BAHAYA KOMPROMI

wahyu-144000
BAHAYA KOMPROMI
WAHYU 2:12-17- JEMAAT PERGASMUS

1.Tuhan jelas tidak menyangkali pergulatan hebat sidang jemaat Pergamus yang diam di takhta iblis, yakni pusat penyembahan berhala Greko-Roman, Zeus alias Jupiter. Sidang jemaat tidak menyangkal nama Tuhannya di tengah gelombang aniaya. Lagi, kita baca tentang kesetiaan yang tabah-takwa. Bahkan pada zaman Antipas, saksi yang setia, yang dihukum mati di kota Pergamus (13). Antipas, karena ia mengikuti jejak Yesus, ia disebut sebagai ‘saksi yang setia’ yakni sebutan yang dipakai di tempat lain bagi Yesus (Why. 1:5, 3:14).

2.Namun realita lain dicatat. Jemaat Pergamus diperhadapkan dengan pengaruh kuat dari pengajaran Bileam dan Nikolaus, yang menyesatkan beberapa orang di Pergamus (14-15). Dalam Perjanjian Lama, pada mulanya Bileam kelihatan sebagai nabi yang menolak untuk mengucapkan kutuk terhadap Israel (Bil. 22-24). Namun, dalam Bilangan 31:16 dan akibatnya kemudian dalam tradisi Yahudi dan kekristenan, ia dianggap sebagai nabi palsu yang menyesatkan bangsa Israel ke dalam penyembahan berhala dan perbuatan zinah. Hal ini dijelaskan dalam Bilangan 25 (bdk. 2Ptr. 2:15-16; Yud. 1:11)..
3.Ajaran Bileam rupanya semacam ajakan untuk berkompromi dengan tuntutan-tuntutan duniawi, dan tentu saja menggemakan semangat permisif dalam moralitas. Inilah waktunya menjadi serupa dengan dunia, sehingga suatu saat Gereja dan orang percaya tidak lagi ada bedanya dengan dunia.
4.Sementara itu pengikut Nikolaus mengajarkan Kristus versi baru, sejenis Kristus-Gnosis, yang mengajarkan bukan Kristus yang historis, melainkan Kristus kosmis yang hanya dicapai lewat jalan mistik oleh orang-orang yang telah menerima terang atau pencerahan batin. Bagi para pengikut Nikolaus, Injil Salib dan Kebangkitan merupakan barang remeh yang hanya cocok bagi para pemula dalam Agama Kristen. Bagi mereka, Injil Salib dan Kebangkitan merupakan omong kosong. Kristus-Gnosis yang mistika-historis itulah yang mereka puja.

5.Ancaman Bahaya Kompromi dalam jemaat Pergasmus dipraktekkan dalam Sejarah Gereja kemudian. Pergamus artinya menikah. Dan di jaman ini, gereja telah ”menikahi” dunia. Semua sistem nilai dan norma dari dunia telah masuk dalam gereja. Periode ini berlangsung dari naiknya Constantine Agung (324 M) hingga abad ke-6 ketika masa ke-paus-an dimulai. Saat ini adalah saat ”pernikahan” antara gereja dan negara dimana Constantine menjadikan kristen sebagai agama resmi kerajaan Roma. Selama ini, gereja memiliki popularitas tinggi, tetapi seiring dengan meningkatnya pengaruh politik gereja, pengaruh spiritualnya berkurang Karena gereja banyak berkompromi dengan dunia.
6.Bahaya kompromi di Pergasmus, dan praktek kompromi dalam sejarah gereja masa lalu, masih dapat terjadi sekarang dan pada masa yang akan datang. Mudah sekali kita tergelincir kedalam praktek kompromi.
Kompromi berarti menurunkan nilai kebenaran demi diterima oleh orang lain yang berbeda penilaiannya. Tujuan kompromi biasanya supaya diterima oleh orang lain, atau menghindari permusuhan. Dalam surat ketiga yang ditujukan kepada jemaat di Pergamus ini kita dipertemukan dengan gereja yang terlibat dalam kompromi. Gereja Pergamus adalah gambaran dari gereja yang mulai hanyut di dalam kehidupan duniawi.

7.Inilah pesan bagi kita melalui surat kepada jemaat di Pergamus. Yaitu, “kesetiaan”, atau komitmen tegas kepada kebenaran firman Tuhan dan penolakan terhadap kompromi demi mendapatkan status sosial yang tinggi di tengah masyarakat yang tidak mengenal Tuhan.
Contoh dilapangan: Dunia mengenal praktek pernikahan sejenis maka gereja yang berkompromi dengan dunia akan berusaha mencari ayat ayat Alkitab yang dapat membenarkan pernikahan sejenis. Maksudnya tidak lain agar gereja diterima dunia. Kompromi lain: dalam budaya korupsi apakah akan ikut ikutan korupsi supaya diterima oleh kawan kawan yang korupsi? Anak muda dalam kelompokmya mempraktekkan seks bebas apakah akan komrpromi dengan ikut ikutan praktek semacam itu.? Dalam hal isi iman, agama disekeliling beriman kepada Allah yang Esa, dalam kompromi jangan sampai kita menyesuaikan itu dengan menghilangkan ajaran Trinitas.Ajaran kita itu khas Allah itu Esa tetapi juga menampakkan diri sebagai Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus.
Mengetahui bahaya praktek kompromi maka kita diajak untuk menjauhi praktek kompromi dan mengatakan : Tidak ! terhadap berbagai kompromi yang menghanyutkan kita dalam kubangan lumpur dosa dan menjauhkan kita dari Tuhan Yesus. Katakan : “Ya”terhadap Tuhan Yesus dan Segala KehendakNya.

Bacaan Rekomendasi

Haruskah Tunduk pada Tekanan Sosial?