FENG SHUI DAN IMAN KRISTEN

Feng Shui dan Iman Kristen

http://breadofwisdom.blogspot.com/2011/03/feng-shui-dan-iman-kristen.html

Dewasa ini feng shui banyak digunakan orang-orang untuk mendapat petunjuk agar dapat memperoleh yang terbaik dalam hidupnya; baik bisnis atau apapun. Tetapi bila terdapat pertanyaan, “Apakah kita orang beriman boleh percaya kepada feng shui?” Jawabannya cuma 1, yaitu tidak. Mengapa orang Kristen tidak boleh percaya?

Sebenarnya, feng shui (feng = angin dan shui = air) merupakan paham Taoisme tentang misteri angin dan air. Dalam ajaran Taoisme, manusia hidup dalam keselarasan dengan alam dan memiliki 2 unsur yang bertentangan. Unsur tersebut adalah YIN (bersifat feminin/gelap/dingin) dan YANG (bersifat maskulin/panas/terang).

Ada juga istilah Chi, yaitu energi halus yang dapat membawa kebahagian, kedamaian, dan kemakmuran yang berlimpah. Sedangkan istilah Sha Chi merupakan hawa maut yang membawa kemalangan. Di dalam feng shui, ada cara untuk menangkap energi Chi dan menangkal energi Sha Chi. Maka prinsip feng shui adalah menjaring gelombang tenaga yang baik dan menetralisir gelombang tenaga jahat. Untuk menjaring Chi dapat dijalankan melalui:

  1. Perhitungan arah mata angin (utara, selatan, timur, dan barat)
  2. Perhitungan alam lingkungan (letak, tinggi-rendah tanah, sungai, dll.)

Selain itu, terdapat pula faktor waktu; baik waktu lahir maupun angka-angka yang menentukan baik-buruknya nasib manusia. Waktu kelahiran ini dihitung berdasarkan horoskop 12 shio (12 binatang yag menguasai masing-masing tahun dalam siklus). Menurut legenda, ada 12 binatang yang datang berturut-turut kepada sang Buddha sebelum meninggalkan dunia. Kedua belas binatang tersebut adalah tikus, kerbau, macan, kelinci, naga, ular, kuda, kambing, monyet, ayam, anjing, dan babi. Sebagai hadiah dari sang Buddha, masing-masing binatang ini diberikan 1 tahun penghormatan. Namun, ada legenda yang lain bercerita bahwa terjadi keributan antar binatang di bumi. Dewa langit pun memberikan masing-masing 1 tahun supaya tidak ada pertengkaran di antara 12 binatang tersebut.

Selain siklus 12 shio, terdapat pula 5 unsur alam: air, kayu, api, tanah, dan logam. Satu unsur menguasai 1 tahun periode pertama, diganti unsur selanjutnya, dan unsur seterusnya secara bergantian. Ada 3 macam pendapat mengenai susunan unsur, yaitu:

  1. Rumusan “menghasilkan”
    Dalam sistem ini, logam akan menghasilkan air, air menghasilkan kayu, dst.
  2. Rumusan “mengontrol”
    Dalam sistem ini, logam akan dikontrol api, api dikontrol air, dst.
  3. Rumusan global
    Urutan yang menguasai siklus 12 tahun.
    Misalnya, tahun 2011 merupakan tahun kelinci logam. (TAHUN 2021 TAHUN KERBAU LOGAM)

Feng Shui di Mata Kristen

Keberatan teologis

  • Dalam unsur YIN dan YANG, keselarasan tidak dapat disesuaikan dengan iman kristen. Dalam ajaran Kristen, 2 unsur yang selalu bertentangan (baik dan jahat) tidak dapat diselaraskan. Kebahagian dan keselamatan seseorang tidak tergantung pada 2 unsur tersebut, melainkan hanya dapat dicapai dengan kemenangan atas kebaikan melawan kejahatan
  • Apakah benar 5 unsur yang menguasai alam? Bagi orang Kristen, justru Yesus Kristus yang merupakan penguasa dunia.
  • Dapatkah letak pintu, rumah, dsb. dapat mempengaruhi kebahagiaan dan rejeki kita? Dalam kasus-kasus tertentu, feng shui kurang masuk akal.
  • Karena feng shui berkaitan dengan waktu/tahun, maka tidak dapat diterima bahwa manusia berada dalam pengaruh watak atau sifat shio tertentu.Kita adalah manusia bebas dan kitalah yang membuat hidup.

Keberatan praktis

  • Tidak atau kurang cocoknya satu sama lain. Artinya, ramalan orang yang satu berbeda dengan yang lain.
  • Seringkali ramalan itu bersifat kabur. Misalnya, diramalkan di tahun X terjadi banyak kemalangan. Namun, di tahun x tersebut juga diramalkan banyak pula hal-hal baiknya.
  • Sulit menilai kebenaran banyak ramalan tersebut.
  • Sering kali orang dikondisikan oleh ramalan. Orang tersebut dibentuk, dipengaruhi, dan diberi sugesti oleh ramalan.
  • Ramalan berfungsi sebagai jimat (maskot) atau menambah kepercayaan diri seseorang.
  • Feng shui hanya bersifat membantu dan tidak dapat memberikan jaminan 100%.
  • Bahasa ramalan sering tidak pasti.
  • Dunia barat yang hidup tanpa feng shui juga bisa sukses dan kaya.
  • Perusahaan yang tidak menggunakan feng shui toh tidak kalah sukses dengan perusahaan yang menggunakan feng shui.

Sumber: http://id.shvoong.com/books/guidance-self-improvement/1917476-feng-shui-dan-iman-kristen/

Refleksi Dari Pdt.Dr.Joas Adiprasetya

http://gkipi.org/feng-shui/

Tak tersedia cukup banyak waktu bagi saya untuk memaparkan detil pemakaian Feng Shui. Yang pasti praktik ini sudah merambah begitu banyak bidang hidup. Salah satu percampuran Barat dan Timur yang paling “sukses” muncul dalam dunia bisnis. Cukup mengherankan bahwa dunia bisnis yang semestinya mengandaikan rasionalisasi yang logis, kini malah dimasuki oleh praktik Feng Shui yang nota bene bersifat mistis dan intuitif. Cukuplah kali ini saya memaparkan beberapa pokok reflektif dari sudut iman Kristen.

1. Sama seperti agama-budaya Timur lain, Feng Shui menempatkan alam sebagai pusat perhatian (kosmosentrisme). Hal ini berlawanan dengan budaya barat yang amat menekankan manusia (antroposentrisme) atau kekristenan yang menempatkan Allah sebagai pusat kehidupan (teosentrisme). Di sini akar dari semua refleksi kita perlu diletakkan. Kosmosentrisme di satu sisi memang membuat manusia menghargai alam. Dan hal inilah yang harus diakui makin jarang muncul dalam wacana kekristenan. Namun di sisi lain, implikasinya, manusia kemudian amat bergantung dan dikuasai oleh alam. Baik-buruknya kehidupan lantas dipengaruhi oleh seberapa jauh keharmonisan manusia dengan tenaga alam. Padahal di dalam kekristenan semua yang terjadi dalam hidup manusia tidak terlepas dari pemeliharaan (providensia) Allah. Jadi sebenarnya Feng Shui menunjukkan inkompatibilitas dengan kekristenan secara khusus dalam dua aspek:

  • a. Sumber hidup ciptaan. Feng Shui mengakui bahwa sumber kehidupan terletak pada alam itu sendiri, sedangkan kekristenan mengakui Allah sebagai awal, sumber dan Sang Pencipta.
  • b. Proses hidup ciptaan. Feng Shui mengakui bahwa baik-buruknya proses kehidupan ditentukan dari keselarasan kita dengan alam, sedangkan kekristenan mengakui bahwa Allahlah yang mengelola dan memelihara seluruh proses kehidupan ciptaan. [Mazmur 124:8]

2. Apa yang cukup menonjol dalam Feng Shui adalah keinginan untuk hidup sehat dan makmur. Ukuran keberhasilan hidup ditentukan dari hal-hal material tersebut. Di dalam kekristenan, manusia diundang untuk melampaui hal-hal material itu dan menemukan kebahagiaan rohani. [Matius 6:33]

3. Dalam Feng Shui dan astrologi, masa depan ditentukan oleh sebuah hukum (alam) yang bahkan menentukan takdir manusia. Di dalam kekristenan konsep takdir ditolak karena masa depan berada di tangan Allah, yang pada akhirnya berkenan merancang dan memberikan kebaikan kepada manusia. [Yeremia 29:11; Roma 8:28]

4. Allah yang dikenal dalam kekristenan adalah Allah yang personal, sedangkan dalam Feng Shui, kuasa itu dikenal secara impersonal.

5. Berkaitan dengan ramalan yang dilakukan dalam Feng Shui maupun tradisi lain (misalnya, budaya Babilonia yang melahirkan praktik horoskop masa kini), amat penting buat kita meyakini bahwa masa depan berada di tangan Tuhan. Ia adalah Allah masa lalu, masa kini dan masa depan. [Matius 6:34]. Bukan hanya itu, Alkitab secara tegas melarang orang Kristen melakukan praktik ramalan, karena dengan demikian manusia lebih memercayai hasil ramalan ketimbang Allah sendiri [Ulangan 18:10-12; 2 Raja 17: 17; Kisah 16:16-18].