HARI PENCIPTAAN ?
1.Kejadian 1 secara keseluruhan didominasi oleh kemunculan kata ‘hari’ (yom). Kata ini telah menimbulkan berbagai macam pendapat di antara para penafsir. Apakah yom di Kejadian 1 merujuk pada hari dalam arti 24 jam? Seandainya benar, bagaimana penghitungan hari ke-1 sampai ke-3 (sebelum penetapan matahari dan bulan)? Seandainya tidak, apakah yang dimaksud dengan yom di pasal ini?
1.1.Pandangan tradisional yang dianut oleh sebagian besar orang Kristen menganggap yom di Kejadian 1 sebagai hari dalam pengertian 24 jam. Ada beberapa alasan yang biasanya dipakai oleh penganut pandangan ini. Pertama, kata ‘petang dan pagi’ lebih mengarah pada hari dalam arti 24 jam. Kedua, asal usul pengudusan hari Sabat (Kel 20:11) didasarkan pada kisah dari Kejadian 1:1-2:3. Keluaran 20:11 “sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya”
Sebagian kecil sarjana menolak pandangan tradisional di atas. Mereka mengusulkan bahwa di pasal 1 hanya sekedar menunjukkan enam hari Musa mendapatkan visi dari Allah tentang penciptaan, bukan enam hari Allah mencipta.
1.2.Sarjana lain mencoba memahami yom secara sastra. Mereka mengatakan bahwa hari-hari yang digambarkan di Kejadian 1 tidak boleh dipahami secara kronologis, melainkan dipahami dari segi keindahan struktur sastranya. Keindahan ini tersirat dari paralelisme (kesejajaran) yang ada: hari 1-3 merupakan persiapan (tempat), sedangkan hari 4-6 merupakan pengisian.
1.3.Pandangan lain yang mulai banyak dianut oleh para sarjana adalah pendapat yang menyatakan bahwa yom merujuk pada periode waktu tertentu yang panjangnya bervariasi. Yom menurut penganut pandangan ini hanya dipahami sebagai ungkapan yang menunjukkan periode kerja Allah saja. Seberapa lama periode tersebut tidak dibahas dalam teks, sehingga kita tidak perlu berspekulasi tentang rentang waktu tersebut. Penjelasan di bawah ini akan membuktikan bahwa pendapat ini lebih bisa diterima daripada pendapat yang menganggap yom selama 24 jam.
2.Hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah bahwa Kejadian 1 ditulis bukan untuk menunjukkan berapa lama Allah menciptakan alam semesta. Kejadian 1 ingin menunjukkan bahwa Allah yang memimpin perjalanan bangsa Israel di padang gurun (Keluaran-Ulangan) adalah Allah yang sama yang menciptakan alam semesta.
3.Tujuan lain adalah menunjukkan bahwa benda-benda yang biasa disembah bangsa-bangsa kafir waktu itu (matahari, laut, binatang tertentu) hanyalah ciptaan saja, bahkan lebih rendah daripada manusia. Bertolak dari hal ini, yom lebih baik diinterpretasikan sebagai periode tertentu yang tidak spesifik, karena penulis kitab Kejadian juga tidak menekankan hal itu.
4.Alkitab juga memberikan bukti bahwa kata yôm tidak selalu berarti 24 jam. Yôm bisa berarti jangka waktu yang tak tentu (bdk. Kej. 2:4; 5:1; 29:7; 35:3). Pemunculan kata yôm di Kejadian 2:4 juga mendukung pendapat bahwa yôm bukan 24 jam. Kejadian 2:4 “pada hari (LAI:TB tidak menerjemahkan kata ini) Allah menciptakan langit dan bumi”. Penggunaan yôm di sini jelas memiliki rentang waktu (durasi) lebih dari 24 jam (lima hari? enam hari?).
5. Dari sisi tata bahasa Ibrani, kata yôm menunjukkan periode waktu yang tidak tertentu. Hal ini bisa dilihat dari ketidakadaan artikel di depan kata yôm (ASV/RSV/NASB). Terjemahan yang lebih hurufiah terdapat di Young Literal Translation. YLT menerjemahkan “hari satu”, “hari dua”, dst., (bukan “hari ke-1”, “hari ke-2”, dst.), karena yôm di sini memang berbentuk cardinal number (angka biasa), bukan ordinal number (angka urutan).
6.Argumentasi yang mendukung yôm sebagai suatu periode/jangka waktu tertentu tampaknya lebih bisa diterima. Walaupun demikian, ada beberapa hal yang perlu kita dipahami. Penafsiran yôm sebagai suatu periode waktu tertentu tidak selalu menyiratkan bahwa periode tersebut adalah periode panjang (jutaan tahun). Teks benar-benar tidak memberikan petunjuk jelas tentang durasi dari setiap yôm. Di samping itu, penafsiran ini tidak boleh semata-mata hanya untuk mengharmoniskan Kejadian 1 dengan ilmu pengetahuan (sains). Konklusi ini ditentukan oleh teks Kejadian 1 itu sendiri. Alkitab tidak perlu disesuaikan dengan ilmu pengetahuan, karena Alkitab adalah sumber kebenaran tertinggi. Yang perlu diubah adalah cara orang percaya menafsirkan Alkitab
SUMBER: http://rec.or.id/article_645_Apa-arti-hari-di-dalam-kisah-penciptaan?
APAKAH HARI ITU ?
1.Kata “hari” dalam Kejadian 1 berasal dari kata Ibrani yom. Kata ini dapat berarti 1 hari (dengan pengertian biasa 1 hari = 24 jam), ½ hari ( 12 jam) dari 24 jam (maksudnya siang, bukan malam), atau biasanya suatu periode waktu yang tidak terbatas (contoh “pada jaman hakim-hakim” atau “pada harinya Tuhan”). Tanpa pengecualian, pada Perjanjian Lama kata yomdalam bahasa Ibrani tidak pernah digunakan untuk menunjukkan periode waktu yang panjang dan terbatas dengan permulaan yang spesifik sampai titik akhirnya. Lebih jauh lagi kita harus mengingat bahwa ketika kata yom digunakan dalam arti periode waktu yang tidak terbatas, hal itu sangat jelas terlihat dalam konteksnya. Jadi kita dapat dengan mudah membedakan yom yang berarti 24 jam atau siang hari dengan periode waktu yang tidak terbatas. (keterangan : study kata YOM bisa dibaca di : hari-study-kata-ibrani-yunani-vt198.html#p384 )
2.Beberapa orang mengatakan bahwa kata hari dalam Kejadian mungkin digunakan secara simbolis sehingga kita tidak harus menerimanya secara harafiah. Tetapi ada satu hal yang sering tidak disadari yaitu sebuah kata tidak pernah dapat digunakan secara simbolis pada waktu kata itu pertama kalinya digunakan ! Kenyataannya adalah sebuah kata bisa digunakan secara simbolis hanya ketika ia pertama kalinya mempunyai arti harafiah.
3.Dalam perjanjian baru kita diberitahu bahwa Yesus adalah “pintu”. Kita tahu apa artinya karena kita tahu kata pintu berarti sebuah jalan masuk. Karena kita tahu arti harafiahnya maka kata itu bisa diaplikasikan sebagai simbol dari Yesus Kristus. Kata pintu tidak bisa digunakan sebagai simbol kecuali ia punya arti harafiah untuk pertama kalinya.
4. Oleh karena itu kata hari tidak bisa digunakan secara simbolis waktu pertama kali muncul di kitab Kejadian. Memang inilah sebabnya mengapa penulis Kejadian sangat berhati-hati mendefinisikan kata hari ketika muncul untuk pertama kalinya. Pada Kejadian 1:4 kita membaca bahwa Allah memisahkan “terang itu dari gelap”. Kemudian pada Kejadian 1:5 kita membaca Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Ketika kata hari digunakan untuk pertama kalinya, ia didefinisikan sebagai terang untuk membedakannya dengan gelap yang dinamai malam. Kejadian 1:5 diakhiri dengan “Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.” Kalimat ini adalah kalimat yang sama yang digunakan untuk setiap 5 hari lainnya, dan menunjukkan bahwa ada siklus yang jelas yang sudah ditetapkan tentang siang dan malam (periode terang dan periode gelap). Pada periode terang, selama 6 hari berturut-turut, Allah melakukan pekerjaanNya dan pada periode gelap Allah tidak bekerja secara kreatif (God did no creative work bukan God did not work).
SUMBER:
http://www.sarapanpagi.org/6-hari-penciptaan-kejadian-1-vt399.html