AGAMA SEBAGAI BERHALA 3
Fenomena yang terjadi belakangan ini, di mana kehadiran agama telah menjadi ancaman bagi masyarakat lain yang beragama lain. Manusia tanpa belas kasih membunuh atas nama agama. Bahkan pembenaran kekerasan dilakukan demi memusnahkan agama yang berbeda yang dianggap kafir dan bila hal itu berhasil maka hal itu dianggap menyukakan hati Allah dan ini bisa mempermulus perjalanan ke sorga.
Jika kita kembali ke masa lalu, maka di mana kekristenan hadir pasti di sana ada kolonialisme, ada ‘pembumian’ budaya Barat, ada klaim yang mengatakan bahwa kekristenan adalah kebenaran mutlak. Kehadiran kekristenan di Sumatera telah menghilangkan banyak budaya Sumatera. Kesadaran sebagai pemeluk satu agama ini juga mempersempit kesadaran sebagai mahluk ciptaan Tuhan, bagi masyarakat tertentu sesamanya manusia adalah sesama agamanya, yang lainnya adalah kafir bukan manusia baik, tapi adalah orang sesat yang harus ditobatkan bahkan dengan kekerasan sekalipun, menurut ukuran norma agamanya. Karena Allah yang benar hanya milik agamanya, Allah itu telah ia penjarakan dalam agamanya, yang tidak terbatas telah ia batasi sesuai kehendaknya. Allah telah menjadi budak agamanya yang hanya melakukan apa yang dikehendaki oleh pemeluk agama tersebut. Agama yang seperti inilah yang saya maksud sebagai berhala, artinya agama ini bukanlah Yang Ilahi, tapi ia telah menggantikan Yang Ilahi. Bagaimana Allah itu adalah bagaimana adanya Ia dipikiran manusia. Karena itu tanpa ia sadari ialah yang menbentuk Allah. Hal ini ibarat perbincangan Allah pada mulanya yang kemudian diadopsi menjadi pembicaraan manusia, yaitu manusia berkata, “marilah kita menciptakan Allah sesuai dengan gambar dan rupa kita. . .” (Kej. 1: 26)
SUMBER:
Indonesian Journal of Theology 2/1 (July 2014): 155-178
FENOMENA PEMBERHALAAN AGAMA
Parulihan Sipayung