BEDAH BUKU

BEDAH BUKU

JUDUL: ALLAH MENAHAN DIRI, TETAPI PANTANG BERDIAM DIRI

PENULIS: E.I.NUBAN TIMO

PENERBIT: BPK GUNUNG MULIA JAKARTA, 2015

Andreas A. Yewangoe

  1. Judul

Allah menahan Diri.  “Ia menahan Diri atau menaruh batas bagi Diri dan keputusan-Nya karena mempertimbangkan manusia yang akan menjadi sekutu-Nya.” (p. 435).

Ungkapan ini menarik. Sebenarnya seluruh pekerjaan Allah adalah pekerjaan “menahan Diri”. Penciptaan adalah “penahanan Diri” Allah untuk memberi ruang kepada Yang Bukan Diri-Nya. Pandangan ini memang sedikit berbau Hegelian yang melihat GEIST (Roh Mutlak) sebagai yang menjelmakan diri di dalam kebalikannya: materi. Maka “imannentisme” Allah menjadi penting bagi Hegel. Allah bukanlah “self -sufficient being”. Allah “membutuhkan” dunia justru di dalam (in) dan bagi (for) diri-Nya sendiri. Allah memerlukan dunia bagi aktualisasi Diri-Nya. Maka sejarah adalah sejarah Allah. Dengan mengutip ini kita memasuki penggalan kedua judul ini, “Pantang Berdiam Diri”. Ada gerak dialektis antara “Menahan Diri” dan “Pantang Berdiam Diri”. H. Berkhof (bukunya, Christelijk Geloof, Nijkerk) berkata-kata mengenai kondensidensi Allah dalam rangka Penyataan-Nya. Kondensidensi adalah sisi yang lain dari Transendensi-Nya. Menurut H. Berkhof, kedua sisian ini tampil secara teratur. Tetapi memang ini bukanlah persoalan intektual, dan hampir selalu dalam cara yang sedemikian rupa sehingga pembedaan dari kedua aspek (segi) itu tetap berada pada bayangan kesatuan yang mengacu kepada esensi (pada satu pihak), danakta Allah (pada phak lain). Bdk. Yesaya 57:15: “Sebab beginilah firman Yang Maha Tinggi dan Yang Maha Mulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Maha Kudus nama-Nya: ‘Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk.’” Tentu saja ada “ketegangan” di sini- “Menahan Diri” dan “Pantang Berdiam Diri” (esensi dan akta, Deus Absconditus-Deus Revelatus).