1.Dua jenis kekudusan. Pertama kekudusan seperti kehangatan yang keluar dari api ditungku . Orang orang ini benar benar merasakan kasih penebusan Allah dan kasih karunianya dan ini terpancar keluar. Sikap mereka jelas anti dosa, tetapi oraing masih tetap tertarik kepada mereka –karena rasa hangat kasih penebusan dan kasih karunia Allah dalam hidup orang orang tadi.
Kedua kekudusan seperti penjara. Disini kekudusan dipenjara oleh berbagai peraturan, tidak boleh ini dan tidak boleh itu. Kekudusan ini dipaksakan dan tidak nyaman. Mereka anti dosa dan membuat penuduhan dan penghakiman sehingga orang (non Kristen) menjadi tidak nyaman dekat dengan mereka.
2.Bapa bapa rohani mengajar bahwa kekudusan yang benar berakar pada kegairahan yang meluap luap terhadap Allah yang satu dan kudus dan benar. Jadi kekudusan mereka bukan karena peraturan dan berbagai prinsip lain yang dipaksakan. Kekudusan jenis ini dihasilkan dari orang yang terpesona akan Allah yang penuh kasih dan penuh kekudusan.Mereka mereka yang terpesona ini akan melakukan apa apa yang menyenangkan sang Allah yang maha kudus dan juga menghindari apa apa yang mendukacitakan Allah.
3.Teresa dari Avila bergabung dengan Fenelon dalam pengertian ini mengenai kekudusan yang didasarkan pada hubungan kita dengan Tuhan Allah, hubungan yang dekat dan erat serta mengubahkan selera selera kita. Bergembira dalam Allah dan menganggap kegembiraan duniawi sebagai sampah.
4.Patut dicatat bahwa kekudusan itu bukan produk dari satu malam atau satu hari. Kekudusan lebih merupakan proses. Karena kasih Allah mengisi hati kita, keingingan untuk berbuat dosa terputus dan mati seperti tanaman yang merana tidak pernah diairi. Stress, kebingungan,kelelahan dan sebab sebab lain dapat membangkitkan kembali kebiasan kebiasan dosa lama. Itu sebabnya mengapa kita harus senantiasa berkonsentrasi dalam hal mengasihi Allah.
5.Apabila kita merindukan Pencipta kita, „seperti rusa yang merindukan sungai yang berair (Maz.42:1), bila kita mengasihi Allah kita dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan kekuatan (Mark 12:30), kekudusan akan menjadi hasil tambahan. Kita berhenti berbuat dosa, bukan hanya karena kita berdisiplin, melainkan karena kita mendapat sesuatu yang lebih baik.