BAHAGIA 4

Meminjam sepenggal kalimat bijak sang Rumi,…”Kita mencari kalung permata dari ruangan ke ruangan yang sebetulnya ada di leher kita sendiri.” Ini pun sama artinya ketika kita berusaha mencari kebahagiaan. Kita mencarinya ”kemana-mana”, dan kita tidak pernah dengan persis mengetahui dimana letak “kebahagiaan” tersebut, kecuali ada dalam diri kita sendiri! Bagaimana mungkin seseorang akan bahagia, jika ia sendiri tidak merasa bahagia? Jika ia tidak yakin siapa dirinya sebenarnya? Bagaimana mungkin ia bahagia, jika ia hidup berdasarkan bagaimana orang lain memandang tentang dia? Jika seseorang tidak tahu apa yang sungguh berarti di dalam hidup ini? Jika seseorang tidak mencintai dirinya sendiri? Jika dia tidak menerima dirinya sendiri apa adanya? Serta, jika seseorang tidak tahu apa kelebihannya, lalu berusaha mengembangkannya!

Pikiran dan perasaan tentang diri sendiri, sudah pasti akan menentukan apa yang seseorang percayai tentang dirinya sendiri. Karna, ketika seluruh dunia menyatakan sebaliknya, ia akan tetap teguh tak tergoyahkan. Tentu saja, memahami dan menerima diri apa adanya, adalah kunci utama untuk menjadi bahagia. Singkatnya, orang yang bahagia harus bisa mencintai dan menghargai dirinya sendiri, walau mungkin saja ia sangat berbeda dibandingkan dengan lingkungan sosial dan lain sebagainya yang berada di sekitarnya.

SUMBER:

Jika di Surga Dilarang Tertawa, Saya Tak Ingin ke Sana! (Sebuah Entitas Kebahagiaan)

https://pelitaku.sabda.org/jika_di_surga_dilarang_tertawa_saya_tak_ingin_ke_sana_sebuah_entitas_kebahagiaan