BERPENGHARAPAN DAN MELAKUKAN KEBAIKAN

Lukas 3:7-18

1.“Orang banyak sedang menanti dan berharap,” demikian Injil Lukas menggambarkan suasana batin dalam kerumunan orang banyak di sekitar Yohanes Pembaptis, “dan semuanya bertanya dalam hatinya tentang Yohanes, kalau-kalau ia adalah Mesias…” (Luk. 3:15). Ya, memang saat itu bangsa Israel sangat berharap pada kedatangan Mesias (yang diurapi: menunjuk pada jabatan nabi dan sekaligus raja) yang akan membawa pemulihan bagi Israel secara politis dan religius.

2.Harapan itu bukan tanpa alasan, mengingat situasi bangsa Israel yang ada dalam penjajahan Romawi. Di bawah Kaisar Tiberius yang terkenal kejam, bangsa yang dulu pernah jaya itu kini ditaklukkan dan harus membayar upeti, terinjak dan dihina. Israel berada di bawah pemerintahan wali negeri yang semuanya adalah orang asing. Dalam keadaan terpuruk itu, orang Israel berharap pada kedatangan mesias yang telah dijanjikan dalam kitab suci—untuk membebaskan, memperbarui dan memulihkan kehidupan mereka.

3.Ketika Yohanes Pembaptis tampil, harapan itu kembali tumbuh. Seruan pertobatan yang diwartakan Yohanes oleh karena perintah Allah kepadanya telah menarik perhatian banyak orang, dan mereka memberikan diri untuk dibaptis tanda pertobatan. Namun demikian, dengan jelas Yohanes menyatakan bahwa proses pertobatan itu tidak cukup hanya memberi diri dibaptis. Yohanes menekankan adanya buah-buah pertobatan. Ia menyerukan bahwa pertobatan harus dilakukan dengan aksi nyata, yaitu dengan sikap murah hati kepada sesama, jujur dan tidak mengambil keuntungan diri sendiri, serta mencukupkan diri dengan berkat yang ada. Berita mesianik yang diwartakan Yohanes Pembaptis dalam bagian ini mengajak kita untuk tetap berpengharapan dan melakukan kebaikan tanda pertobatan diri di tengah penantian akan datangnya Mesias.