ENGKAULAH PIALAKU DAN WARISANKU
Mzm 16:1-7
Mazmur ini diberi judul Miktam, yang diterjemahkan sebagian orang sebagai mazmur emas, yang sangat berharga dan harus kita hargai lebih daripada emas.
I. Di sini Daud berlari ke dalam perlindungan Allah .Demikian juga hendaknya kita sebagai orang orang beriman.
II. Daud menyatakan dengan sungguh rasa baktinya kepada Allah sebagai Allahnya (ay. 2): “Aku berkata kepada TUHAN: Engkaulah Tuhanku, dan karena itulah aku berani mempercayai-Nya.”
Sudahkah engkau berkata kepada Tuhan, Engkaulah Tuhanku? Katakanlah sekali lagi, berteguhlah di dalamnya dan jangan pernah menarik kembali ucapanmu itu. Sudahkah engkau mengatakannya? Kecaplah penghiburan dari pengakuanmu itu dan jalanilah kehidupanmu sesuai dengannya. Dia adalah Tuhanmu, jadi sembahlah Dia dan biarlah matamu selalu tertuju kepada-Nya.
III. Daud membaktikan dirinya untuk kehormatan Allah melalui pelayanannya bagi para orang-orang kudus (ay. 2-3): .
Jika Allah ialah Allah kita, maka kita harus berbuat kebaikan kepada orang-orang kepunyaan-Nya, demi kemuliaan nama-Nya, yaitu kepada orang-orang kudus di tanah ini. Sebab, Dia selalu berkenan dan menganggap setiap perbuatan yang kita lakukan bagi mereka sebagai perbuatan yang kita lakukan bagi diri-Nya sendiri, karena Dia telah menunjuk mereka sebagai penerima kebaikan itu.
IV. Daud menolak pemujaan terhadap segala allah palsu dan segenap persekutuan dengan para penyembahnya (ay. 4).
Bertambah besar kesedihan mereka, baik oleh karena penghakiman dari Allah yang benar, yang mereka timpakan sendiri karena meninggalkan-Nya, maupun oleh karena kekecewaan terhadap ilah-ilah palsu yang mereka puja. Orang-orang yang menyembah banyak ilah mendatangkan banyak kedukaan pula bagi diri sendiri. Sebab, siapa pun yang berpikir bahwa satu Allah itu tidak cukup, dia akan menemukan bahwa dua ilah justru terlalu banyak, tetapi masih juga akan merasa seratus ilah tidak cukup-cukup pula.
V. Daud mengulangi keputusan bulatnya dalam memilih Allah sebagai bagian dan sukacitanya (ay. 5)..
“Kebanyakan manusia menjadikan dunia sebagai sumber kebaikan baginya dan menempatkan kebahagiaan mereka di dalam kenikmatan akan dunia itu. Tetapi, inilah yang kukatakan, Ya Tuhan, Engkaulah bagian warisanku dan pialaku, bagian yang kupilih dan hendak kupertahankan dengan penuh sukacita,. Semoga aku mendapatkan penghiburan di dalam persekutuan dengan Allah dan dipuaskan oleh anugerah dan penghiburan yang datang dari-Nya., dan berhak atas hidup dan kebahagiaan kekal di masa akan datang. Dengan demikian, sudahlah cukup bagiku, tidak ada yang aku perlukan lagi, tiada yang aku inginkan lagi, untuk menyempurnakan kebahagiaanku.”
(ay. 6): Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai. Orang-orang yang undinya dibuang di tanah yang terang seperti undi Daud, di lembah penglihatan di mana Allah dikenal dan disembah, memiliki alasan kuat untuk berkata, “Tali pengukur jatuh bagiku di tempat-tempat yang permai.”.
VI.Semua itu dapat diterapkan kepada Kristus, yang menjadikan Tuhan sebagai bagian-Nya dan yang bersuka dengan bagian-Nya itu. Ia menjadikan kemuliaan Bapa-Nya sebagai tujuan-Nya yang tertinggi. Makanan dan minuman-Nya adalah mencari dan melakukan kehendak-Nya. Ia bersukacita melaksanakan tugas-Nya dan patuh terhadap nasihat Bapa-Nya. Ia mengandalkan-Nya untuk meneguhkan bagian-Nya dan untuk menyertai Dia di sepanjang pelaksanaan tugas-Nya.
Daud berkata tentang Dia (dan bukan tentang dirinya sendiri), “Aku senantiasa memandang kepada Tuhan.”. Dan sebagai seorang nabi, inilah yang ia katakan (ay. Kis. 2:30-32). Dia berkata-kata, 1. Mengenai hadirat istimewa Allah yang menyertai Sang Penebus di dalam pelayanan dan penderitaan-Nya (ay. 8).
2. Mengenai pengharapan yang akan diperoleh Sang Penebus dari kebangkitan-Nya dan kemuliaan yang mengikuti setelah itu, yang menyokong-Nya di dalam menunaikan tugas-Nya dengan penuh sukacita (ay. 9-11).
RENUNGAN : Seberapa berharganya Allah Bapa bagi Kita? Seperti Piala yang membanggakan dan seperti warisan yang berharga?? Dan kesemuanya menjadi sumber sukacita kita??