Seorang rekan pendeta emeritus* meninggal dunia dalam usia 69 tahun,setelah beberapa lama menderita sakit. Dalam Selang waktu yang tidak terlalu jauh dua anggota jemaat yang pernah saya gembalakan meninggal dunia dalam usia 80-an. Juga dalam waktu yang berdekatan seorang ibu usia 62-an istri seorang rekan pendeta emirtus meninggal dunia setelah menderita sakit.
Itulah fakta dalam hidup ini. Setiap orang ada waktu dan gilirannya. Melalui proses sakit atau ada juga yang meninggal mendadak. Bagi keluarga dan teman yang ditinggalkan akibatnya sama berada dalam situasi duka dan kehilangan.
Apa yang harus dilakukan ketika kita masih hidup dan menunggu panggilan dan giliran meninggal dunia? Menjaga kesehatan? Mencari obat Panjang umur? Cemas, kuatir, dan gelisah? Menghabiskan waktu dengan bersenang senang dan berfoya foya mumpung masih hidup dan mumpung masih bisa menikmati?
Menjawab pertanyaan diatas, kita mendapat pencerahan dari Rasul Paulus yang menulis demikian:”Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan”. (Fil.1:21) Mengapa mati itu untung? Tidak lain bagi orang beriman mati berarti diam bersama Kristus di sorga (Fil.1:23). Kemudian kalau masih diberi kesempatan hidup, biarlah hidup untuk Kristus, melayani Kristus, mempermuliakan Kristus dan menjadi berkat bagi sesame.
Kiranya ini menjadi hiburan bagi siapa saja keluarga keluarga yang saaat ini sedang berduka dan bagi yang ditinggal maupun kita sekalian yang masih hidup untuk meneruskan perjalanan hidup dengan semangat juang bagi Kristus dan hidup yang berguna bagi sesama. Ingat pada waktunya kita akan dipertemukan kembali dengan orang yang kita kasihi yang telah mendahului kita didalam Kristus.
Didalam iman kepada Kristus kita seantiasa memiliki pengharpan dalam segala perkara. Ini menjadi sumber kekuatan dalam menjalani hidup yang masih dipercayakan kepada kita. Pengharapan ini bukan pengharapan kosong, karena pengharapan kita dialamatkan kepada Tuhan Yesus yang masih hidup dan berkuasa..
Selamat Melanjutkan Perjalanan Hidup.
*Note: pendeta emeritus adalah pendeta yang telah pensiun, bebas dari urusan structural gerejawi tetapi masih diberi hak untuk melayani sebagai pendeta sesuai dengan kesempatan yang dibukakan kepadanya.