ELI ELI LAMA SABAHTANI


PERKATAAN KEEMPAT

ELI ELI LAMA SABAHTANI
http://pelangikasihministry2.blogspot.co.nz/2012/04/eli-eli-lama-sabakhtani.html

* Matius 27:46
LAI TB, Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eli, Eli, lama sabakhtani?’ Artinya: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?’
KJV, And about the ninth hour Jesus cried with a loud voice, saying, Eli, Eli, lama sabachthani? that is to say, My God, my God, why hast thou forsaken me?

* Markus 15:34
LAI TB, Dan pada jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: ‘Eloi, Eloi, lama sabakhtani?’, yang berarti: Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?’

SIAPAKAH YANG MENINGGALKAN YESUS?
Dari kata-kata Yesus jelas bahwa di atas salib Ia ditinggalkan oleh Allah. Tapi Allah yang mana ? Ini diperdebatkan dalam dunia teologia. Masalahnya adalah kita mengenal adanya 3 pribadi Tritunggal (Bapa, Anak dan Roh Kudus) tapi konsep inkarnasi kita juga mengatakan bahwa sewaktu pribadi kedua (Anak) menjadi manusia maka Ia tetap adalah Allah sehingga di dalam 1 pribadi-Nya berdiam keallahan dan kemanusiaan secara bersama-sama.

Jadi apakah pribadi pertama Tritunggal (Bapa) yang meninggalkan Yesus sebagai Allah-Manusia ataukah Allah Anak meninggalkan Yesus sebagai manusia. Sebagian orang percaya pandangan yang kedua bahwa Allah Anak meninggalkan Yesus sebagai manusia. Pandangan ini kelihatannya tidak tepat karena jika ini yang terjadi berarti bahwa yang tertinggal di atas kayu salib hanyalah hakikat manusia itu. Dan itu berarti juga bahwa Yesus mati hanya sebagai manusia saja. Kalau yang mati hanya manusia saja maka penebusan yang Ia lakukan tidak bisa mempunyai kuasa yang tidak terbatas! Dalam Maz 49:8-9 versi NIV : “No man can redeem the life of another or give to God a ransom for him the ransom for a life is costly, no payment is ever enough”(Tak seorang manusiapun bisa menebus nyawa orang lain atau memberikan kepada Allah tebusan untuk dia. Tebusan untuk suatu nyawa sangat mahal, tak ada pembayaran yang bisa mencukupi). Jadi, ayat ini mengatakan bahwa manusia tak bisa menebus manusia lain. Jadi, seandainya Yesus mati hanya sebagai manusia saja, maka Ia tidak bisa menebus dosa kita. Jadi pandangan ini rasanya tidak benar.

Jika demikian maka sepertinya yang benar adalah pandangan pertama bahwa pribadi pertama dari Tritunggal (Bapa) meninggalkan pribadi kedua dari Tritunggal (Anak/Yesus Kristus) dalam keadaan-Nya sebagai Allah-Manusia. Jadi Allah Bapa meninggalkan Allah Anak. Ini berarti bahwa terjadi perpisahan di antara pribadi-pribadi Tritunggal. Apakah itu berarti bahwa Allah Tritunggal menjadi bubar ? Ini misteri yang tak terpecahkan ! Tetapi bagusnya pandangan ini adalah Kristus betul-betul memikul hukuman dosa. Dalam Pulpit Commentary dikatakan : Ia ‘ditinggalkan’ supaya Ia bisa menanggung dosa-dosa manusia dalam beratnya yang penuh dan menghancurkan, dan dengan menanggungnya, Ia menyelamatkan. (hal. 593). Karena Kristus memikul hukuman dosa itu sebagai Allah dan manu¬sia, maka penebusan-Nya mempunyai kuasa yang tak terbatas!

MENGAPA YESUS DITINGGALKAN OLEH BAPA?
Mengapa Yesus ditinggalkan oleh Bapa? Ini ada kaitannya dengan status Yesus sebagai penebus dosa. Yesus memang tidak berdosa sama sekali tapi waktu Ia menggantikan posisi orang berdosa maka dengan demikian Ia dijadikan berdosa. (2 Kor 5:21). Maka posisi dan kondisi Yesus sekarang di hadapan Allah bukan lagi sebagai Anak yang terkasih yang berkenan kepada-Nya (Mat 3 :17) melainkan sebagai orang berdosa. Allah adalah suci/kudus dan sifat ini tidak memungkinkan Dia untuk bersatu/berhubungan dengan dosa. Hab 1:13 – Mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman….” (Bandingkan dengan Yes 59:2). Karena itu saat Yesus tampil di hadapan-Nya sebagai perwakilan orang berdosa maka kesucian-Nya tidak memungkinkan untuk tetap bersatu dengan Yesus. Itulah sebabnya Ia harus meninggalkan Yesus dan karena itulah Yesus berseru “Eli-Eli lama sabakhtani”.