BERPIKIR SEMPIT,FANATISME DAN AGRESIVITAS 3

 “BERPIKIR SEMPIT,FANATISME  DAN AGRESIVITAS”. 3

FANATISME

1.Bob de Graaff dari Utrecht University, dalam bukunya History of Fanaticism: From Enlightenment to Jihad menyatakan, para pemeluk agama setidaknya terbagi empat kategori: determinis yang pasrah, reformis yang optimis, kolonis utopian nan penyendiri, dan kaum fanatik. Kategori yang terakhir, dalam pandangan Graaf, merupakan kelompok yang memaksakan kekuasaan Tuhan di bumi atau memotong sejarah melalui jalan pintas, dan seringkali menggunakan kekerasan. Watak utama kelompok fanatik ini adalah absolutisme, kemutlakan kebenaran, baik dalam hal nilai maupun metode untuk mencapainya. Adapun Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan fanatisme sebagai keyakinan (kepercayaan) yang terlalu kuat terhadap suatu ajaran (tokoh, politik, agama, dsb).

2.Kaum fanatic bukan saja didapati diantara para pemeluk agama yang berbeda, tetapi  dengan segala keprihatinan kita mendapati juga hal tersebut  diantara gereja dan orang orang Kristen. Mereka mereka ini sangat fanatik terhadap gerejanya dan ajaran gerejanya. Golongan fanatik akan berkata bahwa gereja kami lah yang menganut ajaran paling benar yang sesuai dengan kehendak Tuhan, sedang gereja gereja lain sudah menyimpang dari kebenaran firman Tuhan dan dari kehendak Tuhan. Ada yang bertindak lebih jauh dengan mengatakan bahwa semua gereja lain diluar gerejanya adalah gereja yang sesat, demikian pula para pendetanya adalah pengajar ajaran sesat. Khusus bagi para teolog yang fanatic akan bersikukuh bahwa pandangan teologi nyalah yang paling benar sedang teolog teolog lain mengajar ajaran sesat. Anggota gereja dapat juga begitu fanatiknya terhadap pemimpin pujaannya sehingga cenderung menjadi kultus dan bersedia melakukan apa saja untuk pemimpin ini.

3.Menjadi fanatic ternyata bukan saja monopoli kaum yang beragama, bukan saja monopoli gereja dan orang Kristen, karena diluar sana dalam kehidupan masyarakat kita mendapati pula orang orang yang fanatic dengan obyek yang berbeda, Yang tidak kalah menjadi pemberitaan adalah fanatik dibidang sepakbola.

Fanatisme dalam sepak bola bisa sangat berbahaya bagi masyarakat mana pun, terutama orang-orang telah terlibat dalam semua hal buruk atas nama fanatisme. Contoh kasus fanatisme sepakbola yaitu permusuhan yang tumbuh hari demi hari, antara Mesir dan Aljazair.

Kedua negara memutuskan hubungan diplomatik atas pertandingan sepak bola ketika pertikaian terjadi di antara para penggemar kedua negara. Di Indonesia kaum fanatic terhadap kesebelasan sepabkbola  favoritnya juga dapat kita jumpai dan ketika dua kelompok fanatic bertemu terjadilah perkelahian masal.

4.Berikut ini beberapa jenis fanatisme yang berkembang di masyarakat, disamping apa yang telah disinggung diatas :

4.1.Fanatisme konsumen – seseorang mungkin saja demikian fanatiknya terhadap suatu merk handphne tertentu misalnya I-Phone dan yang lainnya fanatic terhadap Samsung. BErapapun harga produk tersebut akan dibayar. Kemanapun mereka akan mencarinya dan untuk produk baru mereka bersedia antri semalaman agar ketika besok toko dibuka mereka tidak sampai kehabisan hanphone tadi.

4.2.Fanatisme supremasi etnis atau ras. Contoh dalam sejarah Jerman yang mengunggulkan ras Arian diatas ras etnik lainnya.

4.3.Fanatisme ideologi/politik – akan terlihat sangat nyata kaum fanatic ini ketika terjadi pemilihan umum, mereka akan muncul untuk menjagokan ideologi atau partai politiknya dan disinipun sering didapati bentrokan antara kaum yang berbeda pilihan politiknya.

5.Dari uraian diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa fanatisme memiliki arti negatif karena terlalu focus meyakini kepada satu ajaran/ideologi, tokoh tertentu, kesukaan tertentu  dengan menutup diri kepada kemungkinan yang lain, karena menganggap fokusnya tadi yang paling benar dan yang lainnya salah dan kurang bermanfaat. Lebih gawat lagi ketika mempertahankan fanatisme nya tadi , mereka bersedia berkonfrontasi  baik secara verbal maupun tindakan agresi fisik terhadap pihak/golongan lain yang bertentangan dengannya. Mengingat itu semua kita semua harus mencoba menghentikan semua bentuk fanatisme diatas yang dimulai dengan diri kita masing masing. Tinggalkan pikiran yang sempit, dan perluaslah cakrawala berpikir kita. Beri tempat dan ruang kepada kemungkinan kemungkinan yang lain. Coba untuk mengerti orang lain dengan pilihan mereka yang berbeda. Bersedia untuk menerima perbedaan dan menghargai orang lain yang berbeda pilihan. Kasih kepada Allah dan sesama akan dapat menerima kepelbagaian manusia ciptaan Allah. Kasih Kristus terhadap sesama kalau dipraktekkan akan merobohkan tembok tembok fanatisme yang sempit. Kasih Kristus akan menghentikan kita dari Tindakan melibas dan melindas mereka yang berbeda keyakinan dan pilihannya dari kita. (Matius 22:37-40).

BACAAN REKOMENDASI:

1.Membebaskan Diri dari Fanatisme

https://kumparan.com/manik-sukoco/membebaskan-diri-dari-fanatisme

2.Pengertian Fanatisme, Ciri, Jenis, Dampak, dan Contohnya

https://ipsterpadu.com/pengertian-fanatisme/

3.AWAS VIRUS FANATISME

https://brotherhu.wordpress.com/tag/sikap-fanatik/