IMAN, KASIH DAN PENGHARAPAN
1 Tesalonika 1:3
Pulpit Commentary writes regarding faith…love…hope
https://www.preceptaustin.org/1_thessalonians_1:3-4
- Their order. Faith is the commencement of the spiritual life, love its progress and continuance, and hope its completion; faith is the foundation, love the structure, and hope the top-stone of God’s spiritual temple in the soul.
Urutannya: Iman memulai kehidupan rohani (sebagai pengikut Kristus), kasih merupakan kelanjutan serta kemajuannya dan harap adalah batu penutup(genteng) dalam bangunan bait rohani dalam jiwa.
- Their manifestations. Faith is seen by its works; love, by its self-denying exertions; and hope, by its patience and endurance.
- Their reference to time. Faith refers to the past, love to the present, and hope to the future.
I M A N
Kami selalu mengingat akan pekerjaan imanmu ( 1 Tes.1:3)
1.Rasul selalu ingat dan sekaligus mengingatkan akan iman anggota jemaat Tesalonika. Iman ini bukan sekedar diucapkan dimulut, atau ada dipikiran atau dihati, tetapi dibuktikan dengan pekerjaan sehingga disebut sebagai pekerjaan imanmu. Dalam konteks jemaat Tesalonika, mereka percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juru Selamat dan Tuhan sebagai satu satunya jalan keselamatan dan kehidupan; dan diiringi dengan pekerjaan atau Tindakan meninggalkan masa lalu, kepercayaan kepada berhala berhala yang tadinya dianggap sebagai yang patut disembah untuk memberi keselamatan dan keberkatan. (1 Tes.1:9). Itu bagi orang orang kafisr bukan Yahudi, sedangkan bagi orang Yahudi yang tadinya percaya bahwa keselamatan dapat dikerjakan sendiri melalui melakukan hukum Taurat, ini mereka tinggalkan dengan mempercayai Tuhan Yesus yang telah dengan sempurna mengerjakan hukum Taurat untuk keselamatan mereka.
2.Patut kita ingat bahwa iman itu bukan muncul dari diri kita. Iman itu bukan karena seseorang mau beriman dan yang lainnya tidak mau beriman. Iman disini ada yang mendahuluinya yaitu kasih anugerah yaitu pemberian Allah yang tidak memperhitungkan kebaikan kita. Kasih anugerah semata mata berdasarkan kebaikan Allah 100 persen yang memberi iman kepada kita yang dipilihnya.(1 Tes.1:4). Efesus 2:8 – Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan w oleh iman ; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah. Kasih karunia atau anugerah Allah tidak kelihatan tetapi iman yang ada dalam diri seseorang akan kelihatan dalam perbuatan dan pekerjaannya yang beriman atau percaya kepada Tuhan Yesus. SElanjutnya iman ini akan kelihatan lagi dalam segala perbuatannya yang melakukan apa yang menjadi kehendak Allah, menyenangkan Allah, hidup kudus, melakukan apa yang baik dan berguna bagi sessama.
Wayne Grudem defines faith that saves one’s soul…
https://www.preceptaustin.org/1_thessalonians_13-4
Saving faith is trust in Jesus Christ as a living person for forgiveness of sins and for eternal life with God. This definition emphasizes that saving faith is not just a belief in facts but personal trust in Jesus to save me… The definition emphasizes personal trust in Christ, not just belief in facts about Christ. Because saving faith in Scripture involves this personal trust, the word “trust” is a better word to use in contemporary culture than the word “faith” or “belief.” The reason is that we can “believe” something to be true with no personal commitment or dependence involved in it. (Grudem, W. A. Systematic Theology: An Introduction to Biblical Doctrine Zondervan) (Bolding added)
Iman yang menyelamatkan adalah percaya(trust) kepada Yesus Kristus, pribadi yang hidup yang dapat memberikan pengampunan dosa dan kehidupan kekal dengan Allah. Iman yang menyelamatkan bukan saja percaya kepada fakta fakta akan siapakah Yesus Kristus (seperti dipaparkan dalam Alkitab), tetapi percaya secara pribadi kepada Yesus yang menyelamatkan saya. ,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,.