ORANG KRISTEN BUNUH DIRI:
Masuk Surga Atau Neraka ?
Sewaktu kuliah di seminari, rektor saya menceritakan sebuah kisah nyata seorang Kristen di China yang dipenjara karena imannya kepada Kristus. Dia adalah orang Kristen yang sungguh-sungguh. Saat berada di penjara dia bersama rekan-rekannya disiksa tanpa henti, siang malam sampai mereka tidak punya waktu istrirahat. Malam hari mereka disiksa dengan disemprot air dingin dan penyiksaan fisik, mental terus dilakukan. Bertahun-tahun mereka disiksa dengan hebat seperti ini. Akhirnya orang Kristen ini saking tidak tahannya dengan penyiksaan yang menderanya itu maka dia membentur-benturkan kepala di tembok penjara dan akhirnya meninggal. Rektor kami mengajukan pertanyaan retoris,”Bukankah ini termasuk tindakan bunuh diri? Dia melanjutkan dengan pertanyaan,”Masuk surga nggak, dia?” Pertanyaan ini membuat kami terbagi dua :Antara ya dan tidak. Lalu apa jawaban Rektor kami sendiri? Tunggu dulu, kita akan tinjau dulu beberapa kasus bunuh diri dalam perspektif Kristen.
Bunuh diri dalam Alkitab
Menarik sekali bahwa ada beberapa contoh kasus bunuh diri yang sukses dalam Alkitab. Pertama adalah Samson, yang bunuh diri dan juga sekaligus membunuh orang Filistin. Dalam hal ini, doa Simson kepada Allah untuk kekuatan dalam tindakan terakhirnya tampaknya dijawab oleh Tuhan. Contoh lain adalah Raja Saul dan pembawa senjatanya, yang bunuh diri karena mereka sedang diserbu oleh orang Filistin. Contoh ketiga adalah Ahitofel, yang gantung diri ketika nasihatnya kepada Absalom tidak diperhatikan, dan kemungkinan dia akan dibunuh oleh David sebagai pengkhianat. Keempat adalah Zimri, yang merebut tahta sebagai rajah di Israel selama tujuh hari, sebelum tentara Israel mengepungnya. Ia masuk ke dalam puri istana raja llalu membakar istana raja itu sedang ia sendirian di dalamnya dan akhirnya ia mati dalam perapian yang menyala . Kisah yang paling terkenal adalah Yudas, yang setelah ia mengkhianati Yesus mencoba untuk mengemnbalikan 30 keping perak, kemudian pergi dari situ dan menggantung dirinya.
Kisah lain adalah kepala penjara Filipi, yang hendak membunuh dirinya sendiri ketika ia melihat semua pintu penjara terbuka. Namun, Paulus, salah satu tahanan, mendorong dia untuk tidak membunuh dirinya sendiri. Alih-alih melakukan bunuh diri, kepala penjara menjadi seorang Kristen dan dibaptis bersama seisi keluarganya malam itu. Contoh lain yang terkenal terjadi ketika Iblis mencobai Yesus untuk melemparkan dirinya dari bubungan bait Suci, sehingga Allah akan mengutus seorang malaikat untuk menyelamatkan Dia. Yesus menolak. Lalu ada istri Ayub, yang setelah Ayub mengalami berbagai bencana yang dahsyat mendorong suaminya untuk “mengutuk Allah dan mati.” Ayub menolak saran kejahatan istrinya.
Jelas dari semua contoh di atas hendak menyatakan bahwa bunuh diri di Alkitab biasanya adalah hasil dari orang-orang jahat yang menyadari apa yang akan terjadi pada mereka itu adalah hasil dari kejahatan mereka sendiri. Dalam kasus lain, orang-orang didorong untuk tidak bunuh diri atau memilih untuk tidak melakukannya sendiri, sebagai pilihan yang lebih baik. Jadi, jelas bahwa bunuh diri tidak pernah didorong dalam Alkitab.
Alkitab dan bunuh diri
Meskipun isu bunuh diri tidak langsung dibahas dalam Alkitab, hal itu terkait dengan perintah Allah – khususnya, ” Jangan membunuh.” Alkitab dalam versi Basic English menerjemahkan kalimat, “Jangan membuat seseorang mati tanpa sebab .” Kata Ibrani yang digunakan di sini adalah ratsach, yang hampir selalu mengacu pada pembunuhan disengaja tanpa alasan. Karena bunuh diri adalah disengaja, pembunuhan berencana terhadap seorang individu, itu juga akan dilarang oleh perintah itu. Menurut Alkitab, pembunuhan (atau bunuh diri) dilarang karena manusia diciptakan menurut gambar Allah:
” Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.” (Kejadian 9:6)
Oleh karena itu, menurut Alkitab, satu-satunya yang memiliki hak untuk memutuskan kapan kita mati adalah Sang Pencipta sendiri. Alkitab juga mengatakan Allah telah menetapkan hari-hari hidup kita. Jadi, bunuh diri secara khusus melanggar kehendak Allah dalam hidup seseorang.
Bunuh Diri dan surga / neraka
Bertentangan dengan kepercayaan banyak orang, masuk ke surga tidak ditentukan oleh bobot perbuatan baik seseorang vs perbuatan buruk. Keselamatan dalam Alkitab didasarkan pada kepercayaan kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat:
“Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.” (Roma 10:9)
Ini semacam keyakinan bukan hanya sebuah sekedar pengetahuan, karena setan-setan “percaya,” tetapi dihukum. Perbedaannya adalah bahwa setan-setan percaya dan memberontak melawan Allah sedangkan seorang beriman sejati pastinya percaya dan mengikuti Yesus sebagai Tuhan.Keselamatan, dan akses ke surga didasarkan pada kasih karunia Allah sebagai hadiah gratis untuk mereka yang percaya. Mereka yang tidak percaya dikutuk berdasarkan perbuatan jahat yang telah mereka lakukan selama mereka hidup. Bahkan, amal saleh yang dilakukan oleh orang-orang selama hidup mereka bahkan tidak akan diingat oleh Allah. Untuk orang percaya, situasi sebaliknya ada . Semua perbuatan buruknya akan diampuni dan dilupakan oleh Allah dan dia dinilai atas dasar perbuatan baiknya. Jadi, seorang Kristen yang melakukan bunuh diri membatasi upahnya di surga dengan memotong pendek hidupnya. Bunuh diri memotong pendek pekerjaan baik yang telah Tuhan siapkan bagi kita untuk mencapai:
Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya. (Efesus 2:10)
Keberatan
Beberapa orang Kristen keberatan dengan pandangan ini dan mengutip 1 Korintus 3:16-17 sebagai bukti bahwa mereka yang bunuh diri tidak akam masuk ke dalam surga:
Tidak tahukah kamu, bahwa kamu adalah bait Allah dan bahwa Roh Allah diam di dalam kamu? Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu. (1 Korintus 3:16-17)
Kata Yunani phtheirÅ diterjemahkan “menghancurkan atau membinasakan” dalam 1 Korintus 3:16-17 memiliki beberapa makna alternatif, termasuk “korup/rusak” atau “menajiskan.” Mengingat ayat-ayat yang dikutip di atas adalah kiasan untuk kekudusan, arti ini lebih masuk akal daripada “menghancurkan”. Meski begitu, penghancuran tubuh oleh Allah tidak berarti bahwa seseorang akan kehilangan keselamatan mereka. Allah ibaratnya bisa menghapus orang itu dari bumi untuk mencegah mereka jatuh lebih jauh ke dalam kerusakan yang lebih lanjut. Berikut adalah apa yang dikatakan Paulus untuk seorang percaya yang berdosa:
Bilamana kita berkumpul dalam roh, kamu bersama-sama dengan aku, dengan kuasa Yesus, Tuhan kita, orang itu harus kita serahkan dalam nama Tuhan Yesus kepada Iblis, sehingga binasa tubuhnya, agar rohnya diselamatkan pada hari Tuhan. (1 Korintus 5:4-5)
Jadi, meskipun seorang Kristen melakukan dosa, tindakannya itu tidak akan bisa mengakibatkan Allah mengingkari janji keselamatan-Nya berdasarkan iman. Dengan kata lain, seorang percaya sejati tidak akan pernah bisa kehilangan keselamatan.
Refleksi
Jawaban Rektor kami atas pertanyaan aktifis Kristen di China itu mengejutkan. Dia yakin bahwa orang ini masuk surga! Jawaban yang membuat kami terperangah dan sekaligus merenung. Mudah sekali kita menghakimi orang seperti itu yang kelihatannya mencari jalan pintas dan mengakhiri hidup, tapi kita sendiri tidak pernah memahami beban berat dan siksaan yang dia hadapi!
Di dalam keterbatasan manusia, ada kasih Allah yang sanggup mengatasi kelemahan dan keterbatasan kita. Dosa yang dia lakukan itu secara rohani bisa dikatakan “berat” atau “parah”, tetapi dia masih bisa diampuni. Lalu apa dasarnya? Keselamatan itu adalah diselamatkan dari penghukuman Allah. Karya pengampunan Kristus itu sanggup membasuh dan menyucikan dosa yang berat yang telah kita lakukan.
Pertanyaannya, apakah orang bunuh diri diampuni dosanya? Benar tapi itu bukanlah opsi atau pilihan. Kita tetap tidak memiliki hak untuk mengambil nyawa kita sendiri, itu adalah hak Tuhan.
SUMBER :
http://inspirroni.blogspot.co.nz/2013/04/orang-kristen-bunuh-diri-masuk-surga.html
BACAAN LAIN
Bunuh Diri Ditinjau Dari Iman Kristen: https://tobiong.wordpress.com/2009/08/08/21/
Bunuh Diri dan Pandangan Alkitab: http://c3i.sabda.org/15/apr/2006/konseling_bunuh_diri_dan_pandangan_alkitab