D O S A 3

TEOLOGI SISTIMATIKA

FS 17 C- DOSA

 

AKIBAT DOSA

RUSAKNYA HUBUNGAN DENGAN SESAMA

Manusia adalah serigala bagi sesamanya. Ungkapan ini ada benarnya karena berdasarkan fakta manusia bisa saling merugikan dan saling mencelakakan di dalam upayanya mempertahankan hidup dan mengejar kesenangan hidup. Hubungan antar manusia tidak lagi harmonis sejak fakta kejatuhan dalam dosa. Manusia saling mempersalahkan (Kej 3:12-13). Peristiwa Kain membunuh Habel merupakan bukti selanjutnya. Sejak saat itu manusia selalu harus berhati-hati dalam berhubungan dengan sesamanya. Memang ada pepatah mengatakan bahwa tak kenal maka tak sayang. Pepatah ini hanya memiliki separuh kebenaran. Kebenaran yang melengkapinya adalah tak kenal, maka tak benci. Kalau mau jujur, orang-orang yang berselisih tajam, saling membenci, saling mengecewakan, bahkan saling membunuh, umumnya adalah orang-orang yang saling kenal, bahkan tidak jarang mereka mempunyai kedekatan secara emosional. Manusia menjadi makhluk yang tinggi egosentrisnya, dan itu sebabnya mengapa manusia menjadi sulit bersekutu dengan sesamanya. Keadaan ini sebenarnya bersumber dari rusaknya hubungan manusia dengan Allah sehingga manusia tidak tahu membedakan manakah kehendak Allah dan manakah yang bukan. Semuanya hanya menuruti hawa nafsunya sendiri.

RUSAKNYA KEHARMONISAN ANTARA MANUSIA DENGAN ALAM

Pada mulanya Allah menciptakan manusia dan seluruh alam semesta dalam keadaan yang harmonis dan sungguh amat baik. Alkitab mencatat, “Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu sungguh amat baik” (Kej 1:31). Manusia membutuhkan alam untuk mengaktualisasikan dirinya dan alam membutuhkan manusia untuk memelihara dan menatanya. Manusia dan alam memiliki hubungan interdependensi yang kuat dan erat. Namun, dosa menyebabkan manusia tidak mampu memelihara dan mengusahakan alam, tetapi justru semena-mena karena keserakahannya. Teknologi yang dibuat manusia cenderung ditujukan untuk merusak alam sehingga dunia sekarang dihantui oleh krisis lingkungan hidup seperti bocornya ozon, banjir karena gundulnya hutan, efek rumah kaca, dan sebagainya yang dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, kesengsaraan bahkan kepunahan makhluk hidup, terkikisnya kekayaan, krisis air bersih, dan sebagainya.

Persoalan utama bukanlah karena alam pada dasarnya tidak baik, tetapi karena manusia yang menyebabkan alam tidak lagi harmonis dan seimbang. Bukankah tugas mengelola dan memelihara bumi ada pada pundak manusia (Kej 1:28; 2:15)? Krisis lingkungan diciptakan oleh manusia dan membawa ancaman bagi manusia sendiri. Bumi saat ini sedang diantar oleh manusia menuju kehancuran dan kemusnahan.

MANUSIA AKRAB DENGAN PENDERITAAN KARENA DOSA.

Waktu manusia jatuh dalam dosa Allah berfirman, “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu, … maka terkutuklah tanah karena engkau, dengan bersusah payah engkau akan mencari rejekimu, … dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu sampai engkau kembali lagi menjadi tanah” (Kej 3:16-19). Karena keberdosaannya, manusia akan akrab dengan penderitaan fisik dan psikis seumur hidupnya. Saya tidak mengatakan bahwa sejak bertobat dan percaya kepada Yesus Kristus manusia tidak lagi akan sakit dan menderita. Keputusan untuk mengikut Tuhan juga diiringi dengan penderitaan yang harus dipikul. Namun, penderitaan bersama Kristus justru mendatangkan kemuliaan surgawi, sementara penderitaan karena dosa akan mendatangkan kesengsaraan kekal. Pengertian penderitaan di sini adalah sejak manusia jatuh dalam dosa, Allah membiarkan manusia mengalami banyak penderitaan sehingga penderitaan menjadi akrab dengan manusia seumur hidupnya. Akibat dosa ialah hukuman dan penderitaan

HUKUMAN KEKAL

Dosa mendatangkan maut dan kebinasaan. Allah telah menyiapkan hukuman kekal sebagai tempat kekal manusia yang tidak kembali kepada-Nya, yaitu neraka. Di dalam neraka, manusia mengalami keterpisahan dari Allah. Tempat ini merupakan tempat yang mengerikan di mana manusia tidak akan pernah mati lagi secara fisik. Ia akan menderita karena ada api yang tak terpadamkan, ratap tangis dan kertakan gigi, ada kegelapan yang mengerikan serta ada ulat yang terus-menerus menggerogoti tubuh manusia berdosa. Jika manusia sudah masuk dalam neraka, ia tidak mungkin dapat keluar lagi, tidak mungkin ada kesempatan untuk bertobat.

JALAN KELUAR DARI DOSA

Bapak gereja Agustinus pernah berkata, pertama, bahwa dosa itu realitas yang tak dapat dihindari oleh manusia. Hal ini senada dengan ungkapan Paulus yang berkata bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Rom 3:23). Kedua, manusia secara pribadi bertanggung jawab dan tak dapat membenarkan diri dengan berbagai alasan dan perbuatan. Semua perbuatan dosa manusia akan mendatangkan hukuman yang mengerikan bagi manusia. Oleh karena itu, manusia perlu mengetahui jalan keluar dari dosa. Jalan keluar dari dosa dan hukuman dosa tidak dapat dikerjakan dan diusahakan oleh manusia. Artinya, sekalipun manusia berbuat banyak amal dan kebajikan, tetap saja ia tidak akan mampu membawanya bebas dari konsekuensi dosa karena secara esensial dirinya masih berada dalam status berdosa. Manusia juga tidak dapat terhindar dari konsekuensi dosa hanya karena melakukan banyak ibadah dan usaha-usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah. Jalan keluar dari dosa hanya dapat dikerjakan oleh Allah sendiri. Karya Allah, yang akhirnya disebut sebagai jalan keluar dari dosa disebut pengampunan dosa. Pengampunan dosa itu adalah karya Allah yang terjadi karena anugerah-Nya. Dr. BJ. Boland mengatakan bahwa pengampuan dosa itu sekali-kali tidak berarti bahwa Allah itu membiarkan serta memaafkan begitu saja dosa-dosa manusia. Tetapi siapa yang pernah berhadapan dengan Salib Kristus, ia sadar bahwa anugerah Allah itu tidaklah murah. Pengampunan dosa itu terjadi karena Allah sendiri harus tetap menghukum dosa, oleh karena itu Yesus Kristus harus mati demi pembebasan manusia dari dosa. Demikianlah, Allah berkata bahwa siapa yang percaya kepada Kristus akan beroleh hidup kekal dan tidak memperoleh hukuman (Yoh 3:16). Karena itu — sekali lagi, jalan keluar dari dosa hanya bisa diterima dalam iman kepada Yesus Kristus yang mati untuk menebus kita dari hukuman dosa

SUMBER:

http://learning.sabda.org/baca.php?b=manusia#00013