10 HARI MENUJU PERINGATAN HARI PENTAKOSTA
RENUNGAN
BEBAS DARI RASA TAKUT DENGAN MENGANDALKAN TUHAN
Rasa takut seringkali menghampiri hidup manusia. Ketika kekasih hati atau orang yang diandalkan tak lagi bersama, rasa-ranya enggan untuk melangkah. Belum lagi dengan berbagai permasalahan yang menghimpit, seringkali menjadikan manusia takut. Juga saat hidup dalam kesendirian. Di situ ada rasa takut untuk melangkah, karena seolah tak ada teman, sehingga perjalannan hidup dijalani sendiri. Rasa bimbang dan ragu semakin memperberat langkah.
Sang Pemazmur mengingatkan kita semua, bahwa kita ini adalah milik Allah. Kita adalah umat yang dipilih Allah untuk menjadi milik-Nya. Sebagai umat milik kepunyaan-Nya, Ia tak membiarkan kita sendiri. Ia melihat, menilik dan memperhatikan kita. Segala yang kita kerjakan, segala yang kita perbuat tak pernah lepas dari perhatian-Nya. Ia turut dalam pekerjaan kita. Pemazmur mengungkapkan pekerjaan yang dilakukan Tuhan kepada manusia secara luarbiasa. Kata Pemazmur, “TUHAN memandang dari sorga, Ia melihat semua anak manusia; dari tempat kediaman-Nya Ia menilik semua penduduk bumi. Dia yang membentuk hati mereka sekalian, yang memperhatikan segala pekerjaan mereka” (ay. 13-15). Sungguh, apa yang dilakukan Tuhan begitu luarbiasa penuh perhatian. Namun apakah perhatian Tuhan itu ditanggapi manusia? Di sinilah letak persoalan manusia. Ketakutan, kecemasan terjadi karena umat tidak merasakan kehadiran Allah yang bekerja dalam kehidupan kita. Manusia kerap mencari-cari “alternatif” untuk mengatasi masalah dalam hidupnya.
Pemazmur juga menceritakan bagaimana manusia melupakan Allah dengan mencari-cari peneguhan alternatif baginya. Pemazmur memberi contoh seekor kuda. Kuda adalah binatang yang cepat dan tangkas, sehingga menjadi kendaraan perang. Kuda adalah metafora kekuatan yang dimiliki manusia. Kuda boleh kita pahami sebagai alat yang dapat memberikan ketenangan buat manusia. Namun itu semua sia-sia, tidak akan menolong kita. Mengapa? Sebab, hanya Tuhan yang mampu menolong kita. Persoalannya bagaimana caranya? Pemazmur mengatakan: “Sesungguhnya, mata TUHAN tertuju kepada mereka yang takut akan Dia, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya” (ay. 18). Memahami ungkapan Pemazmur “mereka yang berharap kasih setia-Nya” ini dapatlah kita bayangkan seperti orang yang nyaris tenggelam. Ia tak mampu lagi berenang. Ia hanya pasrah menanti pertolongan. Saat menerima pertolongan, ia juga tidak boleh bergerak semaunya sendiri. Ia ikut saja tindakan yang dilakukan penolongnya. Begitulah yang mestinya terjadi dalam hidup ini. Di tengah perjalanan hidup kita, berserah kepada Dia yang empunya kehidupan. Dalam bahasa Pemazmur kita memandang Tuhan yang telah lebih dahulu memandang kita.
Melalui Mazmur 33:12-22, kita diingatkan bahwa sesungguhnya hanya takut pada Tuhan, dan menaruh harap hanya kepada Tuhan sajalah yang menjadikan kita kuat. Karena Tuhan senantiasa mengasihi umat yang takut dan berharap pada-Nya, Tuhan Allah memberikan pemeliharaan pada mereka ynag menyandarkan hidup hanya pada-Nya.
SUMBER:
Nama Situs : Sinode GKJ
Alamat URL :
https://www.sinodegkj.or.id/2020/02/22/masa-pentakosta-2020/
Judul Asli : MASA PENTAKOSTA 2020, MENGALIR BERSAMA ROH KUDUS