DWI FUNGSI


PENDETA BER DWI FUNGSI?

1.Istilah dwi fungsi dulu dikenakan kepada ABRI. Disatu sisi mereka berperan sebagai angkatan bersenjata yang menjaga keamanan negara,dan bersamaan dengan itu mereka juga berkarya /berperan dalam pemerintahan sipil dengan menjabat jabatan pemerintahan atau instansi pemerintahan lainnya . Pada waktunya ada ketetapan per undang- undangan yang menetapkan tentara kembali ke barak untuk konsentrasi dibidang tugasnya dibidang pertahanan negara.

2.Sekarang kita pindah ke jabatan pendeta. Kita tahu tugas pokok, utama adalah berkotbah di mimbar, mengajar dalam kelas kelas pendalaman Alkitab, melakukan pelawatan kepada orang sakit maupun orang yang sehat, melayani konseling bagi mereka yang mempunyai masalah khusus, memimpin rapat rapat gerejawi. Disamping itu ada juga ada yang mempunyai jabatan organisasi kegerejaan ditingkat daerah atau nasional.Sebagai pimpinan masyarakat tentu saja pendeta juga bergaul, berinteraksi dengan pejabat pemerintah sipil, militer dan dengan para pemimpin agama lainnya. Volume pelayanan pendeta makin padat kalau ia memimpin jemaat besar dengan banyak anggotanya.

3.Zaman dulu disekitar tahun 1950 -1960an ketika lulusan sekolah Alkitab dari aliran Pentakosta mulai merintis pendirian gereja, mereka tidak mulai dengan gereja besar. Biasanya mulai dengan kumpulan rumah tangga yang dihadiri beberapa orang saja. Kalau sudah mulai berkembang ketika rumah keluarga sudah tidak mencukupi maka mereka akan mencari pinjaman tempat yang lebih luas seperti aula sekolah. Anggota jemaat yang sedikit tidak dapat menanggung kehidupan pendeta, maka beberapa pendeta pada hari biasa bekerja. Umumnya kedudukan mereka tingkat menengah saja, seperti pembukuan dikantor atau ada juga yang bekerja sebagai guru, dll pekerjaan. Nanti kalau sudah anggota jemaatnya banyak dan cukup kuat, biasanya pendeta ini akan berhenti bekerja swasta dan konsentrasi di pelayanan gereja. Para pendeta yang disebutkan tadi ber dwi fungsi karena kebutuhan ekonomi keluarga.

4.Situasi tadi tidak berlaku dikalangan gereja gereja Protestan lain pada umumnya. Mengapa ? Tidak lain karena ada sistim pengorganisasian tersendiri. Penempatan pendeta diatur oleh klasis bersama Sinode. Untuk gereja yang lemah akan diberi bantuan untuk biaya hidup pendeta sampai batas waktu tertentu. Diharapkan sampai batas waktunya jemaat tersebut sudah kuat untuk mandiri dan dapat membiayai keperluan pelayanan jemaat. Pendeta dalam konteks ini hanya focus pada pekerjaan pelayanan jemaat.

5.Pada zaman sekarang kita membaca disana sini ada pendeta yang ber dwi fungsi. Minggu mimpin gereja dan pada hari kerja bekerja di perusahaan perusahaan besar dengan jabatan tinggi . Yang lainnya minggu mimpin gereja, hari kerja berfungsi sebagai pedagang atau pengusaha besar. Pada satu sisi pendeta pendeta ini orang luar biasa dalam mengatur waktu mereka, untuk gereja, untuk perusahaan belum lagi masih punya keluarga. Cuma saja keprihatinan disini adalah kepentingan yang tidak sama dan bisa bisa tabrakan kepentingan jabatan pendeta dengan jabatan tinggi diperusahaan atau jabatan pengusaha. Ada cara cara kerja manager dan pengusaha yang tidak bisa ditolerir oleh jabatan pendeta. Keprihatinan ini bukan mengada ada. Kalau kita mengikuti berita surat kabar kita membaca pendeta -pengusaha, pendeta-manager perusahaan yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi. Sebabnya? Bukan karena mereka korupsi secara langsung, tetapi mereka menyuap pejabat untuk melancarkan usaha usaha mereka. Dalam jangka panjang pendeta pendeta ini sebaiknya memilih antara menjadi pendeta penuh waktu atau pengusaha/manager penuh waktu. Mengapa? Tidak lain untuk kebaikan mereka sendiri dan juga agar jabatan pendeta jangan sampai terseret kasus korupsi atau manipulasi dengan akibat lanjutannya berurusan dengan KPK dan pengadilan.

6.Adalah menjadi panggilan bagi kita semua kaum awam anggota gereja agar kita terus mendoakan pekerjaan pelayanan gereja agar makin mempermuliakan Tuhan, juga kita doakan bagi para pendeta/pastor/romo, uskup dan semua pejabat gereja agar diberi hikmat dari atas dan makin mampu menempatkan diri dengan baik diantara anggota jemaatnya, ditengah masyarakat serta fokus dan mengutamakan pelayanan pekerjaan Tuhan melalui gerejaNya.