AGAMA KEMATIAN DAN AGAMA KEHIDUPAN
Tak semua agama baik untuk kehidupan. Sama seperti tak semua makanan baik untuk dimakan. Ada banyak agama di dunia. Namun, tak semuanya cocok untuk perkembangan kehidupan.
Semakin saya mendalami agama-agama dunia, semakin saya melihat adanya dua macam agama. Yang pertama adalah agama kematian. Yang kedua adalah agama kehidupan. Agama kematian merusak kehidupan. Agama kehidupan melestarikan kehidupan. Sesederhana itu.
Keadaan Indonesia
Indonesia jelas dipenuhi dengan agama kematian. Ini tentunya sangat disayangkan. Di berbagai tempat, isu agama menjadi keras dan sensitif. Banyak orang memilih bungkam, dan hidup dalam ketidakadilan, daripada berbicara soal agama.
Agama kematian jelas menjadi sumber masalah bangsa Indonesia. Para pelaku korupsi mencari pembenaran dari agama kematian. Diskriminasi dilakukan atas nama agama kematian. Usaha mengelola pandemi COVID 19 juga menjadi sulit, karena hadirnya agama kematian.
Maka, agama kematian harus terus dilawan. Ia harus terus dikritik dari berbagai penjuru. Masyarakat yang beradab berani dan kuat di dalam menanggapi agama kematian. Hanya dengan mengusir agama kematian, Indonesia bisa menjadi bangsa yang maju.
Menulis artikel ini, saya sudah siap diserang oleh para penganut agama kematian. Begitulah, mereka sensitif. Mereka tak mampu berpikir kritis dan bernalar sehat. Semoga, suatu saat, dengan berbagai perjuangan yang ada, agama kematian bisa diusir dari bumi pertiwi kita.
Saya adalah penganut agama kehidupan. Bagaimana dengan anda?
Baca Artikel Lengkapnya:
Judul : Tak Semua Agama Baik untuk Kehidupan
Penulis : Dr.Reza A.A.Wattimena
Alamat situs : https://rumahfilsafat.com/2021/08/10/tak-semua-agama-baik-untuk-kehidupan/