BEBAN DERITA DAUD


BEBAN DERITA DAUD
2 Samuel 15:13-37

1.Bagian ini mengisahkan bagaimana raja Daud harus kembali hidup dalam pelarian. Jika dahulu dia melarikan diri dari raja Saul, sekarang dia harus melarikan diri dari anaknya sendiri Absalom yang telah mengangkat dirinya menjadi raja dan siap memasuki ibu kota Yerusalem. Mengapa Daud tidak memerangi Absalom? Ada empat alasan:
1.1.Karena Daud mengasihi Absalom dan tidak ingin berperang dengan risiko membunuh dia.
1.2.Karena kekuatan Absalom didukung oleh banyak orang sehingga cukup mampu untuk mengalahkan tentara yang setia kepada Daud.
1.3.Daud sadar kalau ini terjadi akibat hukuman yang Tuhan yang dinyatakan kepada dia dalam 2 Samuel 12:10.
1.4.Karena Daud tidak mau ada pertempuran di tengah-tengah Yerusalem. Dia tidak ingin ada peperangan di tengah-tengah kota utama Israel yang di dalamnya ada Tabut Perjanjian Tuhan.

2.Sekali ini pun, kesetiaan orang-orang yang mengikuti Daud terlihat. Mereka lebih suka berada di pelarian bersama Daud dengan status yang tidak jelas dan masa depan yang tidak pasti (ay. 21). Orang-orang yang sebagian telah bergabung bersama dengan Daud di padang gurun ketika dia lari dari Saul, sekarang tetap setia mengikuti Daud ke padang gurun sekali lagi.

3.Daud tidak ingin Tabut Perjanjian Tuhan, imam Zadok dan Abyatar mengikuti dia yang sedang dihukum Tuhan dan menuju tempat yang tidak jelas. Kalimat Daud sangat menyentuh. Dia mengatakan bahwa dia belum tentu akan selamat kali ini. Tetapi jika Tuhan berbelaskasihan, maka dia pasti akan kembali ke Yerusalem dan melihat kembali Tabut Perjanjian Tuhan. Maka dia meminta supaya Tabut Perjanjian, bersama dengan Zadok dan Abyatar, tetap tinggal di Yerusalem.(ayat 25). Perhatikan pula akan kepasrahan Daud di ayat 26 : Tetapi jika Ia berfirman, begini:”Aku tidak berkenan kepadamu, maka aku bersedia, biarlah dilakukanNya kepadaku apa yang baik dimataNya.

4.Dalam ayat 30 dikatakan bahwa Daud berjalan sambil menangis tanpa mengenakan alas kaki apa pun. Dukacita yang sangat dalam tengah dirasakan oleh Daud. Tetapi walaupun Daud berada dalam pelarian, anak buahnya tetap menyusun strategi sehingga Daud dapat membaca keadaan di Yerusalem setelah dia meninggalkan kota itu. Mereka, yaitu Zadok dan Abyatar, berjanji akan terus memberikan informasi kepada Daud. Juga Husai diminta untuk tetap tinggal untuk memberikan kabar kepada Daud. Hukuman Tuhan makin berat menimpa Daud. Tetapi ingatlah bagaimana kerohanian Daud yang bergantung kepada Tuhan semakin bertumbuh justru di dalam kesulitan dan bahaya. Walaupun larinya Daud dari Yerusalem untuk menghindari anak sendiri adalah hukuman dari Tuhan, tetapi pelarian ini juga akan mengembalikan kerohanian Daud untuk bergantung sepenuhnya kepada Allah.

5. Daud tidak memanfaatkan Tabut Perjanjian dengan cara yang salah. Dia tidak mau tabut itu digunakan untuk menjadi jimat dalam peperangan supaya dia aman. Dia juga tidak mau Yerusalem menjadi tempat pertempuran. Dia lebih memilih untuk melarikan diri. Dia tidak mempertahankan takhtanya dan tidak mengeluh kepada Allah. Dia menangis di hadapan Allah sebagai orang yang sedang menangisi dosanya, bukan sebagai orang yang merasa dirinya sedang menjadi korban.

6. Marilah persiapkan hati jika Tuhan memberikan kepada kita orang-orang yang menyusahkan, pekerjaan yang berat, kesulitan dan penderitaan, dan seterusnya sambil mengingat bahwa Tuhan sedang membentuk kita untuk bergantung kepada Dia. Mari juga persiapkan hati kalau kesulitan hidup yang terjadi adalah konsekuensi dari segala dosa yang telah kita lakukan. Mari merelakan hati untuk dengan tenang memikul segala hal yang Tuhan bebankan, karena dengan kerelaan memikul hukuman dari Tuhan hati kita akan dikembalikan menjadi milik Tuhan.
Lagu Aku Berserah :
https://www.youtube.com/watch?v=xa4SfEpHF_c