HIKMAT

Berelasi dengan Hikmat, Berhikmat dalam Relasi (1)

by Prof Sen Sendjaya

https://www.icc-melbourne.org/icc-blog/post/berelasi-dengan-hikmat-berhikmat-dalam-relasi

Apa itu bijaksana atau hikmat? Bijaksana itu adalah sebuah kapasitas untuk memahami bagaimana menjalani dengan harmonis dalam semua kompleksitas setiap bagiannya.

Definisi di atas secara implisit diberikan oleh Yakobus ketika ia melontarkan pertanyaan retorisnya kepada orang percaya, “Siapakah di antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah ia dengan cara hidup yang baik menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan” (Yakobus 3:13). Ayat ini adalah ayat kunci untuk kita memahami apa artinya menjadi seorang yang berhikmat.

  1. Bijaksana tidak ada kaitannya dengan pengetahuan kita (atau kepiawaian kita memamerkan apa yang kita tahu).Punya gelar yang tinggi tidak menjadikan kita bijak – seorang maling jemuran yang belajar corporate finance hanya akan naik kelas menjadi maling saham. Ada pengusaha yang sukses yang diceritakan dalam Injil Lukas pasal 12 yang disebut ‘orang bodoh’ oleh Tuhan Yesus. Tahu banyak tentang doktrin, supralapsarianisme misalnya, tidak membuat kita bijak, khususnya bila itu tidak ada kaitan dengan hidup kita.
  2. Bijaksana kita terbukti dari cara kita hidup. Yakobus 13:13 dalam versi the Message ditulis sebagai berikut “It’s the way you live, not the way you talk, that counts.” Anda mungkin terkesima mendengar ceramah atau khotbah seseorang, lalu berkesimpulan bahwa pembicara itu luar biasa berhikmat. Ini salah kaprah! Menurut Yakobus, untuk menguji apakah pembicara tersebut sungguh adalah seorang berhikmat, anda harus menginap di rumahnya selama 1 minggu dan melihat gaya hidupnya sehari-hari.
  3. Bijaksana kita terbukti dari cara hidup kita yang baik.Kata “baik” yang dipakai di sini tidak merujuk kepada baik secara moral atau karakter, tetapi baik dalam arti indah secara estetik. Artinya, setiap elemennya berada dalam porsi yang tepat. Hidup yang bijak itu indah karena semua berjalan dalam harmoni – kerja, istirahat, keluarga, pelayanan, dst. Hidup ini seperti menjadi daya tarik bagi orang lain – kata ‘baik’ yang sama dipakai di Matius 5:16, ketika orang melihat perbuatan baik kita, mereka memuliakan Bapa yang di surga.