DANIEL DI ISTANA BABEL (Daniel 1)
Ayat 8-16
Ayat 6-7 menyebutkan 4 orang nama, kemudian di ayat 8, tiba-tiba yang disebutkan berketetapan tidak menajiskan diri dengan santapan raja hanyalah Daniel. Tetapi ayat 11 kembali menyebutkan lagi keempat nama pemuda tersebut dan ketetapan untuk makan dan minum terpisah dari hidangan raja diberlakukan kepada mereka berempat. Jadi Daniel adalah pemimpin di antara mereka berempat karena itulah yang disebutkan menghadap pemimpin pegawai istana dan mendisukusikan hal ini hanya Daniel saja.
Apa yang salah dengan santapan dan minuman raja Babel sehingga Daniel dan teman-temannya melihat bahwa makan makanan tersebut berarti menajiskan diri mereka. Daniel dan teman-temannya merasa perlu untuk menjaga diri mereka tetap benar dihadapan Tuhan sehingga mereka meminta makanan vegetarian. Vegetarian mencegah mereka memakan daging yang mereka tidak tahu apakah proses pembuatannya sesuai dengan hukum Musa atau tidak. Tetapi hal ini menunjukkan betapa mereka serius dengan kekudusan mereka sebagai umat perjanjian Allah.
Pemimpin pegawai istana itu menerima permintaannya karena “Allah mengaruniakan kepada Daniel kasih dan sayang dari pemimpin pegawai istana itu.” Jadi kerinduan mereka untuk hidup sesuai dengan perintah Allah dapat terjadi karena Allah sendiri yang turut intervensi dalam proses perijinan tersebut. Akhirnya dilakukanlah percobaan kepada 4 pemuda ini dengan memberikan sayur dan air sebagai ganti makanan dari hidangan raja.
Setelah lewat 10 hari, masa percobaan yang telah disepakati, maka hasilnya adalah keempat orang itu lebih baik perawakannya dan lebih gemuk. Narasi ini tidak bisa ditafsirkan sebagai ayat-ayat yang mendukung vegetarian lebih baik, atau Daniel dan teman-temannya menjadi gemuk karena mereka hanya makan sayur-sayuran saja.
Narasi ini ingin menegaskan penyertaan Tuhan kepada keempat orang Yehuda yang mau memelihara hukum Tuhan di tengah-tengah situasi yang sulit,
Ayat 17-21
Interfensi Allah kembali muncul dalam narasi ini, khususnya pada bagian kesimpulan. Daniel dan teman-temannya adalah orang-orang yang takut akan Allah, mereka menghormati Allah dan hukum-hukumnya. Dalam tradisi Yahudi (khususnya dalam Amsal) takut akan Allah adalah awal atau permulaan dari pengetahuan. Pengetahuan dan kepadaian tidak berasal dari diri manusia sendiri melainkan dari Allah.
Setelah lewat waktu pendidikan untuk melayani di Istana, semua peserta didik itu menghadap Nebukadnezar dan diuji kemampuannya. Dari hasil ujian tersebut didapati bahwa Daniel, Hananya, Misael dan Azarya adalah orang-orang unggulan yang memiliki kemampuan tak tertandingi bahkan narasi mengatakan bahwa mereka 10 kali lebih cerdas dari seluruh orang pandai di kerajaan Babel.
Bagian penutup (ayat 21) menyimpulkan awal dan akhir dari pelayanan Daniel di pembuangan. Ia turut dibuang ke Babel oleh raja Nebukanezar, raja yang mengangkut Israel ke pembuangan. Ia dipakai dan diangkat oleh Nebukadnezar sebagai pejabat kemudian raja-raja Media dan Persia juga mengangkatnya sebagai pejabat hingga Raja Koresh, yakni raja yang memerintah pada waktu Israel kembali ke Yerusalem. Hikmat dan kepandaiannya diakui sejak awal pembunagan hingga pembuangan bangsa Yehuda tersebut berakhir
Sumber
http://www.studialkitab.com/2009/11/daniel-di-istana-babel-daniel-11-21_14.html