ALLAH PEMBELA KITA
2 Samuel 6:1-23
1.Ada satu masa dalam sejarah bangsa Israel kuno, Tabut TUHAN yang menjadi lambang kehadiran Allah. Tabut yang berbentuk peti kotak dengan dua ukiran kerub yang saling berhadapan dengan sayap terentang di atap penutup peti itu, adalah juga tempat menyimpan dua loh batu bertuliskan 10 perintah Allah dan juga tongkat Harun yang berbunga [entah di dalam peti atau di dekat peti; serta manna
2.Dengan dijadikannya Yerusalem sebagai pusat pemerintahan, membuat Daud ingin menempatkan tabut Allah di kota itu sebagai lambang kehadiran-Nya (1-3). Namun sayangnya, pemindahan tabut dilakukan tidak sesuai dengan aturan Tuhan (bdk. Kel. 25:12-15). Tabut dibawa dengan kereta, padahal seharusnya diusung oleh orang Lewi dari keluarga Kehat (Bil. 4:15). Pelanggaran terjadi lagi saat lembu-lembu yang menghela kereta itu tergelincir. Uza yang
mengkhawatirkan jatuhnya tabut, kemudian memegang tabut itu (6).
3.Ini mengakibatkan Tuhan marah dan menjatuhkan hukuman mati kepada Uza (7). Terlalu berlebihankah hukuman mati itu bila dibandingkan dengan kesalahan Uza? Daud menganggap demikian dan ini membuat dia marah (8). Padahal tindakan menyentuh tabut merupakan hal terlarang. Menyentuhnya berarti mati! Dalam hal ini, Uza tidak melihat perbedaan antara tabut dan barang berharga lain. Maksud Uza untuk mencegah terjatuhnya tabut tidak salah, tetapi tak ada kepekaan mengenai kekudusan tabut itu. Orang Lewi saja dilarang menyentuhnya.
4.Allah Israel adalah Allah kita juga. Ada waktunya nanti Tabut Tuhan tidak ada lagi khusus ketika Bait Allah dihancurkan pada tahun 70 Masehi. Ini diperkenan Tuhan Allah untuk menunjukkan bahwa Dia adalah Allah yang hidup. Dia tidak terikat pada Tabut dan tidak terkurung disuatu tempat walaupun itu namanya Ruang Maha Kudus di Bait Allah. Tuhan Allah mau hadir dimana saja termasuk dalam hati kita yang menjadi Bait Allah. Biarlah kehadiranNya dimanapun kita sikapi dengan hormat dan penyembahan ketika kita beribadah hari minggu dan juga dalam hidup sehari hari dengan pekerjaan dan tugas tugas kita lakukan sebagai pesermbahan dan penghormatan kepadaNya.
5.Sebagai Allah yang hidup dan maha kuasa Dia tidak perlu dibela; dan justru Dialah yang membela kita.
Praktek membela allah itu kadang kadang terdengar dalam kehidupan masyarakat. Para pemeluk agama tertentu marah besar ketika nama allahnya, atau nabinya atau kitab sucinya dikenakan kata kata yang tidak pantas, mereka akan menghukum si penghujat nama allah dan telah menghinakan agama. Tidak demikian dengan orang Kristen. TUHAN kita dan Alkitab berkali-kali dihina dan dibakar, umat Kristen dalam konteks seperti itu masih bisa mendoakan pihak pihak yang memusuhinya dan bahkan mengampuni mereka. Pada akhirnya, justru Allahlah yang membela kita.
Karena itu, marilah kita bersyukur kepada TUHAN, karena kita memiliki Allah yang hidup, dan bukan Allah yang mati. Kepada Allah itu, justru kita memohon pertolongan. Kita tidak perlu berjuang membela Dia, karena justru Dialah yang membela kita.
Lagu : Yesus Kaulah Pembelaku
https://www.youtube.com/watch?v=QfzoOjQWhhM