HIDUP OK. MATI TIDAK OK?

filipi2
HIDUP OK. MATI TIDAK OK?
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan. Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah (Filipi 1:21-22).

1.Hidup dan mati adalah dua sisi dari satu realita. Bagai mata uang, disisi yang satu disebut kehidupan dan dibalik itu disisi yang lain disebut kematian. Ini adalah realita hidup dalam dunia yang sudah jatuh dalam dosa. Hidup memberikan kegembiraan dan sukacita. Bayi yang lahir dengan selamat membawa kehidupan. Ayah, ibu dan segenap keluarga menyambut kelahiran bayi tadi dengan gembira dan kenalan datang mengucapkan selamat. Pada sisi lain kematian membawa kesedihan. Ada rupa rupa penyebab mulai dari usia lanjut, penyakit , kecelakaan, dll penyebab. Keluarga yang ditinggal merasa sedih dan kenalan datang untuk mengucapkan Ikut Berdukacita.

2.Rasul Paulus dalam Filipi 1:21-22 berbicara tentang kematian dan kehidupan. Bagi kebanyakan orang membicarakan kematian saja merupakan suatu yang tabu. Apa artinya? Takut kalua itu dibicarakan kematian datang lebih cepat. Kematian sesuatu yang menakutkan dan tidak dikehendaki. Tidak demikian dengan rasul. Lebih membingungkan lagi rasul mengatakan:”mati adalah keuntungan”. Bagi orang orang dan kita kita juga kematian adalah kerugian. Betapa tidak? Rugi Karena masih bisa menikmati dunia ini dan dengan kematian semua kenikmatan itu harus ditinggalkan. Apakah rasul masih normal? Apakah dia terganggu pikirannya? Tidak! Rasul sebagai orang beriman, sebagai hamba Tuhan mengerti bahwa kematian berarti pergi dan berdiam bersama Kristus.

3.Biarlah pemahaman dan keyakinan iman ini menjadi penghiburan dan pegangan bagi kita sekalian orang Kristen. Kematian seharusnya tidak lagi menakutkan. Diseberang kematian ada sesuatu yang jelas yaitu bertemu dan berdiam bersama Kristus (Fil.1:23). Bagi yang belum percaya kepada Kristus,kematian menjadi sesuatu yang menakutkan. Tidak ada jaminan apa apa diseberang kematian. Yang jelas juga kematian bukan berarti titik, selesai dan tidak ada apa apa lagi. Ini pendapat orang dunia masa kini. Mereka tidak memikirkan kematian karena kematian merupakan titik dan ahkir. Mereka memahami manusia seperti binatang saja. Mati , selesai. Ingat manusia bukan tubuh saja, tetapi ia juga berjiwa dan ber-roh. Yang jasmani habis tetapi yang rohani tinggal tetap. Apa yang akan terjadi dengan bagian rohani mereka yang diluar Kristus?? Bertolak dari Lukas 16:23 menceritakan tempat setelah kematian mereka adalah tempat yang tidak nyaman, menderita sengsara dialam maut.

4.Dari kematian kita berpindah kepada kehidupan. Semua mencintai hidup. Hidup adalah OK. Kematian tidak OK. Kehidupan bagi orang dunia zaman ini adalah untuk mengumpulkan uang sebanyak banyaknya dan pangkat setinggi tingginya. Apakah ini juga menjadi tujuan hidup orang orang beriman, pengikut Kristus? Kalau ya jawabnya, maka orang ini belum mengerti benar akan arti hidup dalam Kristus. Tidak berbeda dengan orang dunia. Hanya luarnya saja Kristen. Bedanya Cuma kalau minggu ke gereja. Pada hari lain mungkin berdoa dan baca Alkitab. Tetapi sayangnya belum mengerti benar Alkitab yang dibacanya. Bacalah ulang Filipi 1:22 dimana rasul Paulus berkata, “Tetapi jika aku harus hidup di dunia itu berarti bekerja memberi buah…” Memberi buah disini adalah memberi hasil bagi Tuhan dan memberi hasil bagi sesama manusia. Orientasinya Tuhan Allah Bapa dan sesama manusia. Keingingan si Aku yang ingin kaya, sukses bagi diri sendiri dan kepuasan sendiri, itu semua disangkali dan disalibkan. Rasul mengatakan di Galatia 2:19 ……Aku telah disalibkan dengan Kristus; Gal 2:20 namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup dalam aku. Hidup orang Kristen adalah hidup baru, Kristus yang hidup dalam aku.Untuk apa ? Memberi buah- bagi kemuliaan Allah dan berkat bagi sesama manusia.

5.Kematian kita? Masih jauh atau sudah dekat? Tidak seorang pun yang tahu. Yang jelas sekarang Tuhan masih mempercayakan kehidupan kepada anda dan saya? Bagaimana kita hendak menggunakannya??? Seperti rasul Paulus kitanya kita dapat menjawab: “Tetapi jika aku harus hidup di dunia ini, itu berarti bagiku bekerja memberi buah”.