HIDUP PENUH MAKNA
Kisah Para Rasul 7:1-53 menceritakan pembelaan Stefanus di hadapan Imam Besar dalam sidang Mahkamah Agama. Dengan berani Stefanus mengutarakan bagaimana Allah membentuk Israel, mulai dari pemilihan Abraham yang tinggal di Mesopotamia, peristiwa keluarnya umat Israel dari Mesir di bawah pimpinan Musa, sampai kehidupan umat Yahudi saat itu. Stefanus mengungkapkan juga bagaimana nenek moyang Israel terus memberontak kepada Tuhan sehingga dibuang ke tanah Babel, bagaimana mereka membunuhi para nabi, dan akhirnya menolak Orang Benar, yaitu Yesus yang belum lama mereka bunuh. Kemudian, dalam perikop yang kita baca, Lukas yang menuliskan Kisah Para Rasul menceritakan bahwa pembelaan Stefanus ini memicu kemarahan anggota Mahkamah Agama. Mereka berteriak, menutup telinga, menyerbu, menyeret, dan kemudian merajam Stefanus di luar kota. Stefanus mati dilempari batu. Lukas menuliskan tambahan catatan yang singkat, yaitu bahwa seorang anak muda bernama Saulus menyaksikan peristiwa itu, dan menyetujui bahwa Stefanus layak mati dibunuh. Atas kasih karunia Tuhan yang besar, di kemudian hari Saulus ini dipanggil Tuhan menjadi rasul dengan nama Paulus. Melalui dirinya, Injil semakin tersebar ke dunia yang luas.
Stefanus mati dirajam. Apakah kematian Stefanus ini tragis? Secara sekilas, barangkali akhir hidup Stefanus memang tampak tragis. Akan tetapi, sesungguhnya kematian Stefanus ini sangat bermakna. Mengapa? Dalam Kis 7:54-60 ini diungkapkan beberapa hal yang menandainya. Stefanus mati karena memberitakan Injil. Ia sedang bergiat menjalankan tugas yang mulia dalam hidupnya. Maka, kematiannya berkenan kepada Tuhan. Stefanus yang penuh dengan Roh Kudus ini juga diberi karunia melihat kemuliaan Allah dan Yesus yang berdiri di sebelah kanan Allah. Stefanus kemudian mati ketika sedang berdoa. Ia menyerahkan rohnya kepada Tuhan, sambil berseru: “Tuhan, janganlah tanggungkan dosa ini kepada mereka.”
Roh Kudus yang memenuhi Stefanus menjadikan Stefanus memaknai kehidupannya dalam iman pada Tuhan Yesus. Roh yang sama itu sedang bekerja dan terus bekerja dalam kehidupan umat. Roh Kudus menjadikan Stefanus tabah menghadapi tekanan-tekanan berat. Bahkan karena Roh Kudus itu pula, Stefanus berani mati sebab kematiannya bermakna. Roh Kudus menjadikan Stefanus yakin bahwa baik hidup maupun mati, semuanya bermakna di mata Tuhan.
Melalui Stefanus kita belajar untuk membuka diri dan mengalami Roh Tuhan. Yakinlah bahwa Ia hadir dalam kehidupan kita dalam segala perkara yang kita jalani. Roh itu menjadikan kehidupan kita penuh makna.
NYANYIAN UMAT PKJ 97:1-4
PKJ 97:1-4 “ROH KUDUS, KUATKANLAH KAMI”
- Roh Kudus, kuatkanlah kami jadi saksi,
Saksi Tuhan di dalam dunia.
Roh Kudus, kobarkanlah api kuasa-Mu
dalam hati kami yang berdosa. - Roh Kudus, kuatkanlah kami jadi saksi,
di tempat yang penuh rasa benci.
Roh Kudus, hiburlah setiap hati sedih
dan berilah damai sejahtera. - Roh Kudus, kuatkanlah kami jadi saksi,
dalam dunia penuh kuasa gelap.
Roh Kudus, pancarkan cahaya Ilahi-Mu.
Tuntun kami mengabdi pada-Mu. - Roh Kudus, kuatkanlah kami jadi saksi,
meneguhkan yang bimbang dan resah.
Roh Kudus, yakinkanlah kami dalam iman,
dan beri pengharapan yang segar.
SUMBER:
Nama Situs : Sinode GKJ
Alamat URL :
https://www.sinodegkj.or.id/2020/02/22/masa-pentakosta-2020/
Judul Asli : MASA PENTAKOSTA 2020, MENGALIR BERSAMA ROH KUDUS