AGAMA DAN GEREJA 27,28

PELENGKAP KATEKISMUS HEIDELBERG: Bidang Kemajemukan Agama dan Kepelbagaian Gereja

27. Pertanyaan: Dalam menghadapi pergumulan yang sama, umat beragama yang berbeda-beda itu, bisa berkumpul dan berdoa bersama. Bagaimana pandangan dan sikap kita terhadap hal itu?

Jawab: Setiap umat beragama mengenal berdoa, yang pada hakikatnya merupakan sarana menjalin relasi antara umat dengan Tuhan. Dalam menghadapi persoalan bersama, sangat dimungkinkan terjadi doa bersama yang dilakukan umat beragama, meskipun berbeda-beda. Iman Kristen/ Gereja tidak melarang umatnya mengikuti doa bersama. Meskipun demikian, umat Kristen harus tetap menjaga identitasnya sebagai orang Kristen, yang mempunyai tata cara khusus dalam berdoa.a Jika doa bersama dipimpin oleh orang bukan Kristen, orang Kristen berdoa sendiri sesuai dengan tata cara Kristen. Akan tetapi, jika dalam kondisi tertentu, orang Kristen diminta memimpin doa, berdoalah sesuai dengan iman Kristen, dan tetap memberi kesempatan kepada yang lain untuk berdoa menurut keyakinannya masing masing. Dalam kesempatan itu, orang Kristen dapat menunjukkan solidaritasnya terhadap orang-orang lain dalam doanya.
____________________________________________________________________
a. Yohanes 14:13: Kata Yesus: “…. dan apa pun yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dimuliakan di dalam Anak.” (band. Katekismus Heidelberg, pert. 117-120)

28. Pertanyaan: Dalam kekristenan juga terdapat keanekaragaman. Bagaimana sikap kita dalam mewujudkan hubungan dengan berbagai aliran dan denominasi gereja?

Jawab: Ternyata gereja-gereja yang ada di Indonesia sangat beranekaragam. Secara garis besar dapat dijelaskan sebagai berikut:
Pertama, adalah gereja Katholik, yang kalau dilihat lembaganya memang hanya satu.
Kedua, gereja protestan, yaitu gereja-gereja Lutheran, Calvinis, dan Menonite.
Ketiga, gereja-gereja yang muncul setelah reformasi, seperti Baptis, Metodis, Pentakostal, Adven, dan sebagainya.
Selain itu ada yang disebut aliran-aliran. Ada aliran di dalam kekristenan, seperti gerakan kharismatik, Toronto Blessing, dan lain-lain. Ada juga sekte-sekte yang memisahkan diri dari gereja, yang menyangkal beberapa ajaran Kristen dasariah, namun menganggap diri sebagai satu-satunya gereja yang benar. Mereka itu antara lain Children of God, Mormon, dan Saksi Yehova. Bahkan ada “Gereja Setan” yang jelas-jelas di luar kekristenanan.
Bagaimana sikap orang Kristen/ GKJTU menghadapi keberanekaragaman itu?
Pertama, menerima keberbagaian denominasi gereja sebagai kenyataan. Artinya, keberbagaian itu sesuatu yang wajar sebagai cara manusia berelasi dengan Tuhan. Keberagaman harus dipandang sebagai cara Allah yang hendak menjangkau dan melayani semua manusia dengan konteks yang berbeda-beda. Hal itu juga bisa dipahami sebagai cara manusia untuk menangkap berita keselamatan sesuai dengan konteks yang menyekitarinya. Jadi secara hakiki, keberbedaan itu tetap satu, yaitu satu dalam iman kepada Kristus.a Dengan demikian, pengakuan dan penghargaan hanya akan kita arahkan kepada gereja-gereja yang mengakui Tuhan Yesus sebagai Allah dan Juru Selamat sesuai dengan Alkitab, dan bersama-sama memenuhi panggilan-Nya demi kemuliaan Allah yang Esa, yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Jika ada gereja atau aliran kekristenan yang bertentangan dengan hal itu, kita harus menolak dengan tegas.b
Kedua, tetap beridentitas dalam keberagaman. Semua gereja yang mengimani Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat harus diakui dan dihormati. Tapi bukan berarti sikap orang Kristen/ GKJTU menyamakan begitu saja semua gereja. Setiap gereja mempunyai keunikan masing-masing, berdasarkan konteks yang menyekitarinya. Setiap orang Kristen terikat dalam persekutuan tertentu. Jadi, tidak dibenarkan orang Kristen berpindah-pindah gereja. Bahkan, meskipun hanya sekali berpindah, harus dengan alasan yang benar. GKJTU mempunyai identitas unik yang tidak dipunyai gereja lain, meskipun sama-sama mengimani Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Sudah sepatutnya warga GKJTU menjaga dan membangun gerejanya sendiri, sebagai tempat mensyukuri dan mewujudkan keselamatan itu. Setiap persekutuan orang Kristen membutuhkan sikap hidup yang setia. Itu menjadi panggilan bagi setiap warga GKJTU untuk setia membangun persekutuan di GKJTU.
_____________________________________________________________________________
a. 1 Korintus 12:12-14: Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggotaanggotanya banyak, dan semua anggota tubuh itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu Roh kita semua, …. telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh. Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
b. Efesus 4:14-15: sehingga kita bukan lagi anak-anak, yang diombangambingkan oleh rupa-rupa angin pengajaran, oleh permainan palsu manusia dalam kelicikan mereka yang menyesatkan, tetapi dengan teguh berpegang kepada kebenaran di dalam kasih kita bertumbuh di dalam segala hal ke arah Dia, Kristus, yang adalah Kepala. 2 Yohanes 1:7-11: Sebab banyak penyesat telah muncul dan pergi ke seluruh dunia, yang tidak mengaku, bahwa Yesus Kristus telah datang sebagai manusia. Itu adalah si penyesat dan antikristus. Waspadalah, supaya kamu jangan kehilangan apa yang telah kami kerjakan itu, tetapi supaya kamu mendapat upahmu sepenuhnya. Setiap orang yang tidak tinggal di dalam ajaran Kristus, tetapi yang melangkah keluar dari situ, tidak memiliki Allah. Barangsiapa tinggal di dalam ajaran itu, ia memiliki Bapa maupun Anak. Jikalau seorang datang kepadamu dan ia tidak membawa ajaran ini, janganlah kamu menerima dia di dalam rumahmu dan janganlah memberi salam kepadanya.
++GKJTU = Gereja Kristen Jawa Tengah Utara

SUMBER:
http://www.heidelberger-katechismus.net/daten/File/Upload/PKH1-04Indonesia.pdf