1.Kerohanian Kristen modern ditandai dengan „mulai di garis akhir“. Dalam kerohanian ini tujuan kehidupan Kristen adalah keselamatan, tetapi keselamatan diterima segera setelah seseorang menjadi Kristen. Kebanyakan orang evangelikal percaya bahwa keselamatan itu tidak mungkin hilang, orang percaya baru sudah mencapai tujuannya menjadi Kristen pada awal kekristenanannya.
Dengan kata lain kita mulai digaris akhir. Yang tinggal dilakukan adalah bertahan dan menunggu upacara pemberian hadiah. Itu sama dengan berlari dalam pertandingan sambil terus melihat kebelakang dan bertanya tanya apakah ada orang yang menangkap kita dari pada memusatkan perhatian kedepan.
2.Kebanyakan orang evangelikal, penuh dengan kesadaran diselamatkan oleh kasih karunia karena iman, sudah jauh dari pikiran untuk bekerja mencari keselamatan; kita sudah memahami kebenaran ini yang begitu berharga dan itu memang tepat, tetapi dengan kesadaran itu kita sudah mengabaikan kebenaran lain yang juga berharga, yaitu untuk bertumbuh.
3.Ini merupakan kealpaan yang gampang. Pertumbuhan itu menyakitkan. Kerap kali pertumbuhan itu menghasilkan kesulitan dan derita yang berkepanjangan. Kecuali motivasi kita untuk bertumbuh kuat sekali, derita itu terlalu besar dan ini menjadi alasan untuk membebaskan diri kita dari kewajiban dengan berkata:“Yesus sudah mengerjakannya bagi saya.“ Dalam konteks itu pernyataan ini bukan pernyataan iman, melainkan pernyataan orang malas. Alkitab sarat dengan ungkapan ungkapan yang mendorong kita bertumbuh. (2 Pet.3:18; Kol.1:10-12; II Tes.1:3; fil.2:12-13).
4.Leluhur rohani kita tidak mengenal jalan lain.
Thomas ‘a Kempis menulis, “Semangat dan kemajuan kita seharusnya bertambah setiap hari; tetapi sekarang dianggap sesuatu yang hebat kalau orang dapat mempertahankan sebagian saja dari kerajinan pertamanya.”
Yang dikatakannya ialah karena seharusnya terjadi pertumbuhan setiap hari dalam iman kita.
John Climacus menulis,“Mengenai setiap kesalahan dan setiap kebajikan, kita harus terus menerus mawas diri untuk mengetahui sejauh mana kita bertumbuh, suatu permulaan, pertengahan,atau akhir.“
Kedua tokoh yang disebutan diatas hanyalah dua contoh orang kudus Kristen yang mendesak gereja pada zaman mereka untuk menjauhi rasa puas diri.
5.Kekristenan historis mencadangkan pegunduran diri rohani (retreat) untuk masuk sorga. Dalam banyak hal, ketidakpastian apakah akan masuk ke sorga menggerakkan orang Krsiten melatih dan menjaga hati dan pikiran mereka sampai sampai hal itu menjadi sikap neurotis.
Kita tidak mau kembali pada keadaan itu, tetapi kita dapat menyimak urgensi, sifat mendesak iman mereka. Ketika kita menelusuri karya klasik kesusastraan dan kerohanian Kristen,kita akan melihat bahwa yang mereka mengalami pergaulan dengan Allah yang hidup pada permulaan mempunyai gambaran jelas mengenai mereka mau menjadi apa.