks About Christianity…and Why it Matters (Bukan Kristen: Apa yang dipercayai Generasi Baru tentang keKristenan…dan Mengapa Penting), “Banyak pemuda-pemudi Amerika yang berkata bahwa kehidupan begitu rumit – bahwa mereka kesulitan menemukan cara hidup yang benar di tengah begitu banyak informasi, sudut pandang, dan pilihan yang mereka hadapi tiap hari. Salah satu kritikan yang sering diajukan mereka tentang keKristenan ialah bahwa agama ini tidak menyediakan jawaban yang mendalam terhadap kehidupan di tengah kebudayaan yang serba rumit.” Dalam kata lain, mereka menganggap jawaban Alkitab terhadap kebudayaan yang mengelilingi mereka terlampau meremehkan dan sederhana. Masyarakat terlampau “canggih” untuk menganggap saran “kolot” Alkitab. Mereka menolak jawaban seperti “karena Alkitab menulisnya demikian,” sehingga mereka gagal menangkap – dan mungkin karena tidak pernah diajari – bahwa ada alasan yang lebih mendalam di balik perintah Alkitab.