TEOLOGI SISTIMATIKA
FS.05- ATRTIBUT ALLAH YANG MORAL
Banyak ciri khas dari Allah yang esa dan benar, khususnya sifat-sifat moral-Nya, memiliki kesamaan dengan sifat-sifat manusia; akan tetapi, sifat-sifat Allah semua berada dalam taraf yang jauh lebih tinggi daripada di dalam diri kita. Misalnya, sekalipun baik Allah maupun manusia memiliki kemampuan untuk mengasihi, tidak ada manusia yang mampu mengasihi sampai ke taraf dan intensitas kasih Allah.
1.ALLAH ITU BAIK (Mazm 25:8; 106:1; Mr 10:18). Segala yang pada mulanya diciptakan Allah itu baik adanya, suatu perluasan dari sifat Allah sendiri (Kej 1:4,10,12,18,21,25,31). Allah tetap baik kepada ciptaan- Nya dengan menopangnya demi semua makhluk-Nya (Mazm 104:10-28; 145:9;
Allah bahkan memelihara orang fasik (Mat 5:45; Kis 14:17). Allah baik secara khusus kepada umat-Nya yang berseru kepada-Nya di dalam kebenaran (Mazm 145:18-20).
2.ALLAH ITU KASIH (1Yoh 4:8). Kasih-Nya adalah kasih yang tidak mementingkan diri sehingga merangkul seluruh dunia dari umat manusia berdosa (Yoh 3:16; Rom 5:8). Ungkapan utama dari kasih tersebut ialah pengutusan Anak-Nya yang tunggal Yesus untuk mati karena orang berdosa (1Yoh 4:9-10). Lagi pula, Allah memiliki kasih keluarga yang khusus bagi mereka yang melalui Yesus diperdamaikan kepada diri-Nya (lihat cat. –> Yoh 16:27).
3.ALLAH ITU PENYAYANG DAN PENGASIH (Kel 34:6; Ul 4:31; 2Taw 30:9; Mazm 103:8; 145:8; Yoel 2:13); Ia tidak memusnahkan umat manusia seperti yang patut kita terima karena dosa kita (Mazm 103:10), tetapi menawarkan pengampunan sebagai karunia yang cuma-cuma untuk diterima melalui iman kepada Yesus Kristus (Mazm 103:11-12; Rom 6:23; 1Kor 1:3-4; Ef 2:8-9; Tit 2:11; 3:4-5; lih. art.IMAN DAN KASIH KARUNIA).
4.ALLAH ITU BERBELAS KASIHAN (2Raj 13:23; Mazm 86:15; 111:4). Berbelaskasihan berarti ikut merasa sedih karena penderitaan orang lain, disertai keinginan untuk menolong. Karena mengasihani umat manusia, Allah menyediakan pengampunan dan keselamatan (bd. Mazm 78:38); demikian pula, Yesus, Anak Allah menunjukkan belas kasihan bagi orang banyak ketika menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin, memberitakan pembebasan kepada orang-orang tahanan dan sembuhnya penglihatan bagi yang buta serta membebaskan yang tertindas (Luk 4:18; bd. Mat 9:36; 14:14; 15:32; 20:34; Mr 1:41; lihat cat. –> Mr 6:34).
5.ALLAH ITU SABAR DAN LAMBAN MARAH (Kel 34:6; Bil 14:18; Rom 2:4; 1Tim 1:16). Allah pertama kali mengungkapkan sifat ini di Taman Eden setelah Adam dan Hawa berbuat dosa, ketika Ia tidak membinasakan umat manusia sebagaimana hak-Nya (bd. Kej 2:16-17). Allah juga sabar pada zaman Nuh ketika bahtera itu sedang dibangun (1Pet 3:20). Dan Allah masih sabar dengan umat manusia yang berdosa; sekarang ini Ia tidak menghakimi untuk membinasakan dunia, karena dengan sabar Ia memberikan kesempatan pada setiap orang untuk berbalik dan bertobat (2Pet 3:9).
8.ALLAH ITU KEBENARAN (Ul 32:4; Mazm 31:6; Yes 65:16; Yoh 3:33).Yesus menyebut diri-Nya sendiri “kebenaran” (Yoh 14:6), dan Roh Kudus dikenal sebagai “Roh Kebenaran” (Yoh 14:17; bd. 1Yoh 5:6). Karena Allah sepenuhnya dapat diandalkan dan benar di dalam segala sesuatu yang dikatakan dan dilakukan-Nya, firman-Nya juga dilukiskan sebagai kebenaran (2Sam 7:28; Mazm 119:43; Yes 45:19; Yoh 17:17). Selaras dengan fakta ini, Alkitab dengan jelas menyatakan bahwa Allah tidak membiarkan kebohongan atau dusta dalam bentuk apa pun (Bil 23:19; Tit 1:2; Ibr 6:18).
7.ALLAH ITU SETIA (Kel 34:6; Ul 7:9; Yes 49:7; Rat 3:23; Ibr 10:23); Allah akan melaksanakan apa yang telah dinyatakan-Nya dalam Firman- Nya, melaksanakan semua janji dan peringatan-Nya (Bil 14:32-35; 2Sam 7:28; Ayub 34:12; Kis 13:23,32-33; lihat cat. –> 2Tim 2:13).
Kesetiaan Allah seharusnya mendatangkan hiburan yang tak terkatakan kepada orang percaya dan ketakutan besar akan hukuman atas semua orang yang tidak bertobat dan percaya kepada Tuhan Yesus (Ibr 6:4-8; Ibr 10:26-31).
8.ALLAH ITU ADIL (Ul 32:4; 1Yoh 1:9); bersifat adil berarti bahwa Allah menopang tatanan moral semesta alam, dan dalam perlakuan-Nya terhadap umat manusia Ia bersikap benar dan tidak berdosa (Neh 9:33; Dan 9:14). Tekad Allah untuk menghukum orang berdosa dengan maut (Rom 5:12; bersumber pada keadilan-Nya (Rom 6:23; bd. Kej 2:16-17); Ia marah terhadap dosa karena Ia mengasihi kebenaran (Rom 3:5-6; lihat cat. –> Hak 10:7).
Dia menyatakan murka-Nya terhadap segala bentuk kefasikan (Rom 1:18), khususnya penyembahan berhala (1Raj 14:9,15,22), ketidakpercayaan (Mazm 78:21-22; Yoh 3:36), dan perlakuan tidak adil terhadap sesama manusia (Yes 10:1-4; Am 2:6-7). Yesus Kristus, yang juga disebut sebagai “Orang Benar” (Kis 7:52; 22:14; bd. Kis 3:14) juga mengasihi kebenaran dan membenci kejahatan (lih. Mr 3:5)
Perhatikan bahwa keadilan Allah tidak bertentangan dengan kasih-Nya. Sebaliknya, untuk memuaskan keadilan-Nyalah Dia mengutus Yesus ke dalam dunia sebagai karunia kasih-Nya (Yoh 3:16; 1Yoh 4:9-10) dan sebagai korban-Nya karena dosa demi kita (Yes 53:5-6; Rom 4:25; 1Pet 3:18), supaya memperdamaikan kita dengan diri-Nya sendiri.
9.CATATAN UTK RENUNGAN ,Jikalau kita ingin sepenuhnya mengerti sifat dan kepribadian Allah, kita harus memandang kepada Kristus, sebab dalam Dia berdiam seluruh kepenuhan ke-Allahan (Kol 2:9). Biarlah sifat sifat Allah yang kita pelajari hari ini terus kita ingat dan dalami sehingga kita makin tenggelam dalam sifat sifat ALLAH ini dan makin hari kita makin mencerminkan sifat sifat ilahi dalam kehidupan kita.
SUMBER:
https://alkitab.sabda.org/article.php?id=8424