HATI HATI TERHADAP HUKUMAN TUHAN!
BILANGAN 11:1-35
PERJALANAN IMAN TIDAK MUDAH
1.Berjalan dengan iman ternyata tidak mudah! Kita cenderung mau melihat segala sesuatu berjalan lancar, tidak ada masalah. Padahal cara Tuhan memimpin umat-Nya tidak demikian. Tuhan memimpin dengan hikmat-Nya yang tidak terselami, dan kita diminta percaya penuh dan taat.
2.Apa yang kita baca di pasal 11 ini menunjukkan betapa umat Israel gagal dalam perjalanan iman mereka. Padahal mereka mulai dengan semangat dan optimisme yang tinggi (10:29, 35-36). Dicatat di pasal 11 ini dua kali sungut-sungut umat Tuhan yang mengakibatkan murka Tuhan dan penghukuman-Nya (1-4, 4-6, 31-35).
BANGSA ISRAEL YANG BERSUNGUT SUNGUT.
1.Mereka tinggal di padang gurun (bukan tempat yang nyaman), Sepertinya wajar jika mereka berkata bahwa nasib mereka tidak baik.
Ada seorang penafsir berkata bahwa secara hurufiah ayat di atas bisa diterjemahkan: “bangsa itu menjadi suka bersungut-sungut atas nasib buruk yang menimpa mereka.“ Kalau demikian halnya, maka konteks mereka untuk bersungut-sungut adalah mereka telah membentuk 1 pola hidup yang negatif, sungut-sungut adalah ciri hidup mereka. Akibatnya, Tuhan murka dan perkemahan mereka terbakar. Setelah Musa berdoa untuk mereka, Tuhan mengampuni mereka.
2.Sungut-sungut bukanlah hal yang ringan. Jangan biarkan benih sungut-sungut itu mulai muncul dan kemudian berkembang menjadi suatu pola hidup.
Orang cenderung melihat 1 titik hitam yang kecil dalam 1 bidang putih yang luas dan tidak menghiraukan bidang putih tersebut. Kita cenderung melihat setitik noda di antara sekian banyak hal yang baik. Sudah¬kah kita belajar bersyukur? Mari kita menafsir dengan mata iman yang benar, meng¬hitung berkat Tuhan satu per satu, niscaya kita akan kagum bahwa hidup ini bukan hanya terdiri dari noda hitam kesulitan melainkan ada banyak kebaikan. Kalau kita hanya melihat hal yang buruk saja maka kita juga tidak akan bisa menghargai hal yang baik.
NAFSU RAKUS
1.Bangsa Israel menangis karena tidak dapat makan daging, padahal mereka mendapatkan manna. Tangisan tersebut adalah tangisan dosa. Kesalahan mereka adalah: 1) mereka telah dikuasai oleh nafsu rakus, mereka memikirkan masa lampau. Mereka mendapatkan manna (yang hanya ada pada saat itu), tetapi mereka menginginkan daging yang dari Mesir.
2.Maka Tuhan memberikan respons (Bilangan 11:10) yaitu: Tuhan murka. Terjemahan LAI bahwa Musa menganggap hal ini adalah jahat mestinya dipahami bahwa Musa men¬jadi sangat tertekan. Akhirnya Tuhan memberikan 70 orang tua-tua untuk membantu Musa dan Tuhan berjanji akan memberikan daging kepada bangsa Israel selama sebulan penuh. Tuhan akan melakukan hal yang luar biasa, yang mustahil di mata manusia, supaya mereka tahu bahwa Tuhan yang Maha Kuasa yang memelihara mereka. Tuhan tetap memberikan walaupun Dia tidak berkenan, karena mereka telah menolak Tuhan di tengah-tengah mereka.
3.Datangnya banyak burung puyuh mungkin dapat dijelaskan secara ilmu pengetahuan, tetapi 1 hal yang pasti adalah karena campur tangan Tuhan. Setelah permintaan mereka terpenuhi, nafsu rakus mereka semakin bertambah sehingga tulah Tuhan jatuh atas mereka, banyak dari antara mereka yang mati.
Kalau kita pada suatu waktu juga mengalami hukuman Tuhan Karena kesalahan kita, peganglah Iberani 12:11
Memang pada waktu kita diajar, hukuman itu tidak menyenangkan hati kita, melainkan hanya menyedihkan saja. Tetapi kemudian dari itu, bagi kita yang sudah diajar, hukuman itu menyebabkan kita hidup menurut kemauan Allah, dan menghasilkan perasaan sejahtera pada kita.
4.Marilah kita belajar menyukai semua hal yang Tuhan berikan kepada kita karena itulah yang terbaik bagi kita. Janganlah kita menginginkan apa yang bukan hak kita, dan apa yang tidak ada dihadapan kita. Jangan tanamkan benih sungut/ benih dosa, tidak beriman, tidak bersyukur, lalu kita membenamkan diri dalam dosa, maka kita akan mengalami celaka/ kerugian yang besar. Belajarlah bersyukur untuk apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Kalau ada permohonan, sampaikan baik baik kepada Allah Bapa kita dan akhirnya mengatakan :”KehendakMu Jadilah”.
TANYA DAN JAWAB
P: Dalam Kitab Bilangan 11:4-6, orang-orang mempunyai kebutuhan yang sangat kuat terhadap daging dan mulai mengeluh.
J: Mereka lelah atas situasi yang sedang dialaminya, dan bukannya meminta pada Tuhan dengan hormat atas keinginan mereka, justru dengan tidak hormat mereka berkata, “Seandainya kita bisa makan daging! Kita teringat kepada ikan yang kita makan di Mesir dengan tidak bayar apa-apa, kepada mentimun dan semangka, bawang prei, bawang merah dan bawang putih. Tetapi sekarang kita kurus kering, tidak ada sesuatu apapun, kecuali manna ini saja yang kita lihat.” (Bil 11:4b-6).
Tuhan tidak marah dalam Bil 11:10 karena mereka meminta, tapi marah atas cara mereka meminta. Ada sebuah pelajaran untuk kita juga. Ketika kita mempunyai kebutuhan-kebutuhan, dan juga keinginan-keinginan, boleh-boleh saja untuk meminta pada Tuhan, tapi kita harus hati-hati untuk memintai dengan rasa hormat.
P: Dalam Kitab Bilangan 11:31-34, mengapa Tuhan menghukum bangsa Israel karena memakan burung puyuh yang Ia baru saja berikan pada mereka?
J: Hampir semua orang lebih terpusat pada memakan daging daripada mengikuti Tuhan, yang dapat memberikan mereka lebih dari sekedar daging. Maka Tuhan memberikan mereka semua daging yang mereka inginkan, dan Tuhan membunuh beberapa dari mereka sebagai contoh untuk yang lain. sementara kematian itu bisa saja dari keracunan makanan, kita tidak mengetahui dengan jelas.
Sebagai catatan tambahan, setiap musim semi ada sekawanan burung puyuh bermigrasi dari Afrika ke Laut Mati. Jika angin yang kuat membawa mereka ke timur, burung-burung puyuh akan berada di atas Pegunungan Sinai.
P: Dalam Kitab Bilangan 11:31-34, mengapa Tuhan menghukum bangsa Israel karena mengeluh, padahal Tuhan tidak menghukum mereka ketika mereka mengeluh setahun yang lalu, seperti dalam Keluaran 16:11-18?
J:, kita dapat melihat sebuah kombinasi dari beberapa alasan.
1. Ketidakmenurutan yang diulang dan berlanjut lebih serius daripada ketidakmenurutan yang pertama kali.
2. Yang kedua kali sepertinya lebih dari sekedar mengeluh. Itu juga seperti menantang kebaikan dan ketentuan Tuhan. Beberapa orang melihat signifikansinya karena ini terjadi setelah adanya perjanjian di Gunung Sinai, sementara Keluaran 16:11-18 menulis bahwa itu terjadi sebelum mereka memiliki Perjanjian Hukum Loh Batu.
3. Keluhan itu bukan saja datang dari sebuah kekurangan akan keyakinan, karena Tuhan telah menyediakan bagi mereka tahun sebelumnya. Tempat itu bernama “Kibrot-Taawa”, untuk “kuburan para manusia rakus”, karena masalah utamanya adalah kerakusan untuk kepuasan jauh dari Tuhan. Saat ini, orang dapat kesasar, bahkan menuju kematian mereka, melalui kecanduan mereka akan kesenangan, damai, atau gairah hati yang bukan berasal dari Tuhan dan pada efeknya mereka justru merendahkan apa yang Tuhan sudah berikan pada mereka.