DOKTRIN-DOGMA 7

MENJADI ORANG KRISTEN

Apakah artinya  menjadi  orang Kristen (yang baik) ?  Ada dua jawaban yang umumnya diberikan:

1.Menjadi orang Kristen adalah orang yang mempunyai doktrin yang benar mengenai kekristenan. Golongan ini sangat menekankan pentingnya doktrin, oleh karenanya mereka tidak segan segan memasuki perdebatan dengan siapapun mengenai doktrin ke kristenan yang benar. Kebenaran hal ini dapat kita saksikan akhir akhir ini dalam perdebatan sengit mengenai topik  yang dianggap sangat penting  antara lain mengenai topik Trinitarian atau Unitarian. Topik yang kurang  penting dari yang pertama tadi ada yang memperdebatkan : “Baptisan Selam atau Baptisan percik?”. Doktrin yang benar menjamin seseorang adalah orang Kristen yang baik.

2.Bagi golongan kedua mengatakan bahwa Doktrin itu tidak penting. Menjadi orang Kristen dicirikan dengan moralitas Kristen yang menghasilkan banyak perbuatan  baik. Golongan gereja yang berpendirian seperti ini  akan mengkotbahkan setiap minggunya menekankan pola hidup suci yang menjauhi dosa. Disamping hidup suci juga harus ada  tingkah laku yang baik. Antara lain harus berbuat baik terhadap sesama manusia , menolong yang susah, menolong yang miskin, membantu biaya pengobatan bagi yang tidak mampu, memberi beasiswa kepada anak anak yatim piatu, rajin mengunjungi orang orang tua dipanti werda, mengunjungi mereka mereka yang sakit, melawat orang orang yang dipenjara, dan daftar terus ditambahkan. Menjadi orang Kristen diukur dengan moralitas Krsiten dan perbuatan baik.

3.Kedua hal yang disebutkan diatas adalah penting untuk menjadi orang Kristen, tetapi akan salah lagi kalau hal tersebut begitu dimutlakkan sehingga menjadi standar seseorang itu Kristen atau tidak? Ada hal yang lebih mendasar,hal yang lebih utama, hal yang menentukan selanjutnya apakah sesoerang menjadi orang Kristen atau tidak. Ini harus ditempatkan diurutan pertama. Apakah hal yang dimaksud? Tidak lain dari hubungan yang hidup,persekutuan yang dinamis dengan Tuhan Yesus yang bangkit. Paus Francis kepala gereja Roma Katolik pernah mengatakan hal tersebut:

On the Third Sunday of Easter Pope Francis reflects on how being a Christian is not first of all a doctrine or a moral ideal, it is the living relationship with Him. (https://www.vaticannews.va/en/pope/news/2021-04/pope-francis-regina-coeli-catechesis-3rd-sunday-easter.html)

4.Para murid Yesus mengalami perjumpaan pribadi dengan Tuhan Yesus setelah kebangkitanNya dan ini membuat iman mereka hidup dan membangun relasi yang dinamis denganNya. Thomas salah seorang murid yang tadinya tidak percaya cerita teman temannya mengenai kebangkitan Yesus, menjadi demikian mantap imannya setelah berjumpa sendiri dengan Tuhan Yesus. Para murid Yesus dalam konteks tadi tidak pertama tama merumuskan pengakuan iman dalam suatu rumusan doktrin, tetapi pengalaman iman yang dialami dan dihidupi sehingga menghasilkan hidup kesaksian yang bergairah. Kiranya ini menjadi pelajaran bagi kita untuk tidak sibuk debat doktrin dan kehilangan nafas utama dalam memelihara relasi yang hidup dengan Tuhan Yesus.