AYAN HIRSI ALI

1.Ayaan Hirsi Ali adalah seorang penulis, aktivis, dan mantan politikus yang lahir di Somalia dan memiliki kewarganegaraan Belanda dan Amerika Serikat. Dia dikenal karena pandangannya yang kritis terhadap Islam dan advokasinya untuk hak-hak dan penentuan nasib sendiri bagi perempuan Muslim, menentang pernikahan paksa, pembunuhan kehormatan, pernikahan anak, dan mutilasi genital perempuan1.

2.Dia mengalami mutilasi genital perempuan pada usia lima tahun di Somalia, yang diselenggarakan oleh neneknya. Ayahnya, seorang sarjana, intelektual, dan Muslim yang taat, menentang prosedur tersebut tetapi tidak dapat menghentikannya karena pada saat itu dia dipenjara oleh pemerintah Komunis Somalia1. Keluarganya berpindah-pindah di berbagai negara di Afrika dan Timur Tengah, dan pada usia 23, dia menerima suaka politik di Belanda, mendapatkan kewarganegaraan Belanda lima tahun kemudian1.

3.Pada awal usia 30-an, Hirsi Ali meninggalkan iman Islam masa kecilnya, mulai mengidentifikasi dirinya sebagai ateis, dan terlibat dalam politik Belanda yang berhaluan tengah-kanan, bergabung dengan Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD). Pada tahun 2003, Ali terpilih ke majelis rendah dari States General Belanda1.

4.Selama menjabat di parlemen, dia berkolaborasi dalam film pendek dengan Theo van Gogh, berjudul Submission, yang menggambarkan penindasan perempuan di bawah hukum Islam fundamentalis dan kritis terhadap kanon Muslim itu sendiri. Film tersebut menyebabkan ancaman kematian, dan Van Gogh dibunuh tak lama setelah rilis film oleh Mohammed Bouyeri, seorang teroris Islam Maroko-Belanda, yang membuat Hirsi Ali terpaksa bersembunyi1.

4.Setelah meninggalkan Belanda, Ali pindah ke Amerika Serikat, di mana dia menetap sebagai penulis, aktivis, dan intelektual publik. Pada tahun 2011, dia menikah dengan Niall Ferguson dan mereka memiliki dua anak1.

5.Mengenai debatnya dengan Richard Dawkins, mereka pernah berdiskusi tentang konversi Hirsi Ali ke Kristen dan apakah gerakan ‘New Atheism’, yang keduanya merupakan anggota kunci, telah membawa lebih banyak kerugian daripada kebaikan. Dalam diskusi tersebut, Hirsi Ali menjelaskan bahwa dia mengalami krisis pribadi yang mendalam dan setelah mencapai titik terendah, dia berdoa dengan putus asa, yang menjadi titik balik bagi dirinya. Dia merasa terhubung dengan sesuatu yang lebih tinggi dan lebih besar dari dirinya sendiri, dan pengalaman itu mengembalikan semangat hidupnya2.