DOSA DAN HUKUMAN


DOSA DAN HUKUMAN TUHAN
2 Sam 21:1 -14

1.Kapan hari terjadi bencana alam di Christ Church, New Zealand. Ada gereja mencoba menghubungkannya dengan hukuman Tuhan terhadap dosa dosa penduduk yang telah menyimpang jauh dari kehendak Tuhan khususnya dalam bentuk hubungan sejenis. Langsung saja pemberitaan gereja tersebut menjadi pembicaraan surat kabar dan pembicaraan radio talk shaw. Intinya banyak orang geram karena dianggap gereja tersebut tidak peka terhadap penderitaan orang lain. Gereja tersebut bukannya memberi simpati tetapi malah mengecam penduduk dan menuduh telah berbuat dosa. Orang masa kini dalam mebicarakan bencana alam lebih mempersoalkan sebab sebab alami yang menyebabkan timbulnya gempa tersebut. Dengan kata lain mereka berhenti pada Analisa dan kesimpulan gejala alam dimana manusia belum mampu mengatasinya. Mereka tidak mau mendengar bahwa itu hukuman Tuhan Karena dalam kehidupan sehari hari banyak dari mereka yang telah meninggalkan Tuhan.

2.Dalam konteks masyarakat beragama seperti di Perjanjian Lama dan Perjanjian BAru, orang akan menghubungkan bencana alam dengan hukuman Tuhan. Yehezkiel 14:21 mencatat tentang pedang (peperangan), kelaparan, binatang buas dan sampar sebagai empat hukuman berat Allah bagi dosa-dosa Yerusalem. Di I Raja-Raja 8:35-37, Salomo mengacu kepada langit tak berawan yang dapat mendatangkan kelaparan sebagai akibat dari dosa-dosa rakyatnya.

3.”Dalam zaman Daud” terjadi kelaparan tanpa menunjukkan waktu yang persis kapan itu terjadinya. Ini dapat mengacu kepada saat mana saja sepanjang masa pemerintahannya yang cukup lama. Ada yang menganggap saat itu adalah sesudah perkenalan Daud dengan Mefiboset (bdg. ay. 7) namun sebelum pemberontakan Absalom.

4.Daud memahami keadaan kelaparan itu sebagai amarah Tuhan; karenanya ia datang kepada Tuhan meminta nasihat. Kepekaan terhadap teguran, amarah dan pemeliharaan Tuhan penting untuk kita miliki, supaya kita tak terlarut dalam kesalahan, dan mampu untuk mengaku dosa, bertobat dan memperbaiki dengan cara hidup yang berkenan kepada Tuhan. Itu yang dilakukan Daud dimana dia meminta petunjuk Tuhan. Ketika Tuhan menunjukkan kesalahan yang telah dilakukan khusus mengenai dosa Saul , maka Daud pun bertindak dengan mendatangi orang orang Gibeon. Ketika mereka menunjukkan kesalahan Saul dan meminta keluarga Saul bertanggung jawab maka Daud pun menyerahkan keluarga Saul dimana tujuh anak anak keturunan Saul digantung.

5.Aplikasi. Menghadapi bencana yang berskala kota, regional atau nasional memang tidak bijaksana kalau kita langsung menunjuk kepada dosa sebagai penyebab bencana, Kalaupun kita meyakini ada hubungan antara bencana dan dosa bangsa, tidak dengan serta merta kita memberitakannya. Tindakan bijaksana adalah kita mendoakan dalam doa syafaat memohon pengampunan Tuhan. Respons langsung yang diharapkan gereja dan orang Kristen adalah memberi bantuan sesuai keperluan yang ada. Pada umumnya ini yang terjadi sehingga gereja secara sendiri sendiri atau secara gabungan memberikan bantuannya. Ini bukan berarti kita berhenti memberitakan injil. Dalam situasi dimana bencana sudah teratasi kembali kita memberitakan berita Injil yang memberitakan akan keberdosaan manusia, tawaran Injil akan pengampunan Tuhan dan ajakan hidup baru untuk berjalan dalam jalan jalan Tuhan.
6.Kemudian dalam konteks pribadi atau keluarga ketika menghadapi bencana atau kepahitan dalam hidup, biarlah kita minta kepekaan dari Roh Kudus, kalau kalau bencana atau kepahitan itu sebagai hukuman Tuhan. Kalau Tuhan menunjukkan dosa, maka jangan berlama lama untu mencari hadirat Tuhan. Mengakui dosa, mohon ampun dan mohon pemulihan agar berkat Tuhan kembali dialirkan dengan limpahnya.
LAGU – SEPUTIH BULU DOMBA