PELENGKAP KATEKISMUS HEIDELBERG: Bidang Ekonomi
52. Pertanyaan: Kalau begitu, bagaimanakah umat Kristen menjalankan ekonomi dan bisnis?
Jawab: Dalam menjalankan kegiatan ekonomi dan bisnis, umat Kristen harus senantiasa berpegang pada pengakuan bahwa Allah adalah pencipta segala sesuatu.a Ini merupakan pengakuan bahwa Allah adalah sumber, penguasa, dan satu-satunya pemilik segala sesuatu.b Dengan demikian, tidak ada satu pun yang terlepas dari kuasa Allah, termasuk soal-soal ekonomi dan bisnis.
Allah menciptakan segala sesuatu menurut rencana-Nya sendiri, yaitu mewujudkan kesejahteraan ciptaan. Berdasarkan pengakuan di atas, setiap orang Kristen, dalam menjalankan ekonomi dan bisnis, harus mengarahkan seluruh sikap/ tingkah laku ekonomi dan bisnisnya kepada rencana Allah tersebut. Hal itu untuk menciptakan kesejahteraan seluruh ciptaan, dalam rangka memuliakan Allah.
Orang Kristen tidak boleh menjalankan ekonomi dan bisnis hanya untuk kepentingan dirinya sendiri atau hanya demi memperoleh keuntungan/ sukses material. Mencari keuntungan, menumpuk modal, atau pun sukses material memang tidak dilarang. Akan tetapi, semua itu bukan tujuan akhir. Hal itu hanya menjadi sarana/ alat bagi tujuan akhir yang lebih mulia, yaitu mewujudkan kesejahteraan seluruh ciptaan dalam rangka memuliakan Allah.c
a. Kejadian 1:1-31 (band. Katekismus Heidelberg, pert. 1)
b. 1 Korintus 10:26: Bumi serta segala isinya adalah milik Tuhan.
c. 1 Korintus 10:31: Karena itu, baik kamu makan atau minum, ataupun melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah. Amsal 3:9: Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu, … (band. Katekismus Heidelberg, pert. 111)
SUMBER:
http://www.heidelberger-katechismus.net/daten/File/Upload/PKH1-04Indonesia.pdf