BERDOA BAGI SDR SDR SEIMAN YG BERDOSA

BERDOA BAGI SDR SDR SEIMAN YANG BERDOSA
1 YOH,5:16

5:16 Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
5:17 Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.

1.Dalam 1 Yohanes 5: 16-17, kita harus berdoa untuk saudara seiman yang berdosa. Sama dengan Yohanes, orang Kristen mengakui bahwa “semua kejahatan adalah dosa” dan dosa memisahkan manusia dari Allah. Tetapi masalah yang ditimbulkan Yohanes adalah disebutkannya “dosa yang mendatangkan maut.” di mana doa tidak dilakukan .Dosa apakah itu? Dan kematian apakah yang dimaksudkan-jasmani atau rohani? Karena kita sendiri kadang-kadang jatuh ke dalam dosa, maka pertanyaan-pertanyaan diatas memiliki arti praktis bagi kita masing-masing. Ini bukanlah sckadar memecahkan masalah akademis dari Kitab Suci.

2.Tetapi kehidupan dan kematian apakah yang sedang dibicarakan oleh Yohanes? Kita lihat bahwa Kitab 1Yohanes menggunakan istilah “hidup” tiga belas kali, tujuh di antaranya dalam pasal ini. Karena yang dimaksudkannya adalah kehidupan rohani (kehidupan kekal) dalam setiap penggunaan lainnya dari istilah tersebut, maka kita menduga bahwa pengertiannya dalam teks ini juga sama.
3.Dalam 1Yohanes 3:14, Yohanes menggunakan kata “maut” untuk menunjukkan kematian rohani, bukan kematian jasmani. jadi meskipun dalam Perjanjian Baru dosa dapat mengakibatkan kematian jasmani (1 Korintus 11:30; bandingkan Kisah Para Rasul 5:1-11; 1Korintus 5:5) dan penyakit jasmani (Yakobus 5:15-16), tampaknya bukan itu pengertlannya dalam bacaan ini. Hal ini secara khusus benar kareria dalam kitab Injil maupun surat-suratnya Yohanes menganggap kematian jasmani sebagai sesuatu yang telah ditaklukkan oIeh orang percaya (Yohanes 8:51; 11:26; 1Yohanes 3:14).

4.Jika demikian, dosa apakah yang mengakibatkan kematian rohani?. Dalam hal ini Yohanes melihat pada Yesus, yang menyebutkan dosa yang tidak dapa t diampuni(Markus 3:28 dan bacaan-bacaan yang sebanding). Dosa apakah itu? Bagi Yesus dosa itu adalah melihat pekerjaan Roh Kudus tetapi menyebutnya sebagai pekerjaan setan. Secara serupa, Yohanes merasa prihatin akan sekelompok orang yang murtad, mereka yang dulunya merupakan bagian dan masyarakat Kristen tetapi kemudian meninggalkannya. Apa dosa mereka? Mereka terus hidup dalam dosa (dan dengan dernikian membenarkan dosa tersebut), mereka saling membenci dan memisahkan diri dari teman-teman Kristen lainnya (dengan dernikian mereka tidak mempraktikkan perintah tentang kasih), mereka mengasihi dunia dan bahkan menyangkal bahwa Yesus telah “menjadi manusia” (barangkali penyangkalan bahwa Kristus benar-benar memiliki tubuh jasmani). Semua itu bukanlah kesalahan yang terjadi secara kebetulan atau tergelincir ke dalam dosa tertentu, melainkan sengaja menyimpang dari kobcnaran yang telah mereka alami dalam masyarakat Kristen. Meskipun mereka mungkin masih menganggap diri Kristen, Yohanes mengetahui bahwa nilai-nilai dan doktrin mereka bcrbeda dengan yang terdapat dalam kelompoknya.

5.Pokok perhatian utama Yohanes dalam suratnya ini adalah berdoa bagi sdr seiman yang berdosa . Yohanes menghendaki dua hal:
5.1.Yang pertama adalah mengambil tanggung jawab atas kesejahteraan rohani dari ternan-teman Kristen; yaitu mengamati kesalahan (kita dapat “melihat” dosa; dosa itu tampak), menegur orang berdosa (Galatia 6:1-2), dan berdoa agar mereka mendapatkan pengampunan.
5.2.Yang kedua adalah menganggap dosa sebagai hal yang serius, dan menyadari bahwa dosa itu benar-benar dapat menimbulkan konsekuensi yang serius jika kita tetap hidup di dalam-Nya. Dengan demikian kita harus hidup dalarn rasa takut yang benar di hadapan Allah dan memanggil orang lain untuk melakukan hal yang sama dan bertobat serta meninggalkan dosa dosa mereka.

Disarikan dari:
Peter H Davids, Ucapan yang Sulit Dalam Perjanjian Baru, SAAT Malang, p. 272