BELAJAR DARI YUNUS DAN PARA PELAUT


BELAJAR DARI YUNUS DAN PARA PELAUT
Yunus 1:1-16

Yunus Melarikan Diri ( 1:1-3)
Perintah Tuhan jelas. Yunus harus keNiniwe yang didirikan oleh Nimrod (Gen. 10:11). Sebaliknya, Yunus kabur, menaiki kapal yang berbeda arah:
Kita mengetahui kalau Yunus melarikan diri “dari hadapan TUHAN,” pernyataan itu diulangi 2 kali dalam ayat 3. Saya tidak melihat hal ini berarti Yunus mengira bisa lari dari Tuhan, tapi itu merupakan pernyataan teknis, maksudnya adalah dia berusaha “mengundurkan diri” sebagai nabi.

Kapal, Para Pelaut, Badai, dan Orang Berdosa -(1:4-9)
Tuhan menurunkan badai dijalan Yunus, badai yang sangat hebat sehingga menakutkan pelaut senior (secara literal “berpengalaman”) dan akan menghancurkan kapal. Para pelaut mulai membuang muatan, agar kapal dan hidup mereka selamat. Pada saat yang sama, setiap pelaut berdoa pada tuhan mereka masing-masing supaya selamat. Pasti para pelaut ini berdoa pada tuhan yang menurut mereka memiliki kuasa atas laut.
Pelaut itu melihat badai sebagai hal yang berkaitan dengan rohani. Hal pertama yang dilakukan adalah berdoa pada Allah mereka. Ketika semua itu tidak terjadi, mereka meminta Yunus dan Tuhannya.
Respon tegas Yunus (setidaknya seperti yang tertulis) adalah, “Aku seorang Ibrani; aku takut akan TUHAN, Allah yang empunya langit, yang telah menjadikan lautan dan daratan” (Yunus 1:9).
Dengan pernyataan ini, semuanya menjadi jelas bagi para pelaut: Yunus seorang nabi Yahudi yang melarikan diri dari Tuhan. Yunuslah yang menyebabkan badai. Dosa Yunus telah mendatangkan bahaya buat seluruh awak kapal.

Yunus Keluar Kapal (1:10-15)
Laut makin menjadi-jadi. Waktunya makin sempit. Bagaimanapun, dia seorang nabi. “jadi kata mereka kepadanya, ‘apa yang harus kita lakukan agar laut menjadi tenang kembali?’” (Yunus 1:11).
Yunus menyuruh para pelaut untuk mengangkat dan membuang dia keluar kapal, kedalam laut, dan kemudian laut akan menjadi tenang. (vs. 12). Kenapa Yunus tidak langsung lompat kelaut? Sepertinya para pelaut harus bertindak taat pada Tuhan melalui Yunus. Membuangnya kelaut berarti kematian bagi Yunus. Kemauannya untuk mati merupakan indikasi kalau dia menyadari kesalahannya dihadapan Tuhan.
Dia tidak lagi lari dari Tuhan! Dia menyerahkan dirinya, tubuh dan jiwa, kepada Tuhannya. Disini dia menunjukan kepahlawanan iman! Dia tetap anak Tuhan, walaupun dia sudah berdosa..

Laut Jadi Tenang, Tapi Para Pelaut Tidak (1:15-16)
Sewaktu para pelaut melihat Yunus tenggelam dibawah gelombang, mereka merasakan angina dan laut menjadi tenang. Mereka langsung mengerti bahwa semua yang mereka duga adalah benar. Tuhannya Yunus adalah satu-satunya Tuhan yang benar. Dia membuat badai karena Yunus melarikan diri. Dan, seperti dikatakan Yunus, membuangnya kelaut akan meredakan badai. Maka dari itu, pasal ini menyimpulkan dengan suatu laporan ibadah para pelaut. “Orang-orang itu menjadi sangat takut kepada TUHAN, lalu mempersembahkan korban sembelihan bagi TUHAN serta mengikrarkan nazar” (Yunus 1:16). Orang tidak mengenal Tuhan telah menjadi orang percaya, sementara nabi tetap tidak taat. Dalam rangka menghindar dari tugas memberitahu orang Niniwe, Yunus telah mengabarkan pada para pelaut, dan mereka percaya pada Tuhan.

Kesimpulan
Biarlah iman para pelaut ini menjadi pelajaran bagi kita bahwa kemunafikan bukan alasan bagi orang tidakpercaya. Yunus seorang munafik, dan saya percaya para pelaut melihat itu. Tapi, kemunafikan Yunus tidak menghalangi mereka percaya dan taat padaNya. Kegagalan Yunus melakukan perintah tidak menghalangi para pelaut untuk melakukan itu. Jangan coba menjadikan ketidaktaatan anda sebagai alasan dengan menunjuk orang lain. Kita semua layak hanya dengan taat pada perintah Tuhan.

Dosa membahayakan yang lain jadi harus disingkirkan. Yunus mengancam hidup para pelaut. Dosanya menyebabkan murka Tuhan mengancam semua orang diatas kapal. Hanya dengan membuang Yunus para pelaut selamat.
Ilustrasi disiplin gereja yang indah dalam cerita ini. Seperti Yunus membahayakan seluruh kapal, juga dosa orang percaya membahayakan dan menghancurkan seluruh gereja. Seperti kata Paulus, “sedikit ragi merusak seluruhnya” (1 Cor. 5:6). Maka itu, kegagalan gereja menghadapi dosa seorang anggota membahayakan seluruh gereja. Seperti Yunus dibuang keluar, demikian juga orang percaya yang keras kepala dan melarikan diri haru “dibuang keluar” (cf. 1 Cor. 5:5, 9-13).