EKSKLUSIF ATAU UNIVERSAL

3.EKSKLUSIF ATAU UNIVERSAL

Pada awalnya agama-agama bersifat eksklusif dengan memahami bahwa Allah yang dikenalnya saja yang benar dan yang lain adalah palsu. Wawasan keagamaan yang sempit ini berkembang cukup lama dan pandangan ini gagal melihat bahwa dalam agama lain pun ada sesuatu yang baik, artinya Yang Ilahi juga berkarya pada sesuatu yang baik di agama yang lain tersebut. Pendekatan untuk melihat bahwa ada sesuatu yang baik di agama lain baru diangkat kembali khususnya oleh gereja Katolik pada konsili Vatikan II. Konsili ini juga diawali dengan perjalanan panjang antara dua masalah kepercayaan yang fundamental dan kontroversial yaitu, kasih universal Allah dan kerinduanNya untuk menyelamatkan semua orang dan keharusan masuk gereja dahulu agar mendapat keselamatan.

Kedua konsep ini bertentangan dan sangat sulit diseimbangkan. Sejauh ini nampaknya gereja lebih mementingkan keutamaan gereja dari pada kasih universal Allah. Walaupun bapa-bapa gereja sepakat tentang finalitas Kristus sebagai juruselamat, tapi mereka juga sepakat bahwa wahyu sejati dan keselamatan juga ditawarkan bagi bangsabangsa lain

Agustinus menambahkan bahwa the one true religion existed “from the begining of  mankind” dan lagi ia menambahkan bahwa anugerah yang menyelamatkan dari agama ini tidak pernah ditolak untuk diberikan kepada siapa saja yang menghargainya. Dari sini dapat dipahami bahwa sebenarnya anugerah keselamatan dari pada Allah terbuka bagi agama-agama lain,karena Allah adalah awal dan akhir dari segala sesuatu.

 

Bagi umat kristen dan cara yang berbeda bagi umat Yahudi, Islam dan Hindu, Allah yang dinyatakan tersembunyi dan tidak dapat dipahami, karena melampaui bagi pengertian dan kontrol manusia. Berbagai gambaran, simbol dan konsep membawa kita kepada pengalaman dan pengenalan akan Allah, namun hal-hal itu tidak dapat menggambarkan secara penuh realitas Allah. Konsili Vatikan II ini juga mengajarkan Roh Kudus aktif bekerja dalam seluruh kehidupan umat manusia menawarkan anugerah dan keselamatan kepada semua manusia entah mereka mengenal Yesus atau tidak. Karena keselamatan ditawarkan maka pastilah anugerah iman juga ditawarkan, iman adalah penerimaan terhadap penyataan. Dengan demikian jika iman dinyatakan pada semua orang maka Allah juga dinyatakan pada semua orang. Jadi penyataan juga ditemukan dalam agama-agama lain. Inilah dasar untuk mengakui bahwa jangakauan penyataan Allah meliputi seluruh ras manusia.

SUMBER:

Indonesian Journal of Theology 2/1 (July 2014): 155-178

FENOMENA PEMBERHALAAN AGAMA

Parulihan Sipayung